Ide dicuri, seperti yang kutulis di tulisan berjudul Kepala temanmu kah tumpuan popularitasmu saat ini? sebenarnya bukan sesuatu yang baru atau jarang terdengar.
Hampir setiap orang yang merasa punya ide pernah pula merasa bahwa ide yang dipunyainya itu dicuri; jadi kalau kamu merasa tak punya waktu untuk membaca tulisan ini selengkapnya, solusi awal kusampaikan di sini, jangan merasa pernah punya ide supaya ide itu tak tercuri. Gampang, kan?
Ide yang menghampiri
Bagiku, ide tidak muncul dari dalam diri, aku pernah menuliskannya di sini. Ia adalah sebuah ‘entitas bersayap’ yang hidup di sekitar kita. Kalau kita beruntung atau sudah ditetapkan demikian, ia menghampiri. Kalau tidak, ya barangkali kita akan dihampiri ide lain. Ide itu bergerak bebas untuk menghampiri siapapun seperti halnya udara dan air..
Kalian boleh tidak percaya dengan pemikiranku di atas, tapi coba pikirkan, kalian pernah kan suatu waktu datang ke warung makan langganan? Berapa orang yang kalian temui baik yang kenal maupun tak kenal di sana dan sedang makan bersama?
Kalau kalian egois untuk berkata ide untuk makan di warung itu adalah milikmu seorang, kenapa kalian tak langsung mendatangi mereka dan toyor satu per satu kepalanya dan bilang “Heh, kamu nyuri ideku ya? Kok tiba-tiba makan di sini!?”?Berani?
Boro-boro ditimpuk sesama pelanggan yang lainnya, pisau dapur sang empunya warung bisa jadi menancap dalam ke leher sampeyan karena tanpa ide yang sama untuk makan di warungnya, dari mana warungnya bisa ramai dan darimana pula ia akan berpenghasilan membelikan bh istrinya dan celana dalam anak-anaknya?
Ide tak pernah orisinal
Ide itu tak pernah orisinal jika pembandingnya adalah ide yang menghampiri kita dan ide yang menghampiri orang lain. Justru kitalah yang sebenarnya sanggup menambahkan orisinalitas ketika ide itu kita implementasikan!
Ide itu tak pernah orisinal… kitalah yang sebenarnya sanggup menambahkan orisinalitas ketika ide itu kita implementasikan!
Orang bilang ide John Lennon untuk membuat lagu Imagine itu orisinal, tapi sebenarnya tidak!
Idenya kan tentang perdamaian karena waktu itu, 1971, udara dunia masih beraroma perang Vietnam. Tapi bagaimana dengan Black Sabbath yang juga dihampiri ide yang sama? Mereka mengeluarkan lagu ‘War Pigs’ pada 1970, setahun sebelum Mr. Lennon merilis lagunya. Siapa mencuri siapa? Para fansnya John Lennon akan terimakah kalau dibilang panutannya mencuri ide Black Sabbath? Bagaimana juga kalau sebaliknya? Ribet, kan???
Tapi lagu Imagine sendiri jadi terkesan sangat orisinal karena John Lennon mengeksekusi ide itu dengan lirik yang bagai palu godam dan notasi yang benar-benar berbeda, khas miliknya.
So, implementasi ide sebagai wujud untuk mengorisinalkan gagasan adalah mutlak kalau tak mau ‘dicuri’ karena bener deh, kamu akan kerepotan sendiri dan waktumu akan habis untuk menengarai siapa yang mencuri what-so-called idemu nan orisinil ituk!
Ber-komunitas-lah dan transformasikan ide menjadi ide 2.0
Kalau kamu masih ngotot bahwa ide bisa dicuri orang lain, baiklah. Solusi lainnya adalah share-kan idemu ke orang lain!
Hah? Gimana sih lha wong ogah kecurian kok malah disuruh membagikan!?
Iya! Bagikan idemu ke orang lain asal syaratnya, pastikan orang lain itu adalah orang yang kau kenal baik.
Tapi orang kan bisa berubah, Don? Kadang bisa baik, lain waktu bisa tak baik?! Benar! Benar sekali! Kalau begitu kenapa tak kau cari beberapa orang yang lainnya untuk sama-sama kau jadikan tempat share bagi idemu alias, bangun komunitas!
