Jangan-jangan kita kena rabun dekat

31 Jul 2014 | Cetusan

blog_rabun

Seorang kawan bertanya kepadaku lewat Facebook beberapa waktu lalu, ?Bro, apa yang harus kita lakukan untuk menghadapi penganiayaan ISIS terhadap kaum Nasrani di Irak??

Aku jarang bertanya soal agama ke kawan (terutama yang kukenal lewat Facebook) tapi dari namanya, kutebak dia seiman denganku, Kristiani. Meski demikian dalam hati aku berpikir kenapa dia bertanya kepadaku? Apakah dikiranya aku ini seorang bijak? Atau nabi yang layak ditanya tentang satu hal yang penting seperti itu? Pendapatku belum lagi mampu menjatuhkan hujan ataupun mendatangkan terang, kan?

Tapi baiklah, ini pendapatku?

Dua hal terbaik yang harus kita lakukan untuk menyikapi penganiayaan ISIS terhadap kaum Nasrani di Irak adalah berdoa dan menyatakan sikap berpihak kepada yang lemah.

Dua hal ini harus kita lakukan kepada siapa saja yang teraniaya tak peduli apapun agama, suku, ras dan golongannya.

Doa adalah lentera yang paling penting.
Di dalamnya ada kepasrahan karena ketidaktahuan kita terhadap rencana dan segala hal yang tak kelihatan dibalik semua yang kentara.

Di dalamnya juga ada penyesalan kita karena keterbatasan yang membuat kita tak mampu berbuat apa-apa untuk menolong mereka.

Sikap keberpihakan kepada yang lemah itu adalah dasar yang kuat karena seperti pernah diucapkan Desmon Tutu, uskup Anglikan di Afrika Selatan, ketika terjadi sebuah ketidakadilan dan kamu diam saja, kamu telah berpihak pada yang menekan ketimbang yang ditekan.

?Udah, gitu doang??
“Ya! Minimal begitu! Kalau mau lebih boleh tapi jangan dipaksakan nanti kebablasan.?

Kalau lantas ada yang bertanya, ?Loh, dimana solidaritasmu terhadap sesama kaum nasrani? Kok cuma segitu??

Jawablah bahwa solidaritas itu dibangun bukan atas dasar kotak-kotak bernama apapun entah itu agama, ras, suku, dan golongan. Solidaritas itu dibangun atas dasar kemanusiaan yang utuh. Seperti halnya misalnya kamu menemukan seorang nenek terjatuh, kamu tentu akan refleks menolong nenek itu tanpa perlu bertanya terlebih dulu, ?Nek, kamu kalau berdoa menghadap kemana? Agamamu apa? Kulitmu kok hitam?? kan?

Kalau ada lagi yang bertanya, ?Tapi mereka dilindas! Yang tak mau pindah agama dibunuh atau lari ke tempat yang terlindungi sementara kamu ongkang-ongkang kaki??

Jawablah begini,
Jika kamu senggang, punya waktu longgar dan punya kemampuan yang lebih, berikanlah bantuan dalam hal apapun berlandaskan rasa keberpihakan itu entah melalui sumbangan uang, menggalang suara di social media ataupun menulis seperti ini.

Kalau kamu super duper senggang dan nggak punya kegiatan serta tanggungan, mau berangkat pergi ke sana untuk membantu pun tak masalah asal dilakukan dengan tulus ikhlas.

Tapi kalau masih ada orang tua yang perlu kamu bikin senang, adik dan kakak yang akan tenang kalau kamu baik-baik saja terlebih kalau kamu punya anak dan istri/suami, hal terbaik menurutku adalah melanjutkan kehidupan seperti biasa, bekerja keras di bidang yang telah diberikan Tuhan kepada kita.

Aku percaya setiap orang diberi beban tanggungan sendiri-sendiri oleh Tuhan dan itulah yang harus diperjuangkan terlebih dahulu ketimbang yang lainnya.

Kalau lalu dia terdiam dan tak bertanya lagi, jangan ikut-ikutan diam.
Ganti bombardir dia dengan berkata bahwa Palestina kamu peduli?in? Orang-orang nasrani dikejar-kejar di Mosul kamu khawatir?in? Bagaimana anak-anak dan orang tua pengungsi di lereng Gunung Sinabung? Mereka yang tanah dan sumber airnya hilang di Porong menanti lumpur Lapindo mengering dan menyusut? Anak-anak di Papua yang orang tuanya pusing untuk berpikir apa yang perlu dimakan esok hari?

Kuyakin mereka akan terdiam.
Tapi jangan stop dulu. Lebih baik lagi di-gong-i dengan ini, ?Ibarat semut di seberang lautan tampak sementara gajah di pelupuk mata tak tampak, yang harus kamu lakukan adalah pergi ke dokter mata lalu ke toko kacamata untuk mendapatkan lensa baru karena jangan-jangan kamu terkena rabun dekat?!?

Sebarluaskan!

3 Komentar

  1. setuju Mas
    dengan share di sosmed sebenarnya kita sudah menujukkan bahwa kita peduli
    ga perlu ada caci maki atau apapun
    di jalan2 banyak yg buka kamp2 solidaritas tp apa ya tekan kana tenan
    jarang atau mungkin bahkan ga ada yg mau mikir sampai ke situ…

    Balas
  2. Atas dasar apapun ketidakadilan memang harus mendapat dukungan adalah yang lemahnya, bukan begitu mas?

    Balas
  3. Mungkin sama (atau mirip) halnya dengan ketika melihat pengemis di jalanan. Saya biasanya hanya memilih diam dan tidak memberi apa2, atau berdoa semoga pengemis itu menemukan jalan yang lebih baik.

    Balas

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.