Interview pekerjaan? Cerdiklah, jangan hanya jujur!

26 Jun 2013 | Australia, Cetusan

Kalau aplikasi lamaran kita menarik perhatian, perusahaan/agen akan menghubungi untuk melangkah ke tahap berikutnya, interview. Beda perusahaan biasa beda tata cara interview-nya tapi rata-rata mereka akan memulainya dengan phone interview.

Pada suatu waktu kamu akan ditelepon, diajak bicara soal siapa kamu, keadaanmu sekarang (sedang bekerja dimana), kenapa kamu berencana pindah dari pekerjaan sekarang dan skill kamu secara umum serta gaji yang kamu kehendaki. Jika mereka tertarik dengan jawabanmu, mereka akan mengundangmu untuk bertemu di suatu tempat, biasanya sih di kantor yang pekerjaannya kamu lamar. Oh ya, berhati-hatilah pada pertanyaan gaji yang kau inginkan karena setelah phone interview, kamu tak akan ditanya lagi soal gaji hingga kalau sukses, ketika interview terakhir, jawaban pada phone interview soal gaji yang akan dijadikan sebagai patokan.

Persiapan

Katakanlah mereka tertarik padamu lalu memanggilmu untuk interview, apa yang perlu dipersiapkan?
Jawabanku, semuanya! Ya, semuanya harus kau persiapkan.

Persiapan secara psikologis barangkali kamu lebih cocok untuk membuka situs web Bung Bukik, di sana ada materi-materi bagus soal persiapan psikologis menghadapi interview yang applicable juga untuk diterapkan di Australia sini.

Selain psikologis, persiapan yang harus dilakukan untuk interview adalah penampilan. Di sini, sesantai apapun perusahaan yang akan meng-hire kamu, tetaplah menggunakan stelan jas rapi, kemeja, dasi dan sepatu hitam yang tak buruk. Rambut ditata rapi, jangan menggunakan aksesoris berlebihan, pokoknya yang tidak menonjolkan penampilan tapi tetap mengesankan kamu itu profesional. Jangan lupa siapkan mint untuk menghindari bau nafas tak sedap, meski biasanya kamu ditawari segelas air putih. Kalau aku memilih untuk tidak menerima karena kalau gugup ada dua bawaanku, ingin minum banyak-banyak tapi di satu sisi sering kali ingin pergi ke toilet untuk buang air kecil! Jadi, ditawari seperti itu tentu bukan kombinasi yang baik, bukan?

Portfolio juga harus dipersiapkan jika pekerjaan yang kamu lamar memang mengharapkanmu untuk memilikinya.?Yang paling kerap kita lakukan terkait dengan pengadaan portfolio, anggap kamu adalah seorang web developer/designer, adalah dengan menampilkan karyamu di website. Tapi, terkadang klien-klienmu tak mengijinkan untuk menampilkan website mereka ke situs web orang lain bahkan pengkreasinya, kamu, dengan alasan copyright.

Nah, untuk mengatasi hal ini, ada baiknya kita agak sedikit berlaku ‘tricky’! Tetaplah membuat situs pribadi, seperti dv.id.au misalnya, tapi jangan tampilkan karya-karyamu di sana.

Ketika perusahaan yang meng-interview-mu menanyakan kenapa di website tak ada portfoliomu, katakanlah alasan sebenarnya bahwa kamu tak ingin melanggar copyright terhadap karya-karyamu dulu. Biasanya, klienmu akan memakluminya karena kalau ia memaksakan diri untuk melihat karya-karyamu itu, sama saja ia mengharap kita bertindak yang sama seandainya kita telah bekerja untuk mereka lalu menerima job interview dan menunjukkan karya kita ke perusahaan yang lainnya lagi!

Cara alternatif lainnya untuk mengatasi kerumitan ini adalah dengan membuat karya-karya independen dimana kamu tetap bisa menunjukkan ke siapapun tanpa peduli urusan copyright karena itu adalah karya dan milikmu sendiri!

Kembali ke persiapan proses interview, jangan lupa membawa serta laptop dan gadget-gadget lainnya jika memang kamu melamar ke pekerjaan yang menuntutmu untuk menunjukkan bahwa kamu bisa mendevelop aplikasi/website yang memiliki kemampuan responsive design/look and feel.

Jangan lupa untuk membaca-baca ulang CV mu yang telah kau kirimkan ke perusahaan tersebut setidaknya dalam perjalanan atau menunggu sang peng-interview datang menghampirimu. Ini penting karena ketika kamu ditanya nanti, jawabanmu setidaknya tak kan jauh-jauh dari inti maupun bahasa yang kamu pakai dalam CV.