…kontribusi mereka justru akan menguatkan idemu dan orisinalitasnya lebih susah lagi dicuri karena orisinalitas itu milik komunitas.
Jadi, membangun komunitas untuk jadi tempat sharing ide adalah salah satu solusi lateral mencegah pencurian ide. Apalagi kalau lantas kamu mengajak kawan-kawan sekomunitasmu itu untuk mengembangkannya bersama-sama, alhasil kontribusi mereka justru akan menguatkan idemu dan orisinalitasnya lebih susah lagi dicuri karena orisinalitas itu milik komunitas.
Kalaupun pada akhirnya ada pengkhianat yang mencuri, secara sepihak ia akan mendapatkan hukuman sosial yang setimpal dari komunitas dan kamu sebagai ‘pemilik’ ide bisa berujar bahwa apapun hasil dari ide yang dicuri, tak lebih adalah semacam varian, turunan dari produk yang kamu hasilkan. Enak dan simple, kan?
Sebentar… berarti kamu mau omong bahwa kita perlu meng-opensource-kan ide, Don?
Tepat sekali atau kalau mau pakai istilah lain, ide yang di 2.0 kan alias di komunalkan! Prinsip open source, dengan menggulirkan lalu mengimplementasikan ide bersama-sama dalam komunitas adalah hal yang bahkan kini ditempuh oleh banyak perusahaan besar di dunia setelah mereka tahu bahwa kekuatan komunitas adalah nyata.
Selain itu, simply karena otak milik seorang dibandingkan dengan otak beberapa orang yang bervisi dan misi sama itu tak ada apa-apanya! Ada begitu banyak proses daur hidup produk yang merupakan implementasi ide akan banyak terbantu dengan oto-koreksi dari komunitas tersebut.
“Wah, tapi kalau begitu, kita bisa dapat duit darimana, Don?”
Nah! Inilah kesalahan ter-fatalmu sebenarnya! Kita hidup perlu uang, tapi tak perlu menilai semua hal dalam hidup ini dengan uang, kan?
Kamu tahu Linus Torvalds? Ia adalah orang yang menginisiasi pembangunan operating system Linux pada tahun 1990. Ia lantas meng-opensource-kan pengembangan Linux dan kini telah menjadi salah satu operating system yang hebat. Kekayaan Linus jika dibandingkan dengan Bill Gates, pendiri Microsoft yang memproduksi Microsoft Windows, mungkin tak ada seujung kukunya padahal Linus mungkin punya peluang yang sama besar dengan Bill untuk menjual lisensi Linux sekeren penjualan lisensi Windows.
Tapi pernahkah kamu mendengar berita tentang Linus dan keluarganya kelaparan dan menjadi peminta-minta di trotoar? Tidak kan?
Artinya apa, hidup ini tak melulu perlombaan banyak-banyakan mengumpulkan uang dari ide yang kita aku-aku sebagai milik kita, kok! Hidup itu bagaimana soal menyelesaikan yang harus diselesaikan dengan sebaik-baiknya dan berguna bagi yang lain. Itu saja!
Ide yang lebih kedap curi adalah ide yang dibagikan kepada komunitas yang kalian percaya untuk sama-sama diimplementasikan dengan baik dan benar.
Jadi wahai kalian yang merasa hebat karena punya ide ter-orisinil dan tak ingin dicuri, berpikirlah berbeda mulai saat ini. Transformasikan idemu, komunalkan! 2.0-kan! Ide yang lebih kedap curi adalah ide yang dibagikan kepada komunitas yang kalian percaya untuk sama-sama diimplementasikan dengan baik dan benar.
Sudah?
Oh, kalian masih belum terhibur dengan penjelasanku dan jengkel karena kecurian ide? OK, tenang… tenang! Begini, berapa kali kamu makan dalam sehari? Tiga kali? Berapa kali dalam seminggu? duapuluh satu kali? Dalam sebulan? Setahun?
Nah dengan makan sebanyak itu, masak kamu hanya sekali sanggup seumur hidup dihampiri ide dan tak punya kesempatan untuk ber-ide lagi?
