Tulisan ini memuat beberapa foto berukuran besar.
Perhatikanlah kapasitas koneksi internet Anda sebelum memutuskan untuk melanjutkan membuka halaman ini hingga tuntas.
Beberapa hal yang kurenungkan akhir-akhir ini menyangkut soal ke-Indonesia-an adalah sebagai berikut:
Ada sekelompok orang yang kebetulan sudah tidak tinggal di Indonesia meski mereka lahir di sana.
Dalam beberapa kali kesempatan bertemu, culturally mereka lebih banyak menolak dan memungkiri diri untuk dibilang sebagai orang Indonesia, seperti ada perasaan malu dalam diri mereka ketika ada orang tanya, “Dari Indonesia ya?”
Akan tetapi apalah daya kalau toples makanannya pun masih berisi remah-remah kering tempe serta bumbu pecel Madiun instead of makanan-makanan “bule” misalnya.
Temanku di Jogja, sekitar setahun lalu mengenalkan anaknya yang berusia empat tahun.
“Hes uncle Donny!”
Edan tenan temanku itu!
Alih-alih mengenalkan bahasa Jawa, eh lha ini malah nekat melompati bahasa ibu langsung diajari English. Ketika kutanya kenapa ia mengajarkan dan membiasakan Bahasa Inggris ketimbang Bahasa Indonesia ataupun Bahasa Jawa, ia bilang bahwa selepas usia enam tahun nanti, ia berencana mengirimkan anaknya untuk bersekolah ke luar negeri.
Ada yang salah?
Tentu tidak karena itu haknya dia sebagai orang tua meski aku tak tahu apakah si anak juga berhak untuk menolak.
Lantas, sesuatu yang menggelikan terjadi.
Ketika aku hendak menelpon temanku tak kusangka yang mengangkat adalah anak yang dikenalkannya padaku.
“Hi! How are you? Hows going there?” tanyaku.
Dan dia pun tetap seperti tahun lalu, membalas nyerocos menggunakan Bahasa Inggris.
Lalu iseng kutanya apa lagu favoritnya dan ia bersenandung,
“Tak gendong… Kemana… Tak gendong… Kemana.. Enak to? Mantep to?”
Seorang pemuda Indonesia yang tampan, baik hati serta tidak sombong, jagoan lagipula pintar dan baru sembilan bulan merambah kota Sydney setiap pagi hari selalu mencoba mengawali semuanya dalam Bahasa Inggris. Ketika ia berdoa, pun ia menganggap Tuhan telah lupa berbahasa Indonesia dan ia selalu menyapa, “Dear God! Good morning!”
Akan tetapi tak lama selepas doanya, ketika nongkrong di atas WC ataupun berdiam di atas kursi bis, ia segera mengambil dan membaca hingga tuntas majalah TEMPO berbahasa Indonesia yang ia dapatkan susah payah dan berkali lipat lebih mahal ketimbang harga aslinya di sebuah Indonesian Grocery setiap minggunya.
Ketiga hal itu dan masih banyak hal lain yang senada membuatku bertanya, ada apa sebenarnya dengan Indonesia?
Kenapa justru ketika banyak orang menyangkal sebagai bagian daripadanya, pada saat itu pula kentara kemilau yang tak bisa dihindari?
Bicara tentang Indonesia memang seperti bicara tentang sekeping emas yang entah bagaimanapun kotornya debu-debu yang menutupi permukaannya namun tak sebutirpun mampu mengkusamkan seri wajahnya.
Entah sedalam apapun ia ditimbun dan dilupakan ke dalam tanah, ketika tergali ia tetaplah emas.
Indonesia, selamat ulang tahun!
Sepanjang apapun kata-kata, ia takkan sanggup menuliskanmu, seindah apapun hasil jepretan kameraku, tak kan pula sanggup merangkum gemulaimu.
Namun justru dari kata dan semuanya yang terbatas ini, dari jauh kulayangkan sebuah doa, sekuntum bangga dan seuntai cinta untuk panjang usiamu.
I love you…. full!
Postingan yang penuh kejutan.
Yang foto terakhir, apa itu..
Jihad in Jakarta..
*kedip2*
Dan apa pula itu ada kata2 pemuda tampan, baik hati serta tidak sombong, jagoan lagipula pintar..
*geleng2*
Hahahaha..
Mau ikutan mengucapkan: Selamat Ulang Tahun juga, Indonesia..
