Indonesia (ternyata) bisa!

24 Nov 2011 | Cetusan, Indonesia

Se-apatis-apatisnya kita terhadap pemerintahan SBY, satu hal yang perlu diakui tanpa malu adalah tentang keberhasilan Indonesia meraih gelar juara umum dalam kancah SEA GAMES XXVI yang baru lalu setelah 14 tahun tak pernah meraihnya.
Prestasi ini membanggakan karena setidaknya hal ini seperti menjadi ?gong? yang indah setelah pada awal persiapan pembangunan infrastrukturnya dikabarkan mengalami kemunduran jadwal dan terkesan tergesa-gesa, belum lagi dugaan perkara korupsi dalam pendanaan wisma atletnya yang memunculkan ?ikon baru?, Nazzarudin.
Namun tulisan kali ini tak kan bicara lebih jauh soal isu korupsi dan tetek bengek yang mengitarinya. Aku tertarik untuk bicara poin per poin tentang apa yang bisa kita tarik sebagai kesimpulan dalam prestasi tersebut?

Indonesia (Ternyata) Bisa

“…asal kita bersungguh-sungguh dan disiplin dalam melakukan satu proses, keberhasilan hanyalah perkara tunggu waktu saja.”

Hal paling positif yang bisa kita jadikan cerminan dari prestasi di SEA GAMES XXVI adalah kenyataan bahwa asal kita bersungguh-sungguh dan disiplin dalam melakukan satu proses, keberhasilan hanyalah perkara tunggu waktu saja.
Semoga hal ini bisa menjadi pemicu untuk berprestasi lebih tinggi lagi di kancah regional yang lebih luas semisal ASIAN GAMES ataupun Olimpiade. Bukannya tak mungkin kalau pemerintah konsisten membangun bidang olahraga maka prestasi-prestasi yang selama ini kita anggap sebagai impian termasuk tekad untuk masuk dalam hitungan 20 besar Olimpiade 2016 yang akan diselenggarakan di Rio de Jenairo adalah sesuatu yang bukan mustahil dapat kita raih.

Platform Persatuan

“Bukan ajakan untuk membuang sekat karena bagaimanapun itu adalah identitas personal, tapi setidaknya kita harus berdiri lebih tinggi dari sekat yang ada, sehingga ketika butuh untuk bergandengan erat, tangan kita tak terhalang sekat-sekat itu tadi.”

SEA GAMES XXVI yang baru lalu, bagi elemen anak bangsa kita bisa dijadikan sebuah momentum untuk kembali bersatu dan melupakan masa silam yang barangkali tak sedikit yang kelam. Meski tak terlalu kentara, pergesekan antar wilayah dan utamanya antar agama akhir-akhir ini tak bisa dibilang ‘tak ada’. Di sana-sini berita soal intimidasi kaum beragama tertentu oleh ormas tertentu pula, atau berita soal kerusuhan yang seolah terisolasi di daerah tertentu dan konon didalangi oleh petinggi-petinggi tertentu juga, seolah gantian mengisi tajuk berita banyak media nasional akhir-akhir ini.
Melalui SEA GAMES, kita bisa membuktikan bahwa ketika bersatu tanpa memandang faktor suku dan agama sebagai penghalang, di situ daya dobrak kebangsaan kita untuk maju ke depan akan berlipat ganda ketimbang ketika kita malah sibuk saling lawan dan serang, sindir serta singgung satu sama lain hanya karena kamu berasal dari pulau A dan aku suku B, atau karena agamaku XX dan kamu YY.
Contoh terbesar adalah dalam tim cabang sepakbola yang kerap dijuluki sebagai tim Garuda Muda. Meski gawal meraih emas karena kalah adu penalti melawan Malaysia, tapi simaklah betapa cantik kerja sama antar lini semua pemain pada pertandingan-pertandingan sebelumnya. Barisan depan yang didominasi orang-orang Papua dan kristiani bahu-membahu dengan barisan lain yang berasal dari suku lain dan agama yang berlainan pula.
Bukan ajakan untuk membuang sekat karena bagaimanapun itu adalah identitas personal, tapi setidaknya kita harus berdiri lebih tinggi dari sekat yang ada, sehingga ketika butuh untuk bergandengan erat, tangan kita tak terhalang sekat-sekat itu tadi.

