Kali ini mari kita ngomongin soal yang asik-asik, esek-esek.
Suatu waktu otakku merespon liar sebuah foto yang ditampilkan di laman facebook teman. Foto itu menampilkan potongan iklan jasa ‘pembesaran ukuran? penis pria yang sekilas kuamati backgroundnya, sepertinya ditempel di sebuah tiang lampu lalu lintas.
“Kenapa iklan seperti itu kian marak akhir-akhir ini?”
“Apa yang salah? Apakah sudah semakin sulit orang mencari uang sehingga bisnis pembesaran penis adalah pilihan yang memaksa?”
“Apakah sudah semakin tak punya hal ‘besar? yang bisa dibanggakan sehingga untuk meraih kebanggaan seorang harus membesarkan penisnya?”
Pencitraan!
Bagiku, orang yang butuh penisnya diperbesar dengan cara yang diiklankan di atas adalah orang yang ingin dicitrakan sebagai orang hebat atau setidaknya menurut dirinya, kehebatan adalah ketika penisnya menjadi besar.
Hehe, siapa sih yang tak ingin dicitrakan yang baik-baik? Terlebih jaman-jaman sekarang ini, bukankah presiden pun selalu ingin dicitrakan sebagai presiden yang hebat karena telah berhasil melakukan A,B dan banyak lagi yang lainnya?
Aku, kalian.. kita semua pun butuh dicitrakan baik. Tapi persoalannya sekarang adalah preference, hal apa yang ingin dijadikan obyek pencitraan dan uniknya, sebagian kalangan yang akur dengan iklan tadi percaya ukuran penis adalah obyek yang baik untuk materi pencitraannya.
Bisnis yang menggiurkan
Pelaku bisnis pembesaran penis adalah seorang pebisnis ulung yang peka jaman!
Analisa bisnisnya brilian dan tepat waktu!
Mereka tahu bahwa jaman menuntut orang untuk mendapatkan segala sesuatunya instan termasuk ukuran penis yang kalau perlu di-simsalabim-kan lalu tiba-tiba besar!
Di sisi lain, para pelaku bisnis tadi juga sadar dan memanfaatkan kondisi bahwa besar-kecil ukuran adalah relatif dan tak memiliki acuan baku selain “Kami mengusahakan yang terbaik, tapi masalah hasil akhirnya biar Tuhan yang bekerja!”
Jadi, kalaupun ada satu-dua pasien yang sadar bahwa treatment pembesaran penisnya gagal, si pelaku bisnis bisa dengan mudah mengutarakan alasan tersebut di atas dan kalau ia mau sedikit lebih memutar otak, ia justru diuntungkan dengan berkata, “Gimana kalau kita coba treatment yang lain? Saya punya cara lain yang mungkin lebih cocok dan jitu untukmu!”
Dan sembari menyiapkan jawaban lain yang lebih taktis ketika si pasien merasa penisnya tak kunjung membesar, pundi-pundi uang pun semakin terisi dan akan terus-menerus demikian hingga akhirnya penis besar bukan lagi trend meski untuk itu, adakah yang bisa menjawab kapan?
Besar kecilnya kebahagiaan tidak ekuivalen dengan besar kecilnya penis kita!
Sempitnya cara berpikir orang adalah ketika ia memandang seberapa tinggi tingkat kebahagiaan itu ekuivalen dengan seberapa sentimeter panjang dan radius penismu.
Orang-orang seperti itu terlalu larut dalam cerita-cerita stensilan dan menghayati secara berlebihan pada film-film bokep yang ditontonnya. Mereka beranggapan asal hubungan seks memuaskan pasangan, puas jugalah hidup mereka dan kebahagiaan tercapai. Dan lebih parahnya lagi, mereka menganggap paramater ukuran penis adalah penentunya.
Di titik ini aku berpendapat alangkah bagusnya sebagai salah satu tanggung jawab sosial, perusahaan film bokep juga memproduksi film-film drama yang jauh dari soal seks, dibintangi oleh para bintang seks sehingga mereka yang sudah kecanduan dan mengiblatkan sex style mereka ke bokep akan tercelikkan bahwa selain seks, ada hal lain yang harus dicapai bahkan oleh para bintang seks sekalipun untuk mendapatkan hal yang paling didambakan semua manusia di delapan penjuru mata angin: kebahagiaan!
Nah bintang bokep udah banyak tuh yg main film “biasa” di Indonesia, tapi malah film setan haha. Tapi sisi positifnya adalah penggemar bokep ntar nggak takut setan jadinya :p
Atau bikin drama ttg bintang film bokep yang tiba2 impoten (disponsorin oleh on clinic) :)
Nah, setuju kan dengan pembuatan film genre lain tapi pemainnya pemain bokep :)
padahal organ seks yang paling penting otak. jadi, mestinya otaknya yang digedein ya? :p
hihihi, sama2 penting deh mbak otak sama mr p
:D
Kok bisa?