(biarpun masih tanggal 15)
Hanya kamu! Ya, hanya kamu yang bisa ngerti maksud postinganku termasuk foto yang ada di bawah itu. Jeli!
Seorang pemuda Indonesia yang tampan, baik hati serta tidak sombong, jagoan lagipula pintar
(dalam sunyi kumerenung, njur..mules)
MERDEKA TEMAN!
Hahahaha, merdeka juga!!!
bagus…kontras dengan apa yang terjadi di nagari kita.tetep love Indonesia saja ya…INDONESIA.
Pastinya.. love indonesia, full!
banyak cara untuk bersyukur dan mensyukuri hidup ini. don, kamu berhasil menemukan arti syukur itu dalam salah stu hal yg penting. tetapi hidup masih panjang, temukan yg lain. GBU!
GBU, too!
Saya cinta Indonesia, Don
Dan mau berjuang untuk mempertahankannya
Saya kira masih banyak anak muda yang tetap cinta Indonesia, seperti anakku dan teman2 nya
Namun ada juga yang pura2 bukan Indonesia..walau masih suka keripik tempe dan sambal pecel made in Madiun..lha memang enak je.
Saya juga cinta Indonesia kok Bu :)
fotonya sangat indah n tampak impresif….
Makasih
Mengko dhisik Don… aku kok penasaran karo pemuda yang dibilang tampan, baik hati tidak sombong,jagoan lagi pintar dan baru sembilan bulan merambah Sydney… iki sopo to yo ?…. wkwkwk narsis banget… huahahaha..
Hahahahahaha, Donny Verdian!
Eh iya ya, gue juga suka aneh ma orang-orang serupa kacang ini, kadang suka sinis ma tanah air sendiri, komplen mulu, ini salah lah itu salah lah, kurang ini lah kurang itu lah, padahal mau dibulak-balik kaya apa juga tetep aja orang Indonesia…Darah itu merah, Jenderal!
Merdeka!
Ke pesta kampung ga kalian?
Hahahaha pesta kampung!!!??? Salah tanggal kok bisa sama-sama yaks :)
sungguh menyentuh tulisan seorang anak indonesia yang nasionalis, narsis, agak keriput dan ndagel ini………..
Sapa ya ini?
Sekali merdeka tetap merdeka
Selama hayat masih dikandung badan :)
Tob Mar Kotobzz
MERDEKA !!!!!!
Suwun, Merdeka!
kalau sudah di luar mungkin akan lebih terasa makna kemerdekaan??
Sama aja :)
INDONESIA!
Tak gendong (kau) kemana-mana…
:D
MERDEKA!!
Wah tau juga yak? Hahaha!
fotonya sip sip, moga indonesia terus merdeka
makasih :)
sedih bacanya.
bener banged ulasan kamu ini, don.
masih banyak orang Indonesia yang malu menjadi bangsa Indonesia, sehingga sering berharap tidak disebut2 dan disinggung2 dalam kesehariannya di negara orang.
herannya malu, tp bener katamu itu, makanannya tetep aja asli Indonesia.
mau dibilang gak tahu diri tp pastilah ada sesuatu yg membuat mereka spt itu….
mudah2an Indonesia semakin baik dan semakin maju biar bangsanya bisa dengan bangga bilang “Aku orang Indonesia.”
Aku juga bangga kok untuk tetap bilang, “Donny Verdian, Orang Indonesia” :)
Merdeka ….. !!!!
Merdeka juga!!!
Don… ini luar biasa…!
Aku selalu bangga dengan keindonesiaanku. Aku selalu “marah” dengan orang Indonesia, yang berwajah melayu, tinggal di Indonesia, tapi lidahnya sudah sangat bule…
Dalam sebuah seminar, seorang panelis yang bule mengatakan: “Saya heran, kenapa orang Indonesia berusaha mengucapkan kalimat Inggris dengan sesempurna mungkin? Bukankah yang terpenting komunikasi antara kita menimbulkan sebuah pengertian? Buat apa beraksen sempurna. Apakah anda ingin menyembunyikan keindonesiaan anda?”
Anak-anak memang perlu mengenal bahasa asing dan sanggup menuturkannya. Tapi, bukan berarti mereka harus menganggap bahasa Indonesia adalah bahasa asing… miris aku, sungguh…!
