KABAR BAIK VOL.11/2016 ? Siapa bisa menolakNya?

11 Jan 2016 | Kabar Baik

KABAR BAIK HARI INI, 11 JANUARI 2016

Markus 1:14-20
Sesudah Yohanes ditangkap datanglah Yesus ke Galilea memberitakan Injil Allah, kata-Nya: “Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!”

Ketika Yesus sedang berjalan menyusur danau Galilea, Ia melihat Simon dan Andreas, saudara Simon. Mereka sedang menebarkan jala di danau, sebab mereka penjala ikan. Yesus berkata kepada mereka: “Mari, ikutlah Aku dan kamu akan Kujadikan penjala manusia.” Lalu merekapun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia.

Dan setelah Yesus meneruskan perjalanan-Nya sedikit lagi, dilihat-Nya Yakobus, anak Zebedeus, dan Yohanes, saudaranya, sedang membereskan jala di dalam perahu. Yesus segera memanggil mereka dan mereka meninggalkan ayahnya, Zebedeus, di dalam perahu bersama orang-orang upahannya lalu mengikuti Dia.

RENUNGAN

Komentar pertamaku waktu membaca perikop Kabar Baik hari ini, beberapa tahun lalu adalah, ?Cerita ini boong banget!?

Mana ada sih orang yang pekerjaanya sebagai nelayan, didatangi seorang yang lain lalu diajak untuk ?menjala manusia? dan ia nurut saja bahkan memutuskan untuk meninggalkan ayahnya?

Udah gitu, orangnya nggak cuma satu, tapi empat yaitu Simon yang lantas dipanggil Petrus, Andreas, Yakobus dan Yohanes?

Kalau aku jadi salah satu dari mereka, barangkali aku akan menolak atau setidaknya mengambil waktu untuk berpikir tentang,

Siapa Yesus? Belum kenal kok ngajak untuk menjala manusia?

Bagaimana keluargaku? Siapa yang akan menafkahinya kalau aku ikut Yesus?

Apa aku mampu untuk menjala manusia? Kenapa Yesus percaya aku mampu?

Tapi lantas persepsi miringku tentang perikop ini berubah setelah sebuah kejadian terjadi di masa lalu.

Dulu pernah ada seorang kawan bekerja sebagai manajer hotel di Jogja. Kebetulan ia kukenal karena hotel tempatnya bekerja adalah klien perusahaanku.

Suatu waktu, ia menelpon dan berpamitan bahwa ia akan mengundurkan diri dari jabatannya. ?Waduh, pindah kemana, Bos?? tanyaku.

Ia tak menjawab saat itu, ?Kalau diomongin lewat telepon nggak seru, Bos Donny! Yuk ngupi-ngupi nanti kuceritain!?

Karena aku adalah orang yang haus dengan gosip (hahahahaha!) aku segera menyaguhi ajakan pertemuan itu dan di satu sore yang menyenangkan, di tengah ribuan langkah orang berlalu lalang di sebuah pusat pertokoan di Jogja, aku ngopi bareng dia.

?Jadi ada yang ngajakin aku bisnis, Bos!? tukasnya sambil menyeruput latte.
?Wow, pasti bisnisnya gede banget nih sampe si Bos memutuskan keluar??

?Kok gitu??
?Halah, Bos! Gaji jadi manajer di hotel kan gede! Kalau kamu keluar berarti bisnis yang baru itu nawarin gaji yang lebih guede lagi!?

Ia tertawa?
Rupanya ia keluar karena diajak berbisnis ala multi level marketing atau MLM dan rupanya salah satu alasan untuk ngopi sore itu selain menceritakan alasan keluarnya adalah juga sekalian mengajakku untuk bergabung di bisnis tersebut.

?Wah, gitu ya? Nanti deh kupikirin dulu, Bos!? kilahku.
?OK, tapi jangan kelamaan mikirnya, saya aja langsung keluar masa Bos Donny yang kenalannya seabrek ga keluar juga?? (Untung dia ngga ngomong, ?Aku yang gajinya gede aja keluar kok masa Bos Donny yang gajinya ga gede ga keluar?? hahahaha)

Sepulang dari acara ngopi-ngopi itu aku jatuh dalam permenungan. Bukan! Bukan karena aku tertarik pada tawaran bisnis MLM-nya, tapi aku mencari arah logika, bagaimana ia yang sudah bekerja dengan mantap, didatangi seseorang, diajak berdiskusi lalu memutuskan keluar!

Ia pasti melihat ada masa depan yang cerah, yang menggairahkannya!

Atau jangan-jangan orang yang menawarinya bisnis menggunakan guna-guna atau muslihat yang penuh tipu daya?

Di titik itu, aku mendapatkan jawaban kenapa dulu Simon, Andreas, Yakobus dan Yohanes tertarik pada ajakan Yesus.

Kalau kawanku yang manajer hotel itu saja bisa terpikat oleh seseorang yang menawarinya MLM, bagaimana tidak mungkin keempat murid pertama Yesus itupun terpikat oleh Orang yang adalah Allah, Allah yang mewujud daging dalam diri?Yesus?

Jawabannya bukan karena Simon, Andreas, Yakobus dan Yohanes yang menerima, yang terbuka pada ajakan Yesus. Kenapa? Karena saat itu mereka pasti belum tahu (bahkan Yesu harus bertanya pada Simon beberapa saat setelah kejadian itu tentang siapakah Dia menurut pendapat Simon hingga tiga kali berturut-turut, hal ini menandakan ketidaktahuannya saat itu).

Jawabannya adalah karena mereka berempat, sama seperti kita yang sekarang percaya, tak bisa berkuasa atas kemauan diri kita sendiri untuk menolak ajakan kasih Allah! Ketika Tuhan sudah menghendaki, Simon, Andreas, Yakobus, Yohanes tak punya jawaban ‘tidak’ dalam kamus mereka. Ingat, bukan kita yang memilih, tapi Ia yang memilih kita.

Aku tak tahu nasib kawanku yang manajer hotel tadi. Lama kudengar perusahaan yang menggunakan pola MLM dan dijadikan sebagai bisnis olehnya telah bangkrut. Semoga ia baik-baik saja…

 

Sebarluaskan!

2 Komentar

  1. analogi cerita yang menarik,mas
    ga nyangka bisa mengambil pengalaman iman dr cerita ajakan MLM

    pengalaman iman itu sebetulnya mungkin ada di setiap kejadian keseharian kita ya…tapi gimana kita bisa merenungkannya itu yang setiap orangnya bisa berbeda

    hebat lho,mas bisa melihat kembali pengalaman yang dulu-dulu dan merenungkannya kembali
    mantab dan salut

    Balas
    • Makasih Dik Ndaru :) Selamat mempersiapkan hari baik ya ;)

      Balas

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.