Hal yang paling fatal yang akan menentukan impresi perusahaan kepadamu adalah jangan datang terlambat dan jangan pula ngepas! Datanglah sekitar 15-5 menit sebelum jadwal…

Hal yang paling fatal yang akan menentukan impresi perusahaan kepadamu adalah jangan datang terlambat dan jangan pula ngepas! Datanglah sekitar 15-5 menit sebelum jadwal interview datang. Percayalah, sang penginterview tak segan membatalkan proses interview jika kamu terlambat dan sebaliknya, ia akan sangat terkesan kalau kamu sudah datang beberapa saat sebelum proses interview yang dijadwalkan dimulai.

Nah, lalu apa yang terjadi dalam proses interview itu?

Pertama, biasanya mereka mengenalkan diri dan perusahaan terlebih dahulu baru kemudian mereka memberimu waktu sekitar 5-10 menit untuk mengenalkan dirimu dan bisa jadi sebaliknya, kamu diminta mengenalkan diri dulu dan baru mereka mengenalkan diri mereka dan perusahaan. Oh ya, yang menginterview-mu pertama kali adalah calon atasanmu bersama seorang yang akan jadi partner kerjamu.

Setelah itu? Tergantung!
Tergantung dari apa yang kau sampaikan dalam waktu 5-10 menit itu. Apakah mereka terkesan atau tidak? Cocok atau tidak?! Pernah pengalamanku pribadi, dan ini sangat menohok, waktu pertama kali datang ke Australia, aku diminta datang untuk interview sebuah pekerjaan. Tak sampai 5 menit, aku langsung diminta keluar karena menurutnya aku tak cocok dengan pekerjaan yang ditawarkan. Jadi, berhati-hatilah dan pandai-pandailah meraih kesan!

…tapi bagiku sikap terbaik yang perlu kita tunjukkan adalah cerdik di atas kejujuran.

Jika semuanya baik, selanjutnya masuk ke sesi tanya jawab. Kamu akan ditanya hal-hal yang lebih detail terkait dengan pekerjaan harian yang akan kamu hadapi. Di sini kita dituntut untuk jujur, tapi bagiku sikap terbaik yang perlu kita tunjukkan adalah cerdik di atas kejujuran.

Tunggu! Jangan buru-buru men-judge bahwa cerdik adalah tak jujur.
Cerdik adalah jujur tapi tak perlu buka-bukaan jika tak diminta untuk menjawab termasuk di dalamnya tak memancing penginterview untuk bertanya hal-hal yang kamu tak suka untuk menjawabnya.

Lalu bagaimana kalau kita berbohong? Perlukah?
Bagiku berbohong itu tergantung dimana kita meletakkan definisinya. Berbohong bagiku adalah banyak bicara dan kita tak mampu membuktikan kata-katanya. Jadi kalau misal ada orang bertanya, “Kamu bisa Flash dan Action Script 3?” Lalu kita kita jawab, “Bisa!” padahal kamu tak bisa dan ketika mereka memintamu mempraktekkan (ketika diterima) dan kamu tetap tak bisa, kamu sudah berbohong!

Tapi sebaliknya, kalau kamu menjawab, “Bisa!” padahal saat itu kamu tak bisa tapi ketika mereka memintamu praktek beberapa bulan sesudahnya dan kamu telah belajar (dan bisa), bagiku kamu tak berbohong!

Itulah cerdik! :)

Setelah proses tanya jawab dari mereka kepadamu selesai, biasanya mereka memberi kesempatan kepadamu untuk bertanya balik tentang perusahaan mereka. Orang menyarankan untuk tak terlalu bertanya secara detail, tapi bagiku, sesekali perlu kita pancing pertanyaan yang detail seperti misalnya, “Perusahaan ini sudah IPO?” atau “Kapan terakhir ada pemecatan di perusahaan ini?” Kenapa? Karena kita bisa menilai dari cara mereka memberi jawaban. Kalau mereka menjawab secara mendetail dan bersemangat, itu bisa kamu jadikan sebagai salah satu parameter bahwa sejauh ini mereka cukup tertarik kepadamu sehingga mereka sudi menjawabnya dengan harapan suatu waktu kamu bergabung dengan mereka.

Tapi jika mereka menjawab ogah-ogahan dengan gesture ataupun raut wajah yang datar, OK, sebaiknya kamu nggak usah tanya lebih banyak lagi dan sudahi saja, kans kamu kecil, Nak! :)

Proses interview berakhir, kamu pulang.
Kalau kamu melamar melalui agen, segeralah lapor kepada sang agent bahwa kamu telah melakukan interview. Agent akan bertanya “How was it?” lalu setelah ba-bi-bu, ia akan segera mengontak penginterviewmu. Dari situ agen akan balik menelponmu dan bilang kalau kamu akan dipanggil lagi untuk interview selanjutnya atau tidak.