Jangan takut!
Hidup-matimu, kuyakin, tak diatur oleh satu ide yang kamu sayang-sayangi sampai kebangetan itu. Justru sebaliknya, ide merasa dicuri, bersiaplah untuk menyambut hampiran ide yang lainnya. Sambil menyiapkan itu, berkawan dan berkomunitaslah siapa tahu kawan sekomunitasmu dihampiri ide yang tak kalah kerennya lalu memantik kalian untuk ditemui ide yang lebih keren dan keren dan keren lainnya?
Itu, kan yang kalian pinta?
Idealis platonis hahahaha
Kalau imajinasiku seperti ini
Jadi ide itu kayak burung imajinasi yang berterbangan disekitar kita. Bila kita tenang sejenak, burung-burung itu akan mendekati kita. Kita bisa menyentuh, bisa bermain, bisa mengajak burung itu kemana-mana. Tapi selamanya, burung itu tidak pernah bisa menjadi milik kita. Ia bisa terbang kapanpun, ia bisa menghampiri siapapun selain kita.
Nah gimana biar burung itu tidak dicuri orang lain. setuju, ajak burung itu ke pertemuan, perkenalkan burung itu sebagai teman kita. Orang-orang cenderung respek, dan ketika dicuri pun, orang-orang komunitas akan melaporkan dan mendukung kita
hanya imajinasi sih
Mirip ya… kesamaannya ‘bersayap’. Hayo kamu pasti niru ideku untuk ngomong bahwa ide itu bersayap.. ini kan ideku?! Wakakaka…
Ketakutan ide dicuri itulah yang membuat kita jalan ditempat, padahal kenyataannya begitu ide itu dirilis ide tersebut secara otomatis milik semua orang. Ide bukanlah sebuah verifikasi untuk jadi sukses. Ide adalah ide, dan belum jadi apa-apa. Penentuan kesuksesan sebuah ide justru pada perwujudannya dan lebih jauh lagi manfaat yang bisa dibagikan begitu ide tersebut terwujud.
Jadi sudahlah….tak perlu bangga dengan hanya sebuah ide. Mari wujudkan…..jika tidak bisa sendiri ya beramai-ramai :-) Dengan begitu as soon as ide tersebut kita bisa sedikitnya berbangga dengan memberikan manfaat kepada orang lain :-)
Satu kebanggaan nih dikomentari Abang Edwin SA :)
Padahal aku dah punya ide lho untuk buat tulisan seperti di atas……., malah kedisik’an #huh
Judule kesuwen brarti :)
kl di dunia kerjaku skrg malah idenya bisa sama semua, yg membedakan adalah eksekusi dan cara jualannya, kl cm ide doang tanpa dieksekusi sih bs dibilang suatu saat ya akan ada yg membuatnya :)
kembali ke postingan yg awal, ya tinggal menemukan kapan bs legowo dgn teman yg dianggap mencuri idenya hihihi~ dan yg pasti kelebihannya kita mjd tau kualitas seperti apa yang dipunyai oleh teman kita tersebut :)
idenya dan.. hastagnya sama ya, Dut hahahaha :) *peace
pdh aku ngobrolinnya apps loh wahahahahaha~ kl buzzer mah kl ada yg nawarin ya embat aje (LMAO)
Ide juga tak pernah habis kan mas?
Benar, Bli! :)
ide yang dicuri berarti ide yang berharga (?). btw aku senang dengan kata-katamu: Hidup itu bagaimana soal menyelesaikan yang harus diselesaikan dengan sebaik-baiknya dan berguna bagi yang lain. cocik banget! :)
cicok! :)
Maaf ya, lagi ndak punya ide untuk berkomentar banyak. ;)
Salam persahablogan,
@wkf2010
ra mbois blas! :)
ide bisa dicuri.. tapi bukan soulnya..
Based on true story ya, Mbak Madam hehehe :)
Ide 2.0 suka dengan istilah ini…. ide kalau disimpan tidak diceritakan kepada orang lain tidak akan kemana mana. Kata orang orang yang sukses, malah sebaiknya diceritakan karena kali kali ada yang bantu mewujudkannya.
Open source is the main idea! :) Great!