Selamat hari Kemerdekaan Don… :D
Betul, Uda..
Kalau di sini wah Uda bisa semakin geregetan! Ada lho orang Indonesia yang ngomong “r” nya sampai dihilangkan, alih-alih bagus, jadinya malah konyol :)
Bahasa Indonesia adalah bahasa sebuah bangsa yang merdeka. Menggunakan bahasa indonesia adalah suatu bentuk kebijaksanaan kita sebagai orang indonesia. Tidak bijaksana berarti tidak merdeka, bukan indonesia.
Merdeka!
sekali lagi: fotonya keren2!
dan marilah kita terus mencintai Indonesia tidak hanya dengan kata-kata, tetapi juga dengan perbuatan :) love you full, Indonesia :D
Sip! :)
Cara yang elegant :) untuk menunjukan bagaimana Indonesia sekarang lengkap dengan keindahan dan keterpurukan pemimpinnya.
Foto berbicara bnyk hal
Thanks :)
Indonesia memang ndak bisa dinarasikan lagi dengan kata2, mas don. bukan semata2 keindahan dan kekayaan alamnya, melainkan juga kompleksnya persoalan yang dihadapi. meski demikian, saudara2 kita yang kebetulan tinggal di luar negeri tak akan pernah bisa melupakan indonesia, bagaimanapun keadaannya. setinggi-tinggi burung terbang, suatu ketika akan bali ke sangkarnya juga, hehe …
Betul Pak Sawali, meski tak benar-benar kembali tapi yang jelas akan selalu mengingat :)
Dirgahayu Republik Indonesia. Jaya di Udara, Jaya di Darat, Jaya di Air. Merdeka..!!?? Tanya Kenapa.. I lopyu pul Indonesia.
Pul juga! :)
Tulisannya bagus banget mas Donny. Saya sering baca tulisan mas Donny. Ak pengen mengikuti jejak mu heheheheheh
Makasih, Made :)
Ini satu2nya postingan soal kemerdekaan Indonesia yg laen drpd yg laen. Jadi seger bacanya. Emang ada ya mas orang Indonesia di luar negeri yg malu buat ngaku orang Indonesia?
Btw foto2nya keren mas. Boleh minta yg high dimension gak?
Thanks:)
Di luar Indonesia ada beberapa (ngga bisa bilang banyak karena nggak tau yang sedikit kayak apa) yang kayak gitu.
Soal high dimension (resolution) untuk kebutuhan2 khusus kuperbolehkan. Feel free untuk kontak via email :)
Indonesia gtu loch :) lam kenal yach
Iya loch, salam kenal juga :)
Don,
Aku selalu suka dengan gaya tulisanmu apalagi diimbuhi dengan photo2 yang tak kalah cantiknya.
Sumprit, sampe speechless, nggak bisa ngomong apa-apa selain, “Selamat Ulang Tahun, Negeriku…”
Suwun, Don.
Tulisanmu apik banget! :)
Aih, Jeung Lala berkomentar.. betapa senangnya hatikuhhh..:)
Apakabar, Jeung? :)
Salah satu presiden AS (saya lupa namanya) pernah bilang: Right or Wrong, Its My Country…
Ya..walau ngga harus mutlak demikian, tapi biar bagaimanapun Indonesia adalah negara ku. Jadi, buat apa malu? Perbaiki saja mana yang salah… Lakukan saja mana yang bisa membanggakan negara.
Ini negaraku… negara kamu…. negara kita semua. MERDEKA!!!!
MERDEKAAAA ;))
Gue gak pernah malu berasal dr Indonesia,
beberapa tahun lalu tugas beberapa lama di Malaysia, walaupun lagi heboh2nya pelecehan TKI, gue tetep lantang bilang gue orang INDONESIA
pic nya bikin ngiri….
makin pengen beli kamera SLR deh…
Eka, foto2 itu ngga kupotret pake SLR tapi pake pocket soalnya waktu itu aku belum kuat beli SLR xixixixi :))
Don, aku baru saja nonton VCD produk BBC, yaitu “Wild Indonesia”. Isinya 3 VCD, “Island Castaways” yang menampilkan kekayaan alam pulau-pulau di Indonesia, “Underwater Wonderland” tentang kekayaan laut kita, dan “Magical Forest” tentang kekayaan hutan Indonesia.