Interview kedua? Apalagi?

Nah, interview kedua biasanya kamu dihadapkan lagi dengan calon bosmu bersama bosnya serta orang-orang dari HR (Human Resources). Materi interview kedua biasanya lebih ke soal bagaimana kamu berbudaya dalam bekerja. Jangan anggap remeh hal ini karena bagi kaum pendatang sepertiku, hal ini justru bisa jadi faktor yang menggagalkan karena perbedaan budaya antara kita dengan mereka biasanya memiliki poin lebih berpengaruh ketimbang kemampuan skill kamu.

Apa yang menurut kita baik belum tentu bagi mereka baik, dan sebaliknya.
Misal, kalau kamu ditanya “Kamu dihadapkan deadline besok sore harus jadi, apa yang harus kamu lakukan?” Kita yang datang dari negara yang lebih ‘penuh perjuangan’ biasanya akan menjawab berapi-api “Saya akan tidur dan lembur di kantor! Nggak akan pulang!” Kamu pikir itu adalah jawaban yang tepat?

Biasanya apa yang mereka harapkan adalah sesuatu yang sesuai kultur mereka. Begini kira-kira, “Saya akan bicara dengan project manager menanyakan eskalasi proyek dengan deadline besok itu akan seperti apa? Hal-hal mana yang perlu kuprioritaskan? Adakah tenaga bantuan yang bisa saya pakai? Bagaimana dengan disaster plan-nya? Apakah mengharuskan saya untuk kerja lembur atau tidak? Baru setelah itu saya bekerja!”

Kebayang nggak?

Banyak perusahaan hanya menggunakan dua kali interview, tapi ada juga perusahaan yang menghendaki lebih dari dua kali interview meski aku belum pernah merasakannya. Kalaupun ada, biasanya interview akan lebih ke urusan yang lebih detail dan menuntutmu untuk praktek.

Setelah itu semua dijalankan, yang perlu kita follow up hanyalah pasang telinga dan mata pada handphone dan email. Kalau kamu punya agama dan percaya Tuhan, berdoalah. Kalau nasib baik, toh pekerjaan itu tak kan kemana :)

Sebarluaskan!

14 Komentar

  1. Terima kasih sharingnya mas.. Ketika belum menjadi PNS seperti sekarang, saya beberapa kali juga mengikuti interview. Setelah interview dan dinyatakan diterima, justru beberapa kali saya yang menolak dan membatalkan karena alasan tertentu.

    Balas
  2. keren tipsnya,,sangat berguna..thanks

    Balas
  3. Well. Saat pertama kali melamar kerja juga aku sedikit cerdik. Mengatakan ‘bisa’ untuk sesuatu yang sebenarnya belum aku kuasai sepenuhnya, baru base nya saja.

    Balas
  4. noted…seandainya suatu waktu aku perlu diinterview :D

    Balas
  5. Info yang bagus……

    Bedanya, saya dulu diwawancara melalui enam tahap….
    Memang yang penting bagaimana membuat lamaran yang menarik…agar berbeda dibanding tumpukan lamaran lainnya.
    Kemudian saat wawancara, percaya diri…..dan menunjukkan profesional.

    Balas
    • Wah, enam tahap? Apa nggak eneg itu, Bu hehehe

      Balas
  6. someday, kalau aku merasa terpanggil untuk kerja kantoran lagi dan harus menjalani wawancara, akan kuingat kalau kamu pernah menulis tentang wawancara kerja. siapa tahu aku perlu belajar lagi …. untuk wawancara. :D

    Balas
  7. Sangat bermanfaat tipsnya. hehe
    mayan nih buat persiapan interview…

    Balas
  8. kalau ada pertanyaan : apa yang anda persiapkan sebelum interview ini?
    harus jawab apa?

    Balas
    • Mandi :)

      Balas
  9. saya bingung lo harus jawab apa lo di tnya anda melamar menjadi apa diperusahhaan kita,,n misal nya kita jawab admin trus kita suruh jelsin gt lo

    Balas
  10. Good..

    Balas
  11. Mohon pencerahannya cara untuk kerja di ausie. Minat sekali kerja disana dg pengalaman dan background saya

    Balas
  12. Dab, bagi tips cara kerja di ausie. Gmn supaya bisa menjejakkan kaki pertama kali kerja disana tentunya dg pengalaman dan background yg saya miliki. tks

    Balas

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.