Indikasi Perubahan

“Kenapa masih ada kisah anak SD yang harus meniti pada seutas tali besi di atas sungai untuk pergi bersekolah?”

Aku menemukan sebuah pernyataan menarik dalam abstraksi buku Social Indicators Research karya Frank A.G. Den Butter dan Casper M. Van Der Tak . Di situ dinyatakan bahwa dalam penelitian terhadap hasil kompetisi Olimpiade Musim Panas yang diselenggarakan di Seoul, Korea Selatan 1988 dan di Barcelona, Spanyol empat tahun sesudahnya, perolehan medali yang diraih tiap negara memiliki relasi erat dengan pendapatan (negara tersebut) dan juga terhadap indikasi kesejahteraan umum lainnya.
Dari situ aku berpikir bahwa bisa jadi, dengan hasil juara umum Indonesia kali ini, setelah 14 tahun selalu menjadi pecundang, sejatinya kita saat ini telah ‘kembali’ pada posisi yang menguntungkan untuk menjadi sejahtera seperti sedia kala sebelum krisis moneter era 90-an dimulai.
Pikiran logis sederhananya, ketika pemerintah tak punya uang dan kesempatan, pembinaan olahraga akan kacau balau karena pembinaan membutuhkan dana dan perhatian. Nah, dengan prestasi yang sedemikian bagusnya dalam event SEA GAMES XXVI ini, bisakah kita simpulkan bahwa secara umum, tingkat kesejahteraan kita mengindikasikan adanya kenaikan?
Tapi bila memang benar telah naik kenapa masih banyak terjadi kemiskinan secara akut di banyak lini kehidupan dan daerah-daerah tertinggal?
Kenapa masih ada kisah anak SD yang harus meniti pada seutas tali besi di atas sungai untuk pergi bersekolah?
Kenapa masih ada kisah orang-orang miskin yang ditelantarkan oleh rumah sakit pada saat mereka menuntut hak mereka untuk hidup sehat?

* * *

Du! Du! Du! Du!
Ah sudahlah! Tak enak mengakhiri tulisan ini dengan sesuatu yang skeptis di tengah suasana pesta kemenangan kita.
Jadi, mari kita sekali lagi ucapkan selamat bagi Indonesia yang telah memenangi SEA GAMES XXVI! Kalian hebat, kalian juara… kalian bisa!
Oh ya, semoga video tentang pencak silat ?bite and run? ini tak merusak selera kita dalam beryel-yel kemenangan!

Sebarluaskan!

29 Komentar

  1. namun kemarin ada medali emas yang kotor mas, pada cabang pencak silat, sangat terlihat bahwa Pencak silat Indonesia dikalahkan dari segi point dan sangat jelas dari tayangan videonya,,namun kenapa wasit malah memenangkan tim Ina,,,apa ini smua karena kita bermain di kandang….
    perlu ditelusuri..

    Balas
    • Videonya kan udah kuimbuhkan di bawah, Mas :)

      Balas
  2. coba kalau alokasi dana pembinaan atlit bener-bener tersalur dan tepat, pasti prestasinya akan lebih membanggakan. ya kan, Kang? edan betul, kita punya orang-orang hebat, tapi pada dikadali, sehingga apatis, ogah mencetak prestasi dan reputasi. Indonesia, sejatinya kaya… dan, SEA Games kemarin sudah dibuktikan oleh putra-putri terbaik Indonesia.
    senang menyimak kemenangan Indonesia….. (para pencuri dana proyek pembangunan venue SEA Games itu gimana perasaannya, ya?)

