IDOKUDOKU, titik balikku kembali ke dunia wirausaha?

2 Mar 2016 | Digital

Kemarin seisi kantor gempar karena berita di media-media Australia kencang menyebut bahwa perusahaan tempatku bekerja berencana akan memangkas jabatan hingga 1000 banyaknya.

Tak sampai dua jam kemudian, Sang CEO mengirim kabar pada seluruh karyawan. Ia tak mengiyakan tapi juga tak menolak isi berita itu. Statementnya tegas tapi berada di area abu-abu, ?Jangan percaya pada kata media, perusahaan pasti berkembang dan berubah, tapi ketika hal itu terjadi, para pegawai yang akan diberi tahu lebih dulu!?

Di titik itu, aku tersadar bahwa untuk kepentingan bisnis, sehebat-hebatnya pegawai, sepintar-pintarnya aku dan kawan-kawan yang bekerja di sini, perhitungan atas kami semua di mata investor perusahaan tak lebih dari gugusan angka.

Aku dan kawan-kawanku (dan kalian semua yang bekerja untuk orang lain) direpresentasikan sebagai angka jumlah uang yang harus keluar dari pocket mereka untuk gaji bulanan.

Nistakah?
Tidak! Justru aku berpikir itu perhitungan yang fair karena aku juga menghitung kewajibanku terhadap perusahan dalam wujud angka. Delapan jam kerja, sekian ribu dollar per bulan yang kuterima. Angka semuanya…

Takutkah aku jika jabatanku ada pada salah satu dari yang akan ditebang?

Kawan lamaku seorang British dulu pernah berpesan, ?Kalau pemangkasan itu terjadi, It?s not good, it?s not fun… but it?s ok!?

Pertama, kehidupan tak boleh berhenti berubah. Aku toh suatu saat akan keluar jadi keluar atau dikeluarkan itu hanya soal waktu. Lagipula jika aku menempatkan diri sebagai pemilik bisnis, kalau semua berlangsung statis, dunia juga pasti akan berpaling ke perusahaan yang terus bergerak dinamis. Tidak ada pilihan.

Kedua, di negara ini pemutusan hubungan kerja adalah hal yang lumrah terjadi dan perusahaan atas perintah negara harus menjamin prosesnya tidak terlalu mengagetkan. Pemutusan hubungan kerja identik dengan pesangon dan benefit-benefit lainnya yang akan diberikan sebagai kewajiban perusahaan.

Ketiga dan justru yang terutama, adanya campur tangan Tuhan. Aku percaya ketika aku misalnya harus di-PHK, Tuhan sudah memberikan yang lebih baik di suatu waktu, di suatu tempat yang baru.

Aku pernah di-PHK, makanya aku bicara seperti ini.?Enam tahun silam, setelah setahun setengah bekerja di perusahaan pertama yang menerimaku di Australia, aku diberhentikan dengan alasan proyek sudah selesai dan mereka kesulitan untuk menemukan proyek yang nilai uangnya mencukupi gajiku.

Kaget dan panikku bukan kepalang waktu itu.?Merasa terhina! Apalagi delapan tahun berkarir di Indonesia, posisiku adalah pemilik usaha dan beberapa kali justru pernah mem-PHK dan kali itu aku yang harus menanggungnya?!

Tapi ternyata Tuhan tak tinggal diam.?Dua minggu kemudian, aku mendapatkan pekerjaan baru yang lebih baik, di sebuah perusahaan besar multinasional, berani menggajiku lebih tinggi dan lebih dekat ke rumah.

Mungkin kalian berpikir, Don kenapa loe nggak wirausaha saja?
Aku pernah ber-wirausaha di Indonesia dari tahun 2000 – 2008 makanya sekarang aku ingin merasakan sebaliknya!

Tapi pengalaman delapan tahun bekerja di perusahaan, aku merasakan satu hal yang unik. Kerap ketika aku mendapati kasus yang bisa kuselesaikan, aku berpikir, ?Kenapa dulu nggak gini ya? Kenapa dulu aku memilih jalan begitu untuk menyelesaikan persoalan itu??

Ya, bekerja di perusahaan membuatku belajar banyak hal tentang problem solving jika suatu saat nanti aku dipercaya untuk membangun sebuah usaha.

Oleh karenanya, ketika seorang kawan lama yang pernah sama-sama duduk di bangku SMA Kolese De Britto Yogyakarta, Teddy Wintoko mengajakku membuka usaha di Indonesia, aku tak keberatan!

Tentu bukan berarti aku pindah kembali ke Tanah Air, karena tipe bisnis yang ditawarkan Teddy bisa dikelola dari sini.

Ia mengajakku membangun sebuah situs portal informasi finansial.

Teddy memiliki latar belakang bekerja di bank sebagai pimpinan divisi usaha beberapa tahun lamanya. Hal itu yang membuatku tertarik selain tentu aku percaya pada hasil didikan SMA Kolese De Britto dan kalian tahu kan, usaha yang kubangun dari 2000 lalu kutinggalkan pada 2008 lalu adalah usaha yang dibangun bersama anak-anak De Britto lainnya?!

Membangun situs portal informasi seperti membuka kembali lembaran indah lama. Aku memang bukan orang kemarin sore dalam soal beginian karena pada 2000 aku membangun GudegNet, Gudang Info Kota Yogya yang dulu pernah berkibar sebagai portal seni dan budaya dan kini malah lebih luas lagi cakupan informasinya.

Konsistensiku dalam merawat konten di blog ini selama 14 tahun juga kuyakin jadi alasan Teddy untuk mengajakku dan kami sepakat menyikapi peluang ini dengan serius dan profesional maka harus mendatangkan keuntungan.

Jadi kapan?
Catat, 1 April 2016, aku dan Teddy akan merilis dokudoku.id, situs portal informasi finansial yang akan jadi barometer tepercaya di Tanah Air!

Sebarluaskan!

2 Komentar

  1. Good luck don, kabarin kalau butuh kartu nama ya haha

    Balas
    • Siap boss

      Balas

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.