Imanlah yang menyelamatkan mereka!

11 Jul 2018 | Kabar Baik

Kita semua bersyukur, dua belas anak beserta pelatih sepakbolanya yang terperangkap dalam gua Tham Luang Nang Non selamat! Delapan belas hari mereka berada di dalam ceruk, tak bisa keluar karena jalur yang mereka pakai untuk masuk ke gua tertutup air karena tingginya intensitas hujan yang menyebabkan banjir.

Aku memandang kejadian ini adalah tanda bahwa apa yang dikatakan Yesus dua ribu tahun silam pada seorang perempuan yang mengalami pendarahan dua belas tahun lamanya masih relevan.

Yesus berkata begini, ?Teguhkanlah hatimu, hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau.? Maka sejak saat itu sembuhlah perempuan itu. (lih. Mat 9:22)

Iman memicu percaya.
Keduanya jadi landasan untuk bergerak dan berusaha.

Segenap aparat pemerintahan negara yang dikenal dengan sebutan Negeri Gajah Putih itu telah bekerja keras. Dari link yang kudapat di sini, aku bisa merasakan bagaimana iman dan kepercayaan yang melandasainya.

Sehari setelah dinyatakan hilang, 24 Juni 2018, pihak pengelola taman dan kepolisian memulai gelaran operasi pencarian kedua belas anak dan pelatih sepakbola.

Hari senin, 25 Juni 2018, sehari kemudian, hal yang menarik terjadi. Di saat pasukan Navy Seal Thailand mulai menyelam, pemerintah membuat sebuah tempat pemujaan sederhana bagi para orang tua berdoa dan membuat sesembahan. Iman dan percaya menguak dalam nyata dan dihubungkan langsung dengan yang jadi sumber yaitu Tuhan sendiri.

Hingga dua hari kemudian, bala bantuan internasional pun berdatangan. Apa yang membuat mereka datang? Yang pertama tentu karena belarasa, yang kedua karena mereka percaya apa yang mereka lakukan bisa membantu membuat harapan jadi nyata!

Pada Jumat, 29 Juni 2018, perdana menteri Thailand datang ke tempat dan mendorong para sukarelawan untuk tidak menyerah. Ini hal penting lainnya! Ajakan untuk tidak menyerah adalah ajakan untuk tetap memelihara iman.

Tiga hari kemudian, Senin 2 Juli 2018, kedua belas anak dan pelatih sepakbola ditemukan dalam keadaan sehat dan selamat meski saat itu tetap belum bisa dikeluarkan!

Operasi penyelamatan semakin intensif hingga akhirnya, Selasa 10 Juli 2018 kemarin, semuanya selamat bisa dikeluarkan dari dalam gua.

Itulah contoh bagaimana iman dan percaya menyelamatkan!

Tapi barangkali ada dari kalian yang bertanya, andaikata proses penyelamatan telah dilakukan dengan maksimal tapi korban tak bisa diselamatkan, adakah kita tetap bisa menuliskan bahwa iman dan percaya itu menyelamatkan?

Sebagai orang Katolik, jelas kita tetap harus bisa menuliskannya demikian.

Kenapa? Karena di dalam nama Yesus, keselamatan itu mengalami penyempurnaan makna. Dua ribu tahun silam Ia menyempurnakan makna ?keselamatan? melalui pengorbananNya di atas kayu salib.

Ia mati tapi Ia bangkit dari kematian. Kebangkitan inilah yang menyempurnakan keselamatan sebagai tanda kemenangan atas mati. Kematian jadi tak menakutkan lagi karena Yesus telah menaklukkannya.

Dengan demikian, meskipun misalnya kamu tak sembuh dari sakit, meskipun kamu tak selamat dari bencana pada akhirnya kamu tetap selamat karena meski pada akhirnya mati, kematian telah ditebusNya!

Untuk itulah mari kita berdoa bagi Saman Kunan. Saman adalah salah satu sukarelawan penyelamat yang meninggal karena kekurangan oksigen pada Sabtu, 7 Juli 2018.

Saman barangkali bukan orang Katolik tapi bagiku Ia telah direngkuh Kristus! Saman mengorbankan nyawanya untuk keselamatan anak-anak dan pelatih. Adakah pengorbanan cinta yang lebih besar dari pengorbanan nyawa seseorang bagi sesamanya?

Sydney, 11 Juli 2018

Sebarluaskan!

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.