Jika setan pun tahu kebenaran, kenapa masih ada manusia yang menghina dan menyudutkan iman kita?

15 Jan 2020 | Kabar Baik

Aku tak bisa membayangkan bagaimana reaksi yang hadir dalam rumah ibadat malam sabat di Kapernaum waktu itu, Seperti ditulis dalam Kabar Baik hari ini. Yesus masuk dan mengajar lalu tiba-tiba saat mereka takjub mendengar pengajaranNya ada seorang kerasukan setan yang berkata-kata, ?Apa urusan-Mu dengan kami, hai Yesus orang Nazaret? Engkau datang hendak membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau: yaitu Yang Kudus dari Allah.? (Markus 1:24)

Kenapa setan sensi?

Kenapa setan yang ada dalam tubuh orang itu begitu sensi?

Menurut Ajaran Gereja dari hasil Konsili Lateran IV, pada mulanya setan dan roh jahat lainnya itu adalah malaikat yang berkodrat baik. Tapi karena atas kemauannya sendiri mereka menjadi jahat. Karena Setan secara tradisi pada awalnya adalah malaikat Allah. Mereka diusir dari Surga karena tak setuju rencana Allah untuk menciptakan manusia. Maka, sejak awal tentu mereka tahu rencanaNya untuk menurunkan Yesus maka ketika Ia datang ke dunia, pantas saja setan sensi karena setelah ribuan tahun akhirnya janji itu tergenapi!

Tahu vs Tidak Tahu Kebenaran

Apa yang bisa kita renungi dari Kabar Baik ini?

Seringkali kita merasa bahwa ada begitu banyak orang yang menghina dan menyudutkan kita karena iman yang kita anut. Apakah kita bisa bilang bahwa mereka adalah orang-orang yang derajatnya lebih rendah dari setan karena setan tahu keilahian Yesus sementara mereka tidak?

Tentu kita tidak boleh bersikap begitu!

Orang-orang seperti itu adalah orang-orang yang justru patut kita kasihani. Kenapa? Karena mereka tidak tahu kebenaran di saat setan pun tahu dan menyadariNya! Kita patut mendoakan dan memohon supaya Roh Kudus menaungi mereka sehingga dalam sisa umur yang mereka punya, Roh membimbing kepada kebenaran!

Tapi mereka itu sebenarnya sudah tahu, Don! Hanya saja tak mau tahu!

Sama saja! Kita tetap harus mengasihani mereka karena ketidaktahuan mereka akan pentingnya untuk mau tahu hal yang sudah ia ketahui itu!

Dan sebenarnya sebelum kita menyalahkan mereka yang menghina iman kita, ada baiknya kita melakukan refleksi diri, apa yang kita lakukan senadainya kita ada di posisi mereka? Apa yang akan kita lakukan seandainya kita ada di posisi yang ?tidak tahu? tapi lantas menyudutkan orang lain yang tak sepihak dengan kita? Apa yang akan kita perbuat seandainya kita adalah mereka yang merasa gak perlu tahu padahal sudah tahu?

Reynhard Sinaga dan repons yang kurang tepat

Ada sebuah daerah yang hendak lebih menggalakkan razia anti-LGBT gara-gara terkuaknya kasus Reynhard Sinaga beberapa waktu silam. Bagiku ini adalah respons yang sembrono dan sok tahu bahwa langkah itu adalah yang paling benar dalam rangka mencegah munculnya Reynhard-reynhard yang lain.

Apakah jika Reynhard itu adalah penjahat maka setiap orang yang berorientasi seksual sama dengannya adalah penjahat pula? Jika demikian, adakah semua heteroseksual itu salah hanya karena Hitler yang penjahat perang itu pun dulu juga seorang heteroseksual?

Tentu tidak!

Aku tidak membenarkan perilaku LGBT tapi urusan dosa, bukankah masing-masing dari kita juga memiliki dosa? Kenapa tidak fokus pada dosa dan kesalahan serta pembenahan diri kita sebelum berupaya sok tahu terhadap pergumulan orang lain?

Dan di atas segalanya, puncak ketidaktahuan atau ketidak-mau-tahu-an kita dalam perkara ini adalah kenyataan bahwa Tuhan yang kita sembah itu menghendaki kita untuk mengasihi sesama siapapun dia termasuk yang kita anggap berbeda.

Maka sebagai orang yang sudah dipermandikan, sebagai orang yang sudah menerima Roh Kudus, kita diajak untuk lebih mengetahui hal-hal yang belum kita ketahui secara arif dan bijaksana. Tidak asal menuduh karena kita bukan hakim. Tidak asal menyalahkan karena kita belum tentu benar.

Jangan salahkan orang lain yang mencibir, merendahkan dan bahkan mengkriminalisasi kita karena iman yang kita peluk jika kitapun belum bersikap sama terhadap hal-hal yang belum kita ketahui seutuhnya.

Sydney, 15 Januari 2020

Sebarluaskan!

2 Komentar

  1. Dari Zaman Sodom dan Gonora dimana Tuhan menghancurkannya karena dimana laki2 dan perempuan sudah ada LGBT itulah yg Tuhan membuat murka

    Balas
    • Lalu? Apakah kita ini Tuhan yang berhak untuk menghancurkan mereka?

      Balas

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.