Kabar Baik hari ini bercerita tentang bagaimana Yesus mengusir iblis. Aku mengemukakan dua pendapat dari dua kawan yang bedanya saling mengkutub ketika bicara soal iblis.
Teman yang pertama, seorang yang tekun dalam agama tapi sekaligus orang yang berpikir modern. Ia tak percaya bahwa iblis masih ada. Baginya dalam jaman yang sudah modern ini tak ada lagi yang namanya iblis.
Temanku yang kedua, sama-sama reilijiyusnya tapi sedikit-sedikit selalu meng-iblis-kan segala hal. Melihat orang berperilaku agak aneh masuk rumah makan, kawanku tadi berbisik, ?Kamu lihat yang barusan datang? Iblis yang menyertainya gede banget!? Atau ketika melewati perumahan yang gelap tiba-tiba ia bisa berujar, ?Awas, di atas pohon mangga ada setannya!?
Kamu berada di pihak yang mana? Kalau aku tak memilih keduanya.
Sebagai orang Katolik aku percaya bahwa setan itu ada dan tetap ada hingga akhirnya dikalahkan di akhir jaman (lih Wahyu 12:7-9) Tapi aku tak punya kuasa untuk meng-iblis-iblis-kan orang lain. Kenapa? Karena aku tak merasa diberi kuasa untuk menghakimi seperti itu :) Lagipula, sekalinya aku meng-iblis-iblis-kan sesamaku, takutnya aku sendiri malah di-iblis-i!
Bicara tentang masa modern ini, akupun percaya bahwa iblis memiliki cara kerja yang tak usang lagi. Mereka kian lihai setelah berkali-kali dikalahkanNya. Hal ini selaras dengan apa yang dikatakan Yesus hari ini,?
Apabila roh jahat keluar dari manusia, iapun mengembara ke tempat-tempat yang tandus mencari perhentian, dan karena ia tidak mendapatnya, ia berkata: Aku akan kembali ke rumah yang telah kutinggalkan itu. Maka pergilah ia dan mendapati rumah itu bersih tersapu dan rapih teratur. Lalu ia keluar dan mengajak tujuh roh lain yang lebih jahat dari padanya, dan mereka masuk dan berdiam di situ. Maka akhirnya keadaan orang itu lebih buruk dari pada keadaannya semula.? (lih. Lukas 11:24-26)
Contoh paling mudah adalah mencuri.
Dengan mudah kita bisa bilang orang mencuri ayam atau uang dari lemari orang lain itu dosa. Tapi terkadang kita tak sadar bahwa pungli (pungutan liar) itupun juga dosa?
Aku pernah punya kawan yang membela tindakan memungut pungutan liar (pungli) itu tidak berdosa lantaran ia merasa bekerja untuk orang yang ia punguti! ?Aku kerja kok! Melancarkannya supaya urusan ijin cepat kelar! Kalau nggak kerja lalu minta uang itu baru nggak bener! Lagipula aku nggak maksa! Kalau mau bayar pungutan ya silakan, nggak juga nggak papa!?
Iblis menguasai kita dengan seolah menjauhkan kita dari rasa bersalah dengan membangun perhitungan-perhitungan logika yang tampaknya benar tapi tidak.
Contoh lain adalah bagaimana ia mencoba memisahkan kita dari Gereja.
Caranya mudah! Kita disuguhkan pada berita maraknya para imam yang tersangkut kasus pelecehan seksual di sana-sini. Perasaan kita lantas diombang-ambingkan membuat kita men-generalisasi bahwa karena ada sekelumit oknum pelaku pelecehan seksual maka seluruh imam juga demikian! Alhasil kita tak lagi mau ke Gereja dengan alasan ?Semua agama sama saja! Kalau enggak jadi sarang teroris ya jadi sarang pelaku pelecehan seksual! Lebih baik tak beragama!?
Iblis menguasai dengan menggoyahkan rasa kemanusiaan kita dan memanfaatkan kecenderungan kita untuk melakukan generalisasi ketika sudah kalut dan kecewa terhadap satu keadaan.
Lalu bagaimana dong?
Tidak ada jalan lain, kita harus mengikut Yesus! Karena seperti yang dikatakanNya setelah mengusir iblis,?
??jika Aku mengusir setan dengan kuasa Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu.? (lih. Lukas 11:20)
Sydney, 4 Januari 2019
0 Komentar