KABAR BAIK VOL.109/2016 ? Pencuri yang menyaru sebagai domba

18 Apr 2016 | Kabar Baik

KABAR BAIK HARI INI, 18 APRIL 2016

Yohanes 10:1 – 10
“Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya siapa yang masuk ke dalam kandang domba dengan tidak melalui pintu, tetapi dengan memanjat tembok, ia adalah seorang pencuri dan seorang perampok; tetapi siapa yang masuk melalui pintu, ia adalah gembala domba.

Untuk dia penjaga membuka pintu dan domba-domba mendengarkan suaranya dan ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya dan menuntunnya ke luar.

Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia berjalan di depan mereka dan domba-domba itu mengikuti dia, karena mereka mengenal suaranya.

Tetapi seorang asing pasti tidak mereka ikuti, malah mereka lari dari padanya, karena suara orang-orang asing tidak mereka kenal.”

Itulah yang dikatakan Yesus dalam perumpamaan kepada mereka, tetapi mereka tidak mengerti apa maksudnya Ia berkata demikian kepada mereka.

Maka kata Yesus sekali lagi: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Akulah pintu ke domba-domba itu.

Semua orang yang datang sebelum Aku, adalah pencuri dan perampok, dan domba-domba itu tidak mendengarkan mereka.

Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput.

Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.

Renungan

Pintu itu utama.
Di bandar udara, pintu pemeriksaan amatlah menentukan apakah kita layak terbang atau tidak.

Barang-barang yang melekat pada kita harus dipisahkan dan dimasukkan ke pintu yang lainnya untuk diperiksa adakah yang membahayakan dari yang tidak.

Kita disuruh melewati ?gawang? pintu, lalu ketika lampu detektor menyala, petugas langsung meminta kita menghentikan langkah dan memeriksa kita dengan metal detector di tangannya.

Dalam Kabar Baik hari ini, Yesus mengibaratkan diriNya sebagai pintu. Pintu kandang yang dipenuhi domba dan domba-domba itu adalah kita, yang percaya kepadaNya.

Hanya mereka yang keluar masuk melalui Pintu akan selamat.

Lalu bagaimana dengan pencuri?
Yesus tidak menjelaskan terlalu detail. Ia hanya memberi label, membubuhkan definisi bahwa mereka yang masuk tidak melalui pintu adalah pencuri.

Karena tidak terlalu detail aku mencoba mengembangkan renungan ini.

Aku membayangkan, ketika pencuri masuk lalu bersicepat mencuri domba dan membawanya keluar, sekali dua kali mungkin berhasil, tapi yang ketiga dan seterusnya tertangkap karena ketahuan Sang Tuan.

Tapi bagaimana dengan pencuri yang masuk ke kandang dan karena tahu bahwa jika ia keluar sekarang akan ketahuan, pencuri itu lantas memilih untuk bersembunyi di dalam kandang.

Ia menyaru sebagai domba yang lain lalu pelan-pelan meracuni domba-domba itu hingga mati lalu dibuang Tuannya keluar. Diluar, kawan-kawan si pencuri sudah menunggu untuk menjual daging domba itu ke pasar-pasar di sekitar kandang.

Bagaimanakah Sang Pintu akan peka terhadap hal tersebut?

Lalu, bagaimana dengan persoalan sex abuse yang terjadi di lingkungan gereja??Aku mengibaratkan hal ini sebagai gereja kemasukan pencuri domba seperti yang kutuliskan barusan di atas.

Para oknum imam yang melakukan pelecehan seksual adalah para pencuri itu. Pencuri yang menyaru menjadi penggembala domba. Ia tak membawa keluar hasil curiannya, tapi menyantap curiannya justru di balik dinding tebal Gereja.

Akankah Yesus sebagai Pintu mengetahui semua hal yang terjadi??Bukankah Ia Anak Allah yang Maha Tahu?

Jika tahu, kenapa Ia seolah membiarkan hal ini terjadi?

Tak semua renungan harus berkesimpulan dan hari ini adalah salah satunya.

Selamat melanjutkan renungan ini dan simpulkan sendiri-sendiri…

Sebarluaskan!

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.