• Skip to primary navigation
  • Skip to main content

Donny Verdian

superblogger indonesia

  • Depan
  • Tentang
  • Arsip Tulisan
  • Kontak

Indonesia Pusaka

23 Oktober 2016 1 Komentar

Salah satu lagu tentang ke-indonesia-an yang paling kusuka adalah Indonesia Pusaka karya komponis terbesar bangsa, Ismail Marzuki.

Titik tumpu yang membuat kesukaanku pada awalnya ada pada pemilihan kata ‘beta’. Ismail jeli. Ia meminjam kata ganti ‘saya’ milik kawan-kawan Maluku padahal kawasan timur Indonesia baru benar-benar dapat tempat di hati bangsa ya setelah jaman Jokowi, tujuh puluh tahunan setelah lagu ini tercipta.

Sejak berniat untuk pindah dan menetap ke Australia, 2008 silam, kecintaanku pada lagu ini makin menjadi-jadi. Ada rasa sentimental ketika mendengar dan menyanyikan terutama pada dua larik terakhir,

Tempat Berlindung di Hari Tua
Tempat Akhir Menutup Mata

Yakin akan menua dan menutup usia di Indonesia? Dan rasa sentimental itu tetap bertumbuh hingga sekarang, delapan tahun sesudahnya.

Jadi sejak beberapa hari lalu, sejak melihat Simbok Venus alias Mbak Driana memosting video lagu Indonesia Pusaka, aku sudah amat ingin ikut menyumbang video yang sama di ‘wall’-ku. Tapi aku ragu, “Masa, aku yakin akan balik ke Indonesia, menetap, menua dan mati di sana? Kalau tidak kenapa harus menyanyikannya?”

Maka jadilah video ini, Penggalan lagu Indonesia Pusaka yang kunyanyikan beberapa hari lalu dengan dua larik terakhir sengaja tak kunyanyikan. Penuh kompromi memang tapi bukankah hidup inipun demikian?

Selamat menikmati video di bawah ini, seperti biasa, kalau gagal akses, bisa meng-klik link youtube ini!

 

 

Sebarluaskan!

Ditempatkan di bawah: Cetusan Ditag dengan:indonesia, vlog

Tentang Donny Verdian

DV, Superblogger Indonesia. Ngeblog sejak Februari 2002, bertahan hingga kini. Baca profil selengkapnya di sini

Reader Interactions

Komentar

  1. Alris mengatakan

    26 Oktober 2016 pada 8:41 pm

    Keren lagunya, Don. Kebetulan saya lagi gawe di daerah yang punya beta, merasakan feel lagu itu.

    Sebenarnya kurang tepat mengatakan kawasan timur Indonesia dapat tempat di hati bangsa setelah jaman Jokowi. Sejak jaman dulu secara umum kawasan timur suka nkri. Hal ada separatis yang ingin memisahkan diri itu juga wajar.
    Saya bukan pendukung fanatik salah satu presiden. Saya dukung yang baiknya, kesalahan sebagai manusia seorang presisden juga manusiawi.

    Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

  • Depan
  • Novena Tiga Salam Maria
  • Arsip Tulisan
  • Pengakuan
  • Privacy Policy
  • Kontak
This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish.Accept Reject Read More
Privacy & Cookies Policy

Privacy Overview

This website uses cookies to improve your experience while you navigate through the website. Out of these cookies, the cookies that are categorized as necessary are stored on your browser as they are essential for the working of basic functionalities of the website. We also use third-party cookies that help us analyze and understand how you use this website. These cookies will be stored in your browser only with your consent. You also have the option to opt-out of these cookies. But opting out of some of these cookies may have an effect on your browsing experience.
Necessary
Always Enabled
Necessary cookies are absolutely essential for the website to function properly. This category only includes cookies that ensures basic functionalities and security features of the website. These cookies do not store any personal information.
Non-necessary
Any cookies that may not be particularly necessary for the website to function and is used specifically to collect user personal data via analytics, ads, other embedded contents are termed as non-necessary cookies. It is mandatory to procure user consent prior to running these cookies on your website.
SAVE & ACCEPT