KABAR BAIK VOL.115/2016 ? #LoveWin!

24 Apr 2016 | Kabar Baik

KABAR BAIK HARI INI, 24 APRIL 2016

Yohanes 13:31-33a,34-35
Sesudah Yudas pergi, berkatalah Yesus: “Sekarang Anak Manusia dipermuliakan dan Allah dipermuliakan di dalam Dia.

Jikalau Allah dipermuliakan di dalam Dia, Allah akan mempermuliakan Dia juga di dalam diri-Nya, dan akan mempermuliakan Dia dengan segera.

Hai anak-anak-Ku, hanya seketika saja lagi Aku ada bersama kamu. Kamu akan mencari Aku, dan seperti yang telah Kukatakan kepada orang-orang Yahudi: Ke tempat Aku pergi, tidak mungkin kamu datang, demikian pula Aku mengatakannya sekarang juga kepada kamu.

Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi.

Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.”

Renungan

Semua orang yang mengasihi adalah murid Yesus?

Nanti dulu, jangan terburu-buru? Ada baiknya kita bertanya apakah kasih itu?

Sejauh yang kutahu, tak ada satupun yang punya definisi pasti. Atau kalaupun ?cukup pasti? yang lebih bisa memastikan justru tindakan yang berlandaskan kasih yaitu mengasihi terlepas besar-kecilnya, salah-benarnya..

Seorang pria muda dimabuk asmara. Ia mendefinisikan kasih kepada pasangannya sebagai serangkai bunga mawar wangi di malam minggu yang ranum?

Seorang ibu mendefinisikan kasih sebagai rasa perih di sekitar puting susu karena ludes digigit anak oroknya yang tak bosan minta tetek daripadanya?

Pria setengah baya mengartikan kasih sebagai menikahi seorang lagi disamping istri tuanya karena ia merasa kasihnya telah cukup berlipat ganda sehingga tak cukup untuk dilimpahkan hanya kepada satu istri? padahal ia sendiri seperti halnya kita tak tahu apa definisi cinta itu sendiri.

Mengasihi itu bagiku ibarat membangun puzzle tanpa kita tahu pasti seperti apa gambar besar ketika jadi nanti.

Setiap tindakan kasih yang kita lakukan adalah menempelkan potongan puzzle demi puzzle ke tempatnya secara tepat.

Ketika aku menyelimuti anak-anak yang kedinginan di malam hari, aku sedang menempelkan keping puzzle.

Tapi tak jarang, mengasihi itu juga harus marah-marah seperti Ahok. Sah? Sah! Selama kemarahannya bukan berdasarkan nafsu dan ego tapi karena kita yakin dan percaya bahwa orang yang dikasihi memang baru akan sadar sedang dikasihi melalui cara-cara yang seolah tak ber-peri-kasih-an itu!

Pernah pula kita dikejutkan cinta yang seolah berbuah kecut bagi yang mengasihi. Munir adalah contohnya. Kasihnya begitu besar bagi bangsa dan negara, ia mau melewatkan begitu banyak kesenangan dunia dan peluang untuk menjadi pejabat yang lebih tinggi lagi. Bahkan ia harus mati diracun karena tindakan mengasihinya.

Belum lama berselang, ketika orang berteriak LoveWin untuk melegalkan pernikahan sejenis, sebagian dari kita bingung apakah itu benar-benar ?love? atau ?lust??

Pada persimpangan seperti itu, seolah kita bingung menaruh keping puzzle karena tak tahu pasti dimana harus ditempatkan karena lekuk-lekuknya tak sepasang dengan samping kanan dan kirinya.

Dalam keadaan begini tentu tak seharusnya kita memaksa untuk memasukkan keping itu dalam gambaran cinta karena memang tak semua puzzle harus dipasang karena tak semuanya berpasangan, kan?

Lalu hingga kapan gambaran puzzle akan mencapai kelengkapannya dan kita mendapatkan gambar sejatinya?

Kalau kamu tak mudah percaya, tunggu saja hingga akhir jaman, di saat itu semua keping puzzle telah usai terlengkapi.

Tapi bisa juga kamu tak perlu menunggu lebih lama, cukup membaca dan menghayati Kabar Baik hari ini bahwa siapapun yang mengasihi, ia adalah murid Yesus.

Artinya? Yesus adalah kasih itu sendiri. Ia adalah alasan setiap kita melakukan tindakan mengasihi. Ia adalah gambar akhir dari puzzle yang sudah, sedang dan akan terus kita rangkai.

Jadi, apakah semua orang yang mengasihi itu adalah murid Yesus?
Jelas, iya! Ya jelas!

Tapi apa kamu merasa bahwa kamu adalah muridNya meski kamu bukan Kristen, atau katakanlah kamu kristiani tapi tak sekalipun kamu pernah menaruh namaNya dalam kamus hidupmu?

Ya kalau itu urusanmu sendiri-sendiri…

Sebarluaskan!

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.