    Balas
    • Atlet kita jumlahnya banyak, dan kalau memang alokasi dana itu mencukupi tentunya persiapan 5 tahun menuju Olympiade bukan hal yang mustahil untuk menyabot banyak medali :)
      Soal pencurian itu,… jangan tanya saya Pakdhe, mungkin mereka sedang cengar cengir :P

      Balas
  3. jika dana APBN yang harusnya 25 % idealnya, tapi 20 % aja udah dianggap terlalu banyak, namun hanya habis untuk sertfikasi guru,.. yah.. gimana lagi negeri gila itu bisa menyaring atlet-atlet atau olahragawan berbakat yang alamiah tanpa harus kakehan permak…

    Balas
  4. cuma bisa berharap

    Balas
  5. Sebenarnya rada heran juga kenapa Indoensia bisa memborong banyak sekali emas. Tapi semoga memang karena prestasi Indonesia yang semakin membaik :)

    Balas
  6. Don, aku yakin seyakin-yakinnya bahwa kalau bangsa Indonesia bersatu, kompak, pasti bisa maju. Sudahlah, tak perlu lagi gontok-gontokan, nggak perlu lagi bertengkar masalah agama, suku, atau apa pun itu. Capek rasanya dengar berita buruk tentang Indonesia. Semoga di kemudian hari, masyarakat mau benar-benar kompak dan bersatu. Semogaaaaa…

    Balas
  7. Hmm, sepertinya ini memang pertanda kemajuan mas.
    dan benar, prestasi semacam ini tidaklah bisa instant, butuh waktu sekali.
    Selamat buat Indonesia, utamanya tim Garuda muda (bola)

    Balas
  8. kalau yang dikejar cuma banyak2an medali rasanya paling kita bisanya cuma jagoan Asia Tenggara
    kurasa lebih titik berat pada olah ragayang memang bisa berlaga di internasional
    apalagi untuk SEA Games ini ada lagi cabang olahraga yang cuma dikenal di Asia Tenggara saja

    Balas
  9. Yang bisa melecut kebanggaan terhadap suatu bangsa ya olahraganya. Jika pemerintah lebih serius menjaring bibit muda saya yakin kita bisa lebih berprestasi dan mengharumkan nama bangsa.

    Balas
  10. Gelar juara umum ini juga berkat faktor tuan rumah dan lain-lain, tapi apapun itu yang jelas kita memang juara umum dan patut disyukuri, semoga saja pemerintah tidak terbuai lalu berhenti disini. Pengembangan atlet2 SEA Games harus dilanjutkan agar mereka bisa berprestasi lagi dan jangan lupa saat mereka sudah pensiun nanti juga diperhatikan.

    Balas
  11. Aku paling suka dengan kalimat
    Bukan ajakan untuk membuang sekat karena bagaimanapun itu adalah identitas personal, tapi setidaknya kita harus berdiri lebih tinggi dari sekat yang ada, sehingga ketika butuh untuk bergandengan erat, tangan kita tak terhalang sekat-sekat itu tadi.
    Jleb banget!
    Sebuah ajakan yang menurutku mengena karena kesederhanaan kata-katanya!

    Balas
  12. Meski lemah dalam penegakan hukum, harus diakui kelebihan pemerintah SBY memang pada penggalangan dan optimalisasi potensi positif Indonesia. Sayangnya, kelebihan ini dipandang skeptis oleh para pengkritiknya

    Balas
  13. OOT…. ini quotenya simple tpi menarik…. designnya maksud saya :D

    Balas
  14. Tapi bila memang benar telah naik kenapa masih banyak terjadi kemiskinan secara akut di banyak lini kehidupan dan daerah-daerah tertinggal?

    ehmmm..
    mengenai event SEAGames yang bakal menang adalah pihak tuan rumah itu keknya kok dah gak bikin kaget lagi ya Dab, tradisi nenek moyang :)
    Lah piye, wong cabang olahraga yang kira2 tuan rumah ada banyak kesempatan menangnya diperbanyak medaline jee… Takrow kalo di alaysia, pun Pencak silat kalo di Indo sini (eh bener gak ya, sila koreksi)
    Trus truss…
    Menanggapi kekayaan vs kemiskinan itu lhoo, hihii… aku jadi sedikit tergelitik…
    Kalo diibaratkan person yang memiliki duit di Indo ini ada 600ribu jiwa dari semua penduduk Indo, maka ya yang memperlihatkan sudahkaya ya berputar di 600jiwa itu. Yang menghabiskan tiket konser ya 600jiwa itu, yang bisa ngopi di starbak ya orang yang ada di wilayah 600jiwa itu, yang bisa minum eskrim di hagendeys ya mereka yang termasuk 600jiwa itu…
    Lah yang minum air kali itu gak pernah di sounding taaa…? #mdrcct

