Apa yang “didapat” dari jalan-jalan ke kebun binatang?
Duapuluh lima tahun yang lampau, kedua orang tuaku mengajakku pergi ke Gembira Loka untuk mengenalkanku pada binatang-binatang yang selama dulu hanya dikenalkan lewat cerita-cerita menjelang tidur.
Kemarin, ketika aku pergi ke Taronga Zoo bersama istri tercinta dan teman-teman yang juga kusayangi, semburat pikir yang muncul di benak adalah “Sampai kapan mereka akan bertahan melawan keganasan alam dan semakin meledaknya populasi manusia?”
Dan lebih jauh aku berpikir, kalau aku dianugerahi anak, dan katakanlah lima tahun lagi ketika ia beranjak kanak-kanak, pikiran apa yang akan muncul ketika membawanya ke kebun binatang?
Akankah aku berpikir seperti orangtuaku dulu, mengenalkannya pada binatang-binatang yang hidup di hutan belantara sana?
Atau aku akan diam dari cerita, menemaninya menikmati ice cream di depan kerangkeng singa serta macan selama mungkin dan memenuhi benaknya dengan meng-capture gambaran tokoh-tokoh binatang gagah perkasa itu sehingga ketika besar nanti ia akan masih sanggup teringat lalu bercerita bahwa dulu orang tuanya pernah mengenalkan pada binatang-binatang yang mungkin akan telah sangat sulit untuk ditemuinya selain melalui cerita-cerita saja, buah bibir saja.
Namanya Taronga Zoo dan telah berdiri sejak 7 Oktober 1916.
Tiket masuknya memang cenderung mahal, 39 dollar per orang, akan tetapi ketika kita masuk dan menikmati serta melihat betapa binatang-binatang yang ada di sana terawat teramat sangat baik, uang segitu menjadi tidak terlalu berarti.
Taronga Zoo tak hanya menempatkan binatang pada kebun standard. Mereka mendesain benar-benar detail untuk setiap habibat tiruan binatang sehingga menyamankan mereka untuk tetap hidup dan tidak “rindu rumah”.
Contohnya gambar di atas adalah tiruan hutan tropis tempat burung-burung tropis hidup.
Yang menarik, pada jam-jam tertentu, selain menonton pertunjukan para pawang memberi makanan, kita juga diberi kesempatan untuk tanya jawab pada para pawang tentang perangai binatang asuhannya.
Baru pertama kali kulihat, hewan sebuas macan dalam jarak sedekat ini tanpa harus dijinakkan terlebih dulu.
Ia tetap buas tapi ditempatkan begitu dekat karena menggunakan pembatas kaca saja!
Taronga Zoo tak hanya jadi kebun binatang saja, sama halnya dengan Gembira Loka yang kerap menggelar dangdut, di sini kerap pula digelar acara macam twilight ataupun keriaan lainnya. Sore itu, menjelang sunset, digelar acara kontes kembar maka dimana-mana hampir selalu kutemui ramp bayi seperti ini terutama untuk bayi-bayi kembar.
Ini adalah view yang bisa kita nikmati sembari jalan-jalan di zoo, sydney skyline!
Taronga Zoo tak hanya jadi tempat pamer binatang saja tapi juga balai konservasi dengan misi pengenalan informasi tentang hewan dan habitatnya kepada pengunjungnya. Aku aja baru tahu kalau penguin itu terdiri dari 17 jenis yang hidup di southern hemisphere!
Global warming juga ditanggapi sebagai isu yang mengancam ekosistem binatang-binatang yang tinggal di lautan. Taronga Zoo pun merasa bertanggung jawab untuk sounding hal itu.
Plakat tulisan ini sengaja kupotret untuk kukirimkan bagi kita, kalian dan mereka semua khususnya yang tinggal di Indonesia.
Betapa berharganya hutan negeri kita meski kita tahu harga tiap kayu yang kita tebang juga berharga puluhan hingga jutaan rupiah. :)
Kalau di LN, tiket masuk mahal, tapi binatangnya memang jadi terawat. Kalau di Indonesia, tiket masuk murah (masih disubsidi pemerintah), tapi rasanya kok perawatan agak kurang, ditambah kadang yang melihat menganggapnya seperti piknik ke Bonbin…bukan untuk mempelajari kehidupan binatang.
Dulu, saat tinggal di Yogya setahun, saya sering mengajak keponakan jalan-jalan ke Gembira Loka, saya dengar sekarang tak terawat…padahal dulu rasanya indah, di luar kota…sekarang udah ditengah kota, seperti bon bin Wonokromo.
