Mari membayangkan dalam posisi orang-orang yang mendengarkan pengajaran Tuhan di Kapernaum. Waktu itu, sekitar dua ribu tahun silam, tradisi suci ekaristi belum ada karena Yesus masih hidup di dunia dan belum mengadakan Perjamuan Terakhir. Tapi tiba-tiba Yesus berkata,
Ketidaktahuan orang-orang Kapernaum
Kalau kejadiannya setelah peristiwa Perjamuan Terakhir dimana Ia menyatakan kepada para murid tentang misteri kasih dalam perayaan ekaristi barangkali lebih bisa dimengerti. Tapi waktu itu, dalam bayanganku kemungkinan reaksi mereka ada tiga. Pertama, menganggap Yesus gila lalu menertawakanNya. Kedua, menganggap Yesus sesat dan bida?ah lalu mengancamNya? yang terakhir plonga-plongo alias bingung mau ngapain.
Yang kemudian kita tahu adalah Yesus hadir pada perayaan ekaristi. TubuhNya dalam rupa roti, darahNya dalam rupa anggur. Bagi yang sudah dibaptis secara Katolik dan diijinkan untuk menerima komuni pertama, ia sudah makan daging dan minum darahNya setidaknya seminggu sekali.
Umat kanibal?
Namun meski demikian, dua ribu tahun sesudah kejadian itu, masih banyak yang tak mengerti juga tak percaya bahwa yang disantap setiap perayaan ekaristi adalah tubuh dan darahNya sendiri.
Ada yang mencibir orang Katolik sebagai kanibal karena memakan tubuh dan darah Tuhannya sendiri.
Ada juga kawan, sesama Katolik, dibaptis bahkan aktif dalam pelayanan. Ia berpendapat bahwa yang ia santap dan minum adalah simbol Tubuh dan DarahNya. Waktu kubilang itu bukan simbol melainkan benar-benar Tubuh dan DarahNya sendiri, ia mengernyitkan dahi dan bilang, ?TubuhNya roti dan darahNya anggur?? Ia tak percaya.
meraih percaya terhadap misteri ekaristi
Lalu bagaimana sih supaya percaya?
Yang pertama adalah, kita harus punya kerendahan hati dibarengi sikap ingin percaya dan bukan sebaliknya. Kedua sikap ini penting karena sekalipun kita sudah ingin percaya, kadang-kadang kalau kerendahan hati hilang semuanya patah di tengah jalan, balik badan dan jadi tak percaya sama sekali.
Kedua, mencari bimbingan dari orang yang berkompeten. Siapakah dia? Imam Katolik karena ekaristi adalah tradisi suci yang turun-temurun dalam Gereja Katolik.
Aku tahu dan sadar tak semua imam baik, maka ketika pendapat seorang imam kok rasanya tidak mendukung tujuanmu untuk percaya, carilah imam lain. Selain imam, orang yang bisa memberikan penjelasan adalah katekis atau guru agama yang ditunjuk oleh Gereja. Salah satu tugas katekis adalah mendampingi para calon baptis dan materi tentang ekaristi adalah salah satu materi pokok yang mereka bawakan setiap tahunnya.
Ketiga, mencari dan membaca buku yang membahas tentang ekaristi. Carilah buku terbitan yang memiliki pernyataan ?nihil obstat? dari Gereja. ?Nihil obstat? dalam Bahasa Indonesia berarti ?Tidak ada yang menghalangi?. Keterangan buku yang sudah/tidak memiliki nihil obstat biasanya ada di halaman-halaman awal/sampul.
Setelah mengambil ketiga langkah itu tapi kok masih belum bisa ?sreg? dengan sabda Yesus di atas?
Tenang!
Jangan panik!
Jangan buru-buru berpikir pindah agama atau berpikir untuk nggak jadi masuk ke Katolik. Saranku, telan mentah-mentah!
Ekaristi dan Obedience of faith
Hah?
Yup! Telan mentah-mentah itu tidak berdosa! Semata karena salah satu prinsip iman yang benar adalah adanya ?obedience of faith? dimana kita harus taat pada kebenaran yang dinyatakan dan diajarkan. Dalam hal ini lagi-lagi aku bersandar pada kenyataan bahwa tak semua hal bisa kita masukkan dalam akal dan misteri ekaristi adalah salah-satunya.
Selanjutnya? Mari melanjutkan hidup.Karena dalam pengalaman hidup sehari-hari, bagamana kita mengatasi persoalan-persoalan hidup, bagaimana kita berinteraksi dengan sesama, di titik-titik itu pengetahuan dari Tuhan turun seperti kepingan puzzle yang kian lama kian membentuk gambaran percaya kita.
Mari!
Sydney, 10 Mei 2019
0 Komentar