KABAR BAIK VOL.103/2016 ? Roti Hidup

12 Apr 2016 | Kabar Baik

KABAR BAIK HARI INI, 12 APRIL 2016

Yohanes 6:30 – 35
Maka kata mereka kepada-Nya: “Tanda apakah yang Engkau perbuat, supaya dapat kami melihatnya dan percaya kepada-Mu? Pekerjaan apakah yang Engkau lakukan?

Nenek moyang kami telah makan manna di padang gurun, seperti ada tertulis: Mereka diberi-Nya makan roti dari sorga.”

Maka kata Yesus kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya bukan Musa yang memberikan kamu roti dari sorga, melainkan Bapa-Ku yang memberikan kamu roti yang benar dari sorga.

Karena roti yang dari Allah ialah roti yang turun dari sorga dan yang memberi hidup kepada dunia.”

Maka kata mereka kepada-Nya: “Tuhan, berikanlah kami roti itu senantiasa.”

Kata Yesus kepada mereka: “Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.

Renungan

Pernyataan Yesus tentang Roti Hidup dalam Kabar Baik hari ini menunjukkan betapa pilihan Allah untuk menurunkan anakNya dalam wujud manusia adalah sesuatu yang tepat.

Kenapa? Yesus menggunakan pendekatan yang amat sederhana tapi sekaligus kompleks kali ini.

Ia tahu kekhawatiran dasar manusia yang paling manusiawi adalah rasa lapar. Terlebih, Ia mengetahui apa yang Ia lakukan dengan memberi makan lima ribu orang hanya menggunakan lima roti dan dua ikan akan diperbandingkan oleh orang-orang Israel dengan kejadian Musa dan roti Manna pada leluhur mereka.

Tapi justru berawal dari kisah Musa, Ia mengukuhkan keberadaan diriNya sebagai ?roti yang benar? dari surga.

Apakah ini berarti ada roti yang tidak benar yang berasal dari surga??Tentu tidak! Tapi lebih harus dipandang sebagai apapun rotinya, jika berasal dari surga, ia adalah roti yang benar.

Lalu dalam konteks sekarang, bagaimana kita harus menelaah pernyataan Yesus sebagai Roti Hidup?

Aku tertarik untuk meletakkan istilah Roti Hidup itu sebagai lambang kasih yang tak berkesudahan. Kasih itu menghidupkan karena hidup tanpa kasih adalah sebuah lorong gelap yang berujung kematian kekal.

Sebagai orang Katolik, Roti Hidup bisa kita letakkan dan mewujud dalam perayaan ekaristi dan penerimaan komuni.

Jadi mana yang lebih penting, roti hidup sebagai wujud nyata dalam ekaristi atau roti hidup sebagai lambang kasih?

Keduanya tak bisa dipisahkan
Perayaan ekaristi adalah puncak hidup kristiani sebagai lambang pemberian kasih yang sejati sebagai warisan sejak Kamis Putih yang diperintahkan oleh Yesus sendiri.

Lamat-lamat aku teringat pertanyaan unik dari kawan non-katolik kepadaku, ?Orang Katolik itu aneh, Tuhan aja dimakan? Apa nggak arogan, apa nggak kanibal??

Untuk orang seperti itu aku pernah menjawab begini, ?Duh.. terlalu susah untuk menjelaskan pada kalian dalam sejam dua jam. Saranku, jika kamu tertarik dan penasaran, datanglah ke Gereja Katolik terdekat, ikuti upacaranya, daftarkan diri dalam pelajaran calon baptis.?

Lalu?
?Kalau kamu sudah mendapatkan jawabannya dan kamu tidak puas, keluarlah.. Tapi kalau kamu belum ketemu, teruslah bertahan setidaknya untuk mencari jawaban. Penasaran itu nggak baik untuk dibawa mati lho!?

Sebarluaskan!

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.