• Skip to primary navigation
  • Skip to main content

Donny Verdian

superblogger indonesia

  • Depan
  • Tentang
  • Arsip Tulisan
  • Kontak

Hujan Emas Hujan Batu

23 Januari 2010 41 Komentar


Dalam konteks kasus Artalyta Suryani dengan sel mewahnya, kupikir pepatah lama yang tepat untuk menggambarkan keadaannya dibandingkan dengan keadaanku di sini adalah “hujan emas di negeri orang, hujan batu di negeri sendiri”
Seenak-enaknya tinggal di luar negeri, bekerja dengan gaji ‘dollar’ serta ditunjang fasilitas, sarana dan prasarana yang OK dari pemerintah secara cuma-cuma, aku masih harus tetap bekerja membanting tulang dan memeras keringat.
Sementara baginya, meski statusnya adalah terpidana kasus penyuapan yang seharusnya bisa diibaratkan sebagai ‘hujan batu’ karena terpenjara, tapi toh fasilitas yang ia dapatkan di dalam bui luar biasa enaknya! Kasur empuk dan sofa barangkali sudah ‘terlalu biasa’.. tapi perawatan dokter ahli kosmetik hingga ijin meninggalkan penjara sekadar untuk ?cabut gigi… itu adalah sesuatu yang luar biasa.
Selamat berakhir pekan!
Sumber berita salah satunya di sini. ?Foto diambil dari sini.

Sebarluaskan!

Ditempatkan di bawah: Cetusan Ditag dengan:artalyta suryani

Tentang Donny Verdian

DV, Superblogger Indonesia. Ngeblog sejak Februari 2002, bertahan hingga kini. Baca profil selengkapnya di sini

Reader Interactions

Komentar

  1. sawali tuhusetya mengatakan

    23 Januari 2010 pada 5:58 am

    sebuah bukti betapa lemahnya pengawasan lembaga pemasyarakatan selama ini, mas don. kasus artalyta di rutan ibarat gunung es. semakin dibuka, ternyata semakin banyak kasus serupa. lapas yang seharusnya menjadi media pertobatan, justru malah menjadi sarang menuntut ilmu2 kejahatan yang jauh lebih parah. doh!

    Balas
    • Donny Verdian mengatakan

      23 Januari 2010 pada 11:30 pm

      Betul, Pak Sawali…
      Saya sedang menunggu gebrakan pemerintah, berani nggak mereka menghancurkan gunung es itu atau lantas menutupnya lagi yang penting toh citranya sudah terangkat dengan pengungkapan sel mewah Ayin, Pak…

      Balas
  2. genthokelir mengatakan

    23 Januari 2010 pada 5:13 am

    hehhehehe jadi sampean hujan emas di negri orang tapi tetep kringeten mas hehehehe kapan mulih jogja mas hehehe gimana kabarnya kalo aku baik baik saja cuman jarang post maklum sama sama harus kemringet tidak seperti A suryani sudah tidak kerja namun fasilitasnya enak
    selamat akhir pekan juga salam buat keluarga ( istri )

    Balas
    • Donny Verdian mengatakan

      23 Januari 2010 pada 11:25 pm

      Hehehehe, kabar saya baik, Mas Tok!
      Jaga kesehatan ya, jangan terlampau kesel nyambut damel-nya, Mas… :)
      Selamat berakhir pekan bersama keluarga, Mas!

      Balas
  3. vizon mengatakan

    23 Januari 2010 pada 12:37 pm

    masih mending dirimu yang mendapat hujan emas meski masih harus bekerja keras Don, kalau masyarakat di indonesia, sudahlah sakit karena hujan batu, masihlagi harus banting tulang hingga remuk demi sesuap nasi…
    aku tiba-tiba jadi ingat lagunya ebiet:
    kemanakah sirnanya
    nurani embun pagi

    segelintir manusia indonesia, dengan tega menari-nari di atas penderitaan jutaan rakyatnya… argh…
    sebuah permenungan akhir pekan yang dahsyat Don

    Balas
    • Donny Verdian mengatakan

      23 Januari 2010 pada 11:31 pm

      Thanks, Uda…
      Hehehe… komentar Uda ini malah memberi permenungan super dahsyat bagiku karena kenyataannya banyak pula yang merasakan hujan batu yang benar-benar seperti dirajam….

      Balas
  4. edratna mengatakan

    23 Januari 2010 pada 1:53 pm

    Hujan emas tapi keringatan kan masih mendingan, daripada hujan batu, terseok-seok….dan bukan keringatan lagi…tapi mandi keringat.
    Ya, yang seperti gambar di atas hanya segelintir, yang lain masih susah untuk mendapatkan serupiah demi serupiah…

    Balas
    • Donny Verdian mengatakan

      23 Januari 2010 pada 11:32 pm

      Ah benar, Bu… komentar Ibu, seperti halnya komentar Uda, membuat saya merenung juga…

      Balas
  5. Bantal mengatakan

    23 Januari 2010 pada 4:09 pm

    Dulu sapa itu ya yang pernah bilang begitu ke aku, lupa.
    “Jadi memang lebih baik hujan batu di negeri sendiri daripada hujan emas di negeri orang ya ley?”
    Aku cuman inget “Ley” nya, berati pasti anak blogbugs hahaha…
    Tapi anjrit, itu penjara atau losmen? O_O

    Balas
    • Donny Verdian mengatakan

      23 Januari 2010 pada 11:37 pm

      Hahahahaha… kebanyakan nama loe!

