Iga: Berdandan wanita saat menari adalah caraku berekspresi agar lebih positif

7 Jan 2019 | Tokoh Alumni De Britto

Freund des Asa Zuniga adalah tokoh keenam belas dari tujuh puluh Tokoh Alumni SMA Kolese De Britto yang kurencanakan. Iga demikian ia dipanggil awalnya tak pernah kurencanakan masuk dalam penokohan ini. 

Semua bermula dari acara Manuk Pulang Kandang (MPK) 27 Desember 2018 silam. Aku yang kebetulan pulang ke Tanah Air menyempatkan diri datang ke acara reuni tahunan itu.

Aku dan Iga pada acara MPK 27 Desember 2018 silam

Saat sedang ngobrol dengan banyak alumni, tiba-tiba sesosok perempuan berbusana jawa lengkap dengan kebaya dan sanggul mengusik perhatianku. Ia berjalan perlahan masuk ke area reuni. Tadinya kupikir ia adalah penari atau penyinden yang diundang khusus hadir dalam reuni sekolah khusus cowok ini.

Tapi ketika Genthong yang juga pernah kutulis di sini juga di sini menyapa lewat microphone ?Halo, Su! Ketok ayu kowe!? Aku kaget, ?Kok disapa ?asu?? Bukankah tak semua orang terbiasa disapa begitu apalagi perempuan??

Seorang lantas memberitahuku, ?Kuwi cah angkatan 2017!? 

Hah? Lulusan De Britto? 2017?
Aku mendekat dan memberanikan diri untuk berkenalan. Ternyata Iga itu pria! Ia seorang penari yang sedang meniti karir profesionalnya sembari studi di Institut Seni Indonesia Yogyakarta, Fakultas Seni Pertunjukan, Jurusan Sendratasik.

Tak lama ngobrol aku lantas berkeputusan bahwa Iga pantas ?ditokohkan? di blog ini. Kenapa? Sejauh yang kutahu sangat jarang ada alumni yang berani berterus-terang karena dirinya berbeda dan berkeputusan untuk menjalani hidup dalam ?beda? tersebut meski hal itu masih sangat ditabukan dalam masyarakat kita.

Berikut adalah penggalan wawancaraku dengannya melalui WhatsApp beberapa hari kemudian.

[DV] Kamu unik sekali dan berani tampil beda, Ga! Bagaimana bisa?

[Iga] Hehehe? Soalnya jarang ada yang peduli bahkan memandang orang kayak aku ini sebelah mata, Mas. Mungkin mereka belum terbiasa tapi aku tetap berusaha menjadi diri sendiri aja?

Kamu nari sejak kapan?

Aku belajar nari dari kecil, sekitar umur 4-5 tahun, Mas. Emang dari kecil suka nari karena ibuku dulunya penari.

Nari sebagai tokoh pria atau wanita, Ga?

Kalo dulu kan belum tahu, jadi ya asal menari. Baru pas SD aku mulai belajar Tari Bali, privat pertama kali adalah Tari Pendet yang merupakan tari putri Bali yang paling dasar. Barulah aku menyukai tarian-tarian Bali lainnya (tari putra dan putri). Terus setelah lulus, aku jadi banyak menerima tawaran menari Bali yang kebetulan selalu tari Putri.

Di De Britto dulu apakah bakat tarimu tersalurkan juga?

Awalnya sempet berhenti sewaktu awal masuk De Britto karena rambutku jadi botak untuk acara inisiasi. Makanya sempet gak nari sampai rambutku tumbuh lagi. Aku pertama kali nari di De Britto jadi cucuk lampah di acara wisuda angkatan 2015, narinya berpasangan sama kakak kelasku. Terus dari situ, guru-guru mulai mengajak aku berpartisipasi di acara hari St. Ignasius, Ulang Tahun Debritto, bahkan di acara besar seperti Lustrum tahun lalu.

Kalau di luar De Britto?

Kalo di luar De Britto memang banyak banget yang nawarin aku untuk menari, makanya aku lebih mengembangkan di luar.

Bagaimana caramu mengembangkan ?di luar de britto? itu?

Aku mencari banyak link dari temen-temenku, Mas. Untungnya memang dari SMP aku udah mulai ikut beberapa sanggar. Jadilah aku lebih banyak diajak nari termasuk di Ramayana Ballet Prambanan.

Kamu sekarang kuliah di ISI katanya? Kamu serius pengen menari seumur hidup?

Iya mas bener banget. Aku masuk ISI tahun 2017, di jurusan Seni Drama Tari Musik (SENDRATASIK). Kebetulan jurusanku ini di bidang pendidikan yang lulusannya bisa menjadi seorang guru atau pendidik. Karena aku memang pengen banget jadi guru privat dan buka sanggar tari dirumah. 

Di Jurusan SENDRATASIK aku bisa belajar teater, musik, tari, ilmu-ilmu pendidikan, cara mengajar, dan lain-lain. Jadi lebih komplit kan, Mas dan bisa dibilang sekarang dengan aku kuliah di ISI dapat memiliki wawasan tentang berkesenian sekaligus dunia pendidikan.

