Dari dulu aku suka baca buku. Sorry, lebih tepatnya, dulu aku pernah sangat suka baca buku :) Buku apapun kubaca, kapanpun ada waktu senggang, yang kulakukan adalah membaca buku.
Suatu waktu, aku pengen punya tubuh atletis. Banyak orang menyarankanku untuk bergabung ke satu-satunya pusat kebugaran di kota tempat tinggalku dulu, Klaten.
Alih-alih bergabung, aku malah mencari referensi tentang bagaimana mempunyai tubuh atletis, bagaimana mengatur pola makan supaya aku bisa lebih gemuk. Dan referensi itu, ya kudapat dari buku.
Satu buku kurasa tak cukup, aku mencari buku lainnya. Demikian terus-menerus hingga bulan ketiga aku jadi begitu paham tentang seluk-beluk olahraga dan pengaturan pola makan.
Setiap ada yang bertanya bagaimana caranya membesarkan otot bisep, misalnya, aku bisa memberi jawab panjang lebar tentang pola latihan yang harus diambil, jadwal dan makanan apa saja yang perlu dimakan.
Kebanyakan dari mereka percaya karena memang sebagai kutu buku, aku bisa dipercaya.
Namun satu kali kesempatan aku bertemu seorang yang hendak bertanya tentang seberapa piring nasi yang harus kita makan supaya kita nggak punya perut yang besar dan otot yang liat seperti Ade Rai.
Belum sempat kujelaskan panjang lebar, orang itu menampikku, “Ah, mana bisa aku percaya omonganmu kalau kamu sendiri kurus kering tapi perutmu besar seperti itu?”
Sakit hati? Awalnya iya!
Hingga akhirnya aku sadar, kenapa aku harus sakit hati kalau nyatanya memang demikian. Berkaca di depan cermin, dan meski ada banyak buku tentang olahraga dan pengaturan makan yang sudah kulahap, nyatanya aku tetap saja kurus-kering dengan perut menonjol ke depan seperti orang cacingan.
Aku tahu banyak tentang berolahraga dan pengaturan makan tapi aku tak berolahraga dan tak mengatur pola makan.
Iman Kutu Buku
Yesus hari ini bicara keras dalam Kabar Baik yang indah diuntai murid kesayanganNya, Yohanes.
Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku,namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu.(Yohanes 5:39-40)
Membaca, menggeluti dan menyelidiki kitab suci bukan jalan pintas untuk mencapai hidup yang kekal sebagaimana cerita di atas, membaca buku-buku olahraga dan pengaturan pola makan bukan jalan untuk hidup sehat.
Adalah benar bahwa kamu akan mendapatkan informasi tentang bagaimana mencapai hidup kekal melalui kitab suci. Tapi adalah salah kalau kamu merasa bahwa dengan membaca kitab suci saja maka kamu akan mendapatkannya. Memiliki iman kutu buku bukan jaminan bisa masuk ke dalam Kerajaan Tuhan.
Caranya untuk selamat? Datang kepadaNya.
Datang menuju jalan tempat dimana Ia pernah, sedang dan akan terus berjalan yaitu kebenaran. Memenuhi hidup dengan melakukan hal-hal benar yang dibenarkan Tuhan; mengasihiNya serta sesama seperti kita mengasihi diri sendiri.
Sydney, 4 April 2019
0 Komentar