Hujan di Akhir Juni Ini…

18 Des 2007 | Cetusan

Masuk angin.
Tadi aku bertanya pada Usrok, apa beda masuk angin dan flu. Dia tidak tahu, tapi dia tidak diam saja. Dia hanya bilang bahwa keduanya menunjukkan bahwa penderitanya adalah orang lemah.
“Aku enggak!” kuangkat dua lenganku, tangan mengepal dan mencibir ke arahnya. Dia tertawa, aku berlalu mencari makan siang dan obat untuk flu, karena aku tidak tahu obat apa yang paling tepat untuk masuk angin.

Aku memang sedang diterpa masuk angin. Sementara diluar cuaca tak keruan. Setelah makan SGPC Bu Wignyo, tiba-tiba hujan mengguyur meski tak deras.
Setahun ini mirip dengan setahun lalu. Hujannya tetap bertahan hingga akhir bulan Juni. Padahal ketika SD dulu aku diberitahu guru IPS ku bahwa iklim di Indonesia adalah kemarau memasuki bulan-bulan begini.
Tapi mengapa hujan tak pergi-pergi dan matahari selintat-selintut bersembunyi di balik awan ?
Di tengah jalan aku tiba-tiba berpikir tentang Kiki, sahabatku yang baru saja ditinggal pergi ayahnya ke alam abadi. Suatu keadaan yang tak pernah kupungkiri untuk kutakuti adalah apabila pada saatnya nanti akupun merasakan seperti Kiki, kehilangan ayahku. Aku jadi ingat, semenjak dulu aku selalu berat hati kalau datang melayat ke sahabatku bila dia berduka kehilangan ayah atau ibu atau kakek atau neneknya.
Tak jarang aku ikut menangis di pekuburan menemani sahabatku. Semata-mata bukan saja karena ikut merasa sedih dengan apa yang dirasakan sahabatku itu, tapi lebih kepada suatu peringatan yang dipampangkan di depan mata bahwa waktu itu berjalan maju untukku menjemput hari itu. Hari dimana aku akan menghadapi hal yang sama dengan sahabatku… dan gelegar dukanya pasti lebih dari derasnya hujan yang menghardik seperti ini sekalipun. Kehilangan satu per satu dan pada akhirnya kita pun juga menghilang, adalah sebuah paparan kebenaran dari apa yang kuyakini selama ini (dan semakin benar) bahwa kita adalah makluk yang sendirian. Pak Pram bilang, bukan pasar malam.

Sebangga-bangganya kita memiliki keluarga yang hangat, teman dan saudara yang menyenangkan, pada akhirnya kita adalah makhluk sendirian.
Kita bernapas tidak berbarengan…
Kita berpikir juga sendirian…
Kita berada di rahim, kecuali anak kembar, pasti sendirian…dan pada saat kita mati pun tak mampu menarik turut mereka yang menjadi keluarga, teman dan saudara kita.
Demikian juga dengan kalian dan mereka, adalah makhluk sendirian. Kalian tak akan bisa menarikku masuk ke dalam pikiran lantas berdiskusi bersama di dalam labirin otakmu. Kalian bernapas juga tak menyertakan paru-paruku untuk serta merta bernapas dan pada saat kalian mati, kalian juga tak akan bisa menarik aku untuk serta merta mati… kalau memang bukan dan belum saatnya.

Sementara orang selalu mengkontra keyakinanku itu dengan iman. Iman bahwa ada kehidupan kekal sesudah kematian. Iman bahwa kita toh akan bertemu kembali dalam suasana gembira dengan mereka yang telah mendahului kita. Tetapi iman adalah iman…
Kekuatannya tergantung pada segarang apa kita mempertahankannya… Tapi kenyataannya..? Maukah kalian mendahuluiku lalu menelponku nun dari alam sana melaporkan benar tidaknya tentang iman dan harapan yang selama ini selalu kita agung-agungkan? yang selama ini justru malah sering memecahbelahkan kita karena perbedaan-perbedaan diantaranya?
Bukankah kita tidak akan pernah mengerti apa yang tidak dan belum kita alami sementara kita sendiripun kadang terlalu kerdil untuk memahami apapun yang sedang kita jalani ?

Kantor tinggal sepelemparan batu lagi jaraknya.
Hujan masih berlanjut meski tak deras namun juga tak kering.
Bulan Juni ini kurasakan suasananya seperti September, Oktober, November dan Desember.
Saat langit kelabu, suasana yang syahdu dan seperti biasanya di tahun-tahun lalu engkau ada di sampingku ?
Ah aku jadi rindu kamu!

Tulisan ini adalah salinan dari blog saya yang ada di friendster. Pernah dimuat di sana pada tanggal 28 Juni 2007

Sebarluaskan!

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.