Menjadi penari, apalagi jadi guru bukan pilihan profesi yang ?bikin sugih? di Indonesia. Apa yang membuatmu terpanggil untuk memilih itu dan bukan kerja kantoran atau jadi pengusaha ?

Memang benar demikian tapi karena menari sudah jadi passion sejak kecil, Aku percaya kalau semua dijalani dengan senang hati, otomatis keuangan juga bisa lancar. Yang terpenting semuanya ikhlas dan sepenuh hati. Lagipula sejujurnya aku gak terlalu memikirkan bayaran setelah menari. Kalo aku senang, ya dikasih berapa pun mau kok , hehehe.

Kalau pandanganmu tentang seni tari sendiri gimana, Ga? Apakah semakin terpinggirkan seiring maraknya jaman?

Sebenernya kalo sudah masuk ke dunia seni tari, aku justru melihat mereka semakin berkembang. Mungkin yang berpikiran bahwa seni tari itu terpinggirkan hanya beberapa orang yang tidak mengenal seni itu sendiri. 

Seni tari menurutku juga sangat bebas bagi siapa saja untuk mendalami dan tidak mengenal batasan usia. Jadi semua kalangan dapat mempelajari tarian tanpa harus minder. Justru dengan menari kita berekspresi dan mengeksplor tubuh kita untuk bergerak menciptakan keindahan. Menari itu harus dilakukan dari hati, sehingga tarian yang akan dibawakan lebih memiliki jiwa dan hidup serta menarik penonton terhibur.

Ga, akhir-akhir ini pengaruh agama makin kentara dalam hidup sehari-hari. Adakah hal itu berpengaruh pada dunia seni tari seperti misalnya cara berpakaian yang semula boleh sedikit terbuka lalu sekarang jadi harus tertutup? Bagaimana tanggapanmu mengenai fenomena ini?

Wah kalo udah masalah pengaruh agama memang agak sensitif ya, Mas.  Untuk seni tari sendiri, ya memang betul dulu pakaian yang digunakan lebih terbuka dibanding sekarang. Tapi kalau aku lebih suka mengikuti pakem yang ada. Berkreasi dan mengembangkan itu boleh. Tapi harus sesuai dengan pakem itu, agar kesenian tetap memiliki makna dan tujuan yang sama. Kayanya segini aja deh mas, aku juga masih perlu banyak belajar tentang hal ini. Hehehe?

Ketika melihatmu di MPK yang baru lalu, aku sama sekali ngga? percaya kamu itu cowok karena gak hanya dandananmu tapi juga gesture tubuhmu yang sangat ?cewek?. Bagaimana kamu bisa ?belajar? begitu?

Hahaha, kalo ini udah dari dalem mas. Ada sesuatu yang berbeda dari dalam diriku dan aku cuma menjalani aja. Aku bersyukur dikasih Tuhan penampilan seperti ini yang bisa mendukung kehidupan dan karir tariku selama ini. Penampilanku memang dari kecil seperti ini, Mas. Mau diubah seperti apapun pasti selalu jadi seperti begini.

Kamu mendapat perlakuan berbeda dari lingkunganmu karena penampilanmu itu? Misalnya dibully?

Jelas, Mas! Kebanyakan dari mereka belum bisa menerima Iga apa adanya. Tapi walaupun ada yang bully, aku gak merasa terbully. Aku selalu anggep mereka bercanda dan sayang sama aku. Aku senyumin aja, Mas. Kalo aku ngelawan, justru mereka makin sering membully. Mereka lama-lama capek kok hahahaha. Jadi aku biasa aja nanggepin mereka, gak aku masukin ke hati. Tapi gak semua orang membully Iga, tetap ada banyak yang sayang dan support Iga, hehehe.

Kamu dandan wanita saat menari apakah itu mempengaruhi dirimu atau sebaliknya kamu memang punya sisi feminim yang nampak ketika menari sehingga tampak lebih baik dan hidup saat menari?

Sebenernya memang aku dari kecil sudah seperti ini. Berdandan wanita seperti menari adalah caraku berekspresi agar lebih positif. Tentu aku berusaha menjadi diriku saat tidak menari, tapi ketika menari aku akan menghidupi tokoh yang ?ku-tari-kan?. Kebetulan saja karena aku lebih sering mendapat job menari sebagai wanita maka aku menghidupkan karakternya ya karakter wanita.

Aku tertarik jawabanmu ?berusaha menjadi diriku saat tidak menari? bagaimana kamu mendeskripsikan dirimu yg sebenernya?

Aku memang sudah menyadari bahwa aku berbeda, Mas. Tapi sebenernya aku juga masih sama kok dengan orang-orang lain. Jadi diri sendiri itu maksudnya ya jadi apa adanya gitu bukan melulu soal penampilan tapi lebih ke pribadi dari dalam hati. 

Sebarluaskan!

1 Komentar

  1. Menginspirasiku untuk tetap jadi diri sendiri dan melakukan hal2 terbaik untuk orang lain.

    Balas

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.