(OOT: DV sedang dicari Silly…di FB. Mungkin nanti Yoga, yang lebih ahli dalam hal IT akan memberitahu DV…)
Bu, makasih, saya sudah dikontak Yoga dan Ndorokakung serta tadi pagi oleh Mbak Silly sendiri.
lah sangar tenan. bersih, teratur, ciamik. sangat tidak indonesia :D
Yo ra ngono kuwi :)
jadi pengen maen zoo tycoon lagi…heheh
kapan ya Indonesia punya bonbin yg ciamik? jadi bisa belajar banyak di sana. aku terakhir ke Gembira Loka sekitar 10 tahun lalu. Dan rasanya bonbin itu pun sudah kumuh banget.
Kita sudah pernah punya :)
Mengelola manusia dulu aja deh :)
Paling tidak binatangnya gemuk-gemuk tak seperti di Gembira Loka ya, Don? :D
Sepertinya demikian, Dan :)
Tumben kamu ada waktu untuk meninggalkan komen di sini.:)
God Bless!
Don, tak pikir yang foto disebelahnya mbak Joice itu bule. Jebule… :)
Jalan-jalan kalian nampak sangat menyenangkan. Aku suka postingan ini, aku suka binatang asal bukan jadi-jadian.
@Bu Enny,
Haduh Bu, lebih ahli dalam hal IT dari Hongkong? Hehehe, maksud Ibu yang lebih ngerti cara mengontak DV begitu kan Bu? :D
Hahahah, bule yang jebule :)
Cieeeee…Army look banget deh!!
:p
Hehehehe, macannya army look?
Apa BUAYANYA? Huauhauau
Beda banget sama Kebun Binatang Ragunan Jakarta….
Salam Kenal
Salam kenal juga!
BUAYAnya dong!
Ahahahahaa….
HUaaaaaa, buayanya ngga sempet kujepret!
Emang ada buaya slain yang pake celana loreng *lohhh*
Seakan ikut bersama Mas DV dan keluarga he he
Ah, Pak Ersis bisa aja.. Mari kemari.. :)
Bonbin emang bisa jadi tempat belajar tentang alam yang baik buat anak-anak kita. Sayangnya di Indonesia kebanyakan bonbin hanya bisa menyaksikan binatang dalam kerangkeng, sedikit sekali unsur edukasinya, kayak global warming, save the wild life, dll. Posting yg inspiratif Bro..
Setuju denganmu!
Itu pula yang kudapati di Taronga Zoo ini, semua bersifat edukatif!
Nah itu dia…
Suaranya pun beda…
BUAYA bercelana loreng suaranya bukan “croc..croc…”(croc = kependekan dari crocodile), tapi “bu…bu…sendirian aja nih bu…” (bu = kependekan dari BUAYA)…
aaaaaahhh garing ya….
Ya aku selalu suka ke kebun binatang di luar negeri. Karena mereka lebih memperlakukan hewan-hewan itu lebih hewani (abis ngga bis abilang manusiawi kan?). Interaktifnya yang perlu diacungkan jempol, selain sarana/fasilitasnya ya.
EM
Bon Bin Ben.. Kok nggak ada photo Kanguru nya yo?
salah satu tempat yang aku hindari untuk dikunjungi adalaha Kebun Binatang. kenapa?
karena bukannya saya terhibur melihat binatang itu, tapi justru sedih, prihatin, mengelus dada sekaligus geram, melihat nasib binatang-binatang itu yang tak terurus..
ke Taman Safari pun, kurang sreg melihat pengunjung bisa dengan mudahnya memberi makan hewan. itu kan berbahaya bagi hewan, kalo dia salah makan trus mati, gimana??
tapi melihat Taronga Zoo ini, saya jadi tertarik untuk mengunjunginya. dan saya hampir terbelalak tak percaya, dibangun pada tahun 1916?? KEREN!
Benar sekali, Mas Zam!
Aku sendiri waktu di Jogja, akhir-akhirnya males datang ke Gembira Loka karena takut membayangkan bagaimana “siksa” yang mungkin didapati para hewan itu.
Taronga Zoo memang menarik, mereka tidak hanya menjajakan “display” hewan-hewan itu, tapi kita juga diajak peduli akan kelestarian mereka dan kaitannya dengan hidup kita. :)
Terimakasih, Anda yang blogger kugiran itu sudah mampir kemari, salam kenal :)