    Balas
  15. hihihi, jadi inget pas pertama kali nonton video pencak silat itu tengah malem.
    kok bisa gitu ya? alih2 mempertahankan nilai tapi terkesan gimana gitu.
    komentar buruk pun muncul di yutup tentang Indonesia :(

    Balas
  16. Karena blm ada kemerataan mas..
    Btw itu video thailand sm indonesia kemaren? hadeh!!

    Balas
  17. aku setuju sama Kris, kalau kita bersatu padu, saling mendukung dalam kondisi yang positif dan kondusif, Indonesia bisa bangkit lagi, bisa berkarya hebat lagi dan bisa berprestasi dahsyat..
    Mungkin dari ajang olahraga kita bisa belajar: menang atau kalah tetap sportif… belajar dari supporter yang bersatu dalam semangat mendukung timnas kita… gitu juga dengan pejabat, kalau salah ya mengakulah salah… pemimpin yang jujur pasti banyak pendukungnya… (semoga)

    Balas
  18. Saya bangga luar biasa dengan tim Garuda Muda Mas, keren banget… terutama kalo liat skill individu yang ga kalah dari pesepakbola Eropa -woww- masih terbayang gol Patrich Wanggae ke sudut pojok gawang, yang susah banget buat ditangkap…
    Saya pikir ada harapan buat negeri ini asal pemerintahnya lebih disiplin dan tidak egois

    Balas
  19. *nyari selimut buat krukupen saking malunya nonton video bite n run ituh hiks*
    entah ya, mungkin saya sedikit *atau banyak?* penduduk INdonesia yang skeptis, dan merasa bahwa kemenangan kemarin adalah rekayasa cinta hohoho … tau sendirilah, eh atau sebenarnya sudah TST aja ga usah diperjelas? wadohhh …. mikir pulak ke Olympiade? Hmm … *garuk2 kepala yg ketombean aja dah*

    Balas
  20. Optimis sih boleh saja, tapi realitis juga perlu..
    20 besar Olimpiade rasanya masih jauh, kemarin di Cina kan nomer 35..
    Tapi kalau tuan rumah mungkin bisa sih.. :)

    Balas
  21. Saleum,
    Niat untuk pembinaan atlit untuk perhelatan kompetisi olahraga itu memang ada, akan tetapi selalu saja dibarengi dengan keculasan para panitia dan pengurus yang tanpa rasa bersalah mencomot dana yang sudah dialaokasikan. itu yg harus diselesaikan oleh pemerintah kita
    saleum dmilano

    Balas
  22. pencak silat apa maen galasin?
    ckckck…

    Balas
    • Galasin apaaan sih?

      Balas
  23. Terlepas dari keuntungan yg sedikit banyak diterima tuan rumah, tapi kemenangan [kembali] Indonesia di sea games emang sesuatu banget. Prestasi yg membanggakan. Salut sama orang yg bisa olahraga. Saya sendiri paling olahraga jempol ngetik komentar ini, hahaha..

    Balas
  24. Kemenangan Indonesia di SEA GAMES patut kita rayakan…
    Kecurangan yang terjadi, patut ditindak dan diakui secara ksatria bahwa itu curang..
    Selamat buat kita semua

    Balas
  25. Sayang, saya tak sempat mengikuti perhelatan Sea Games ini…..hanya membaca di koran, itupun tak semuanya.
    Tapi, senang akhirnya menjadi juara umum. Walau sepak bola kalah, yang penting sudah berjuang..justru proses berjuang ini yang ingin kita lihat…menang atau kalah, hanya merupakan bonus dari hasil akhir perjuangan yang keras.

    Balas

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.