Menonton VCD ini, saya geleng-geleng kepala, menyaksikan betapa kayanya negara kita ini. Hampir semuanya, hutan dan laut kita, adalah yang terbaik dan terlengkap di dunia. Sungguh mengherankan jika kita tidak mencintai tanah air kita, tidak menjaganya, bahkan merusaknya.
Itu baru kekayaan alamnya, belum budayanya. Saya yakin, masih sangat banyak orang Indonesia yang belum tahu kekayaan negara kita sendiri.
Tentang foto-fotonya, nggak usah komen panjang lebar deh, satu kata saja : HEBAT.
(ngomong-ngomong, itu sudah diolah dengan photoshop atau asli?)
Mbak Tuti, tapi dalam beberapa hal saya juga ngga bisa menyalahkan mereka yang benci terhadap tanah air mereka sendiri karena pada satu masa dan satu masalah mereka begitu terluka karenanya sehingga menutup semua pikiran tentang kebaikan lainnya :)
Foto nomer 3 dan 4 adalah foto yang diambil menggunakan kamera SLR analog (pake film) jadi melewati proses scan lalu retouch di Photoshop sekadar untuk membuat b/w ataupun menaikkan saturasi warna.
Foto nomer 1 sedikit spesial karena foto itu bersumber dari 5 foto yang saya ambil secara parsial lalu saya gabungkan dengan photoshop, lokasi ada di sekitar Maluk, Sumbawa 6 tahun silam.
Foto-foto lainnya, hanya saya sesuaikan kontras dan terangnya saja…
Kunjungan di pagi hari yang cerah dan salam kenal sebelumnya dari sesama peserta Pesta Blogger 2009
Ouchh, saya ndaftar tho? Eh iya lupa ternyata saya xixixixixi :))
Tentu aku cinta Indonesia.
Aku masih berpaspor Indonesia
masih memasak makanan Indonesia untuk suami Jepang dan murid-murid Jepangku
masih berbicara bahasa Indonesia di rumah dengan anak-anak dan suami
masih punya obsesi “MENGINDONESIAKAN” orang Jepang lewat bahasa Indonesia yang aku ajarkan pada orang Jepang hahahaha.
EM
Hehehe iya ya, aku juga selamanya akan jadi orang Indonesia apapun warna dan jenis pasporku. Xixixixixixixi….
Salam kenal,
aku beberapa kali baca2 di sini, tapi nggak ninggalin jejak..
posting ini memikat banget…
aku cinta Indonesia…(walau dalam beberapa hal cinta yang pedih…)
Aku baru mengenal sedikit pulau-pulau cantik di pelukan Pertiwi ini, sayang koleksi fotoku masih sangat terbatas..
OOT,
saking Ngayojakarta Hadiningrat, njih, Mas?
nana
Hi Nana, thanks sudah meninggalkan jejak dan thanks sudah beberapa kali mampir :)
Yup, saya asal Jogja, sangat mencintai Jogja dan Indonesia :)
aku jadi semakin bangga menjadi bangsa Indonesia!!
Sama! Saya juga!
Untuk saudara saudaraku yang malu disebut Wong Indonesia,tolong ketika waktumu luang dimalam sunyi ambil gitar atau harmonikamu atau senandungkan dalam hatimu, syair T Prawit ” Lagu Mengheningkan Cipta ”
Entah jika aku menyenandungkan lagu itu aku jadi sangat terharu dan bangga jadi anak Indonesia, tapi jadi timbul juga kebencianku pada para pengambil keputusan negeri ini yang begitu murah menjual harga diri bangsa.
Don, aku senang kamu masih bangga pada negeri ini,tolong tunjukan pada para bule disana bahwa kita adalah bangsa bermartabat.
( Nggak apa apa kan, postingku telat,lama nggak buka blogmu }
Sob, kok lagunya Mengheningkan Cipta? Hihihi pasti dulu waktu Upacara sering jadi dirigen ya?
Kalau aku lebih mending lagu “Indonesia Pusaka” atau “Rayuan Pulau Kelapa”
Walaupun postingan lama tapi isinya tulisannya gak termakan waktu.
Bagus banget.
saya pernah ngerasain Mas njejak negeri antah berantah yg ga pernah ngerasain enaknya tempe dan ngotot kalo salah satu rokok keluaran pt djarum itu asli buatan negeri mereka
saya merasakan kecintaan pada negeri sampeyan itu menjadi lebih kuat