Saya sampai detik ini tidak percaya bahwa ukuran penis bisa diperbesar, kecuali membesar dari masih tidur menjadi terjaga.
Nah, sayangnya ada yang percaya dan ada yang memfasilitasi kepercayaan itu dengan… bualan
betul juga saya juga bingung kenapa makin banyak iklan seperti itu.. atau memang belum waktunya kali ya… mungkin satu saat kita bisa mengerti kenapa iklan seperti itu banyak :)
kan udah kuulas? :)
hmmm… komentar apa ya? saya kan masih cupu… masih belum nikah *halah*
iya, sama anehnya dengan iklan2 jasa mengerjakan skripsi dan mengeluarkan ijazah instan *eh*
Nah saya jg msh cupu siy,,blm paham ukuran jd patokan kebahagiaan..
Sekarang semua orang pengen hasil instan, memperbesar payudara, sedot lemak, obat diet yang bisa tahan lapar 24jam.. Karna ada kebutuhan, jadi ada penawaran,,
tepat sekali
Saya ga punya produk ini jadi ga bisa berkomentar Mas, xixixi…
Mas DV, sepertinya saya jadi ke Sydney, sudah beli tiket tanggal 20 Juni ini, nginep di rumah teman yang kuliah di UNSW. Boleh minta kontak Mas DV? Kalo bole ini email saya: clararch02@yahoo.com, mudah-mudahan bisa ketemuan, atau kalo memang ga sempat yang penting saya nanti akan memberi kabar pada tuan rumah :)
kok bisa mau punya penis besar dikatakan pencitraan mas? padahal orang yg lakukan pembesaran penis kan nggak ngomong2 dan setahu saya, pencitraan berkait dg hal2 mudah nampak. kalau penis kan gak diumbar. he2. paling2 yg pencitraan ke istri atau pacar doang :D
Intinya tetep diumbar kan meski itu hanya pada istri atau pacar?.. Eh, sebentar, kenapa pacar diumbari? Kan bukan muhrimnya dan belum sah? :)
Yen dibesarkan ngunu kuwi ne gedhi permanen po temporary yo? :P
Itu sukini kok bisa bengkok gitu….pinter banget pengiklannya, untung penjual salad di resto2 selalu sudah memotongnya otherwise bisa keinget gambar iklanmu itu don…haaa…
Hahahhaa, aku mensinyalir ini ada unsur curhatnya juga sih..
Gek ndang digedekke, Mbah.. nganggo entupan tawon. :)
Duhh Donny….saya tak bisa komentar.
Tapi jadi ingat buah kreo (sejenis timun), rasanya kres-kres kalau digigit. Dulu setiap kali mau belajar renang di kolam renang yang jauhnya 6 km dari kotaku, saya suka berhenti di ladang petani untuk membeli8 buah kreo ini.
Nggak percaya alat vital bisa dipanjangin dan digedein… “jatah” nya segitu ya segitu aja… biar diobatin, diurut, ataupun latihan angkat barbel *halah! ya ukurannya tetep segitu…
ember.. tapi justru ini jadi hal yang menarik untuk dibisniskan dan dipolemikkan :)
nggon sampean di besarke ra mas :))
Lha menurutmu? Sampeyan sing wes tau ngrasak’e tho hahahaha
Pada saat umur pria sudah dewasa, penis tidak akan bertambah besar dan panjang. Besar kecil panjang pendek penis hanya tergantung dari hormon bawaan nya saja.
Itu sama sama dengan meninggikan badan manusia pada umur 40 tahun. tubuh dan tulang manusia akan berhenti tumbuh, begitu juga alat kelamin penis.
Dari pada mempersoalkan besar panjangnya penis mending mempelajari bagaimana cara mempertahankan kebahagiaan suami istri dengan cara yang masuk akal, misalnya olahraga yang teratur dan makan makanan yang sehat. Kalo tubuh ini sudah sehat, otomatis alat kelamin juga sehat.
Dan bagi yang belum menikah, ya sebaiknya perbanyak aktifitas yang menguras otak bukan menguras penis. Boleh boleh saja onani masturbasi tapi itu pun tidak boleh keseringan, karena akan mengganggu keseimbangan tubuh.
Dan yang paling penting adalah jangan melakukan hubungan seks bebas, lakukan dengan pasangan resmi karena lebih sehat dan bebas penyakit. Kalo gk tahan ya swalayan lah… jangan jajan sembarangan.
Barusan beredar iklan begitu dg kalau gak percaya suruh lihat sendiri milik pak Haji yang punya bisnis itu. Bwahahaha :D
untuk membahagiakan istri dalam masalah biologis..
Hmmm :)
Puny Mr P besar jg susah pasanganku gk mampu tiap mlm
BROW….TOLONG LAPORIN POLISI TUUUUUU….. MASAK OBAT ABORSI DI JUAL BEBAS,MASAK FARMA/KLINIK JUAL OBAT ABORSI, cb deh klikn -klinikfarma.com
payaaaaaaaaah