      Balas
  6. zee mengatakan

    23 Januari 2010 pada 6:14 pm

    Kalo kayak artalita pastinya hujan emas di negeri manapun dia berada kekeke..

    Balas
    • Donny Verdian mengatakan

      23 Januari 2010 pada 11:38 pm

      Hehehehehe, tapi aku nggak yakin dia akan tetap hujan emas di Penjara Tangerang hahahaha.. We’ll see! Semoga nggak ke-gep lesbi :)

      Balas
  7. imadewira mengatakan

    23 Januari 2010 pada 8:26 pm

    dan dengan keadaan begitu mereka masih minta dikasihani sambil menangis, mungkin mereka belum pernah melihat tangisan rakyat yang uangnya mereka rampok.

    Balas
    • Donny Verdian mengatakan

      23 Januari 2010 pada 11:39 pm

      Ketika mereka jatuh, mereka berubah menjadi seperti rakyat kebanyakan, menangis.. Mereka juga manusia, Bli :)

      Balas
  8. oglek mengatakan

    23 Januari 2010 pada 9:43 pm

    kamu mau Don tukar guling ama Artalyta :p

    Balas
    • Donny Verdian mengatakan

      23 Januari 2010 pada 11:39 pm

      Nggak mau! Maunya tukar bantal! :)

      Balas
      • Bantal mengatakan

        24 Januari 2010 pada 2:00 am

        Hey, dilarang menyebut nama Bantal dengan sembarangan!

        Balas
  9. babi ngepet mengatakan

    24 Januari 2010 pada 6:32 am

    selamat malam…..ini kunjungan perdana di blognya mas, wakh keren buanget nih informasinya. tukeran linknya mas, boleh gag? ya begitulah kalo yang banyak uang…kemana mana kudu selalu ada aja fasilitasnya

    Balas
  10. Donny Verdian mengatakan

    25 Januari 2010 pada 9:55 am

    Salam kenal juga, Babi Ngepet…
    Maaf saya belum kepikiran untuk membuat feature tukaran link di sini. Tapi kupikir dengan Anda berkomentar, otomatis link sudah terjalin, dan sesegera mungkin saya akan segera mengunjungi blog Anda, berkomentar sehingga link juga akan ada juga…
    Salam hangat!

    Balas
    • babi ngepet mengatakan

      25 Januari 2010 pada 11:33 pm

      wakh makasih om…..sippp

      Balas
  11. Riris E mengatakan

    25 Januari 2010 pada 12:12 pm

    Mbok aku dikirimi EMAS-e…hehehehe….Jakarta Hujan Air, Don, kelamaan dikit jadi Banjir.
    *gaknyambung.com*

    Balas
    • Donny Verdian mengatakan

      27 Januari 2010 pada 12:55 pm

      Halah, emasmu yo akeh neng kono tho?:)

      Balas
  12. Bro Neo mengatakan

    25 Januari 2010 pada 8:54 pm

    ketika “keadilan” dapat dibeli dengan uang
    pengadilan yg sdh dijalani, spt sandiwara saja… miris mengetahuinya

    Balas
    • Donny Verdian mengatakan

      27 Januari 2010 pada 12:56 pm

      Hehehehe, ini perkara mamon, Dab… Orang mengabdi pada Mamon harus mengalahkan segalanya :) Pilihan, Dab.. Pilihan…

      Balas
  13. tukangpoto mengatakan

    26 Januari 2010 pada 2:04 am

    Masih banyak rakyat yang nasibnya Senen-Kemis, kalo ayin itu penjara aslinya ya di akhirat nanti..kita lihat saja siapa yang tertawa paling akhir…Salam jepret!

    Balas
    • Donny Verdian mengatakan

      27 Januari 2010 pada 12:57 pm

      Hahahaha… saya malas bicara soal penjara asli di akhirat, Bung.. Saya lebih berpikir apa yang bisa dikerjakan sekarang ya sekarang ini saja :)

      Balas
  14. boyin mengatakan

    26 Januari 2010 pada 1:47 pm

    kata om bill gates..”live is not fair, get used to it”

    Balas
    • Donny Verdian mengatakan

      27 Januari 2010 pada 12:57 pm

      Wah, barangkali itu adalah quote yang bagus banget dari seorang Gates yang… ya gitu deh :)

      Balas
  15. cuma 13 mengatakan

    26 Januari 2010 pada 2:28 pm

    Yang paling gong buat saya itu masalah AC yang disembunyikan alias disamarkan jadi lemari itu loh…kayaknya bela-belain banget pengen ruangan ber AC

    Balas
    • Donny Verdian mengatakan

      27 Januari 2010 pada 12:58 pm

      Hahahahahaha…. soalnya mungkin kalau tanpa AC, kulitnya bisa mencair kepanasan, Sob :)

      Balas
  16. aldy mengatakan

    26 Januari 2010 pada 6:59 pm

    Mas Donny,
    Pepatah ini dalam kondisi tertentu terus terang tidak saya sepakati (heh ?), untuk Cici Artalyta berbanding dengan Mas Donny mungkin pepatah ini ada benarnya.
    Tapi kalau Kondisi mas Donny dibandingkan dengan kondisi saya, pepatah ini tidak berlaku.
    Lho ? saya sudah kerja banting tulang, sakit pinggang sampai sakit gigi tetap aja dapetnya nggak emas, dapatnya batu kali yang harganya jauh lebih murah dari emas yang mas Donny dapatkan dinegeri orang. (*ngeles mode on*)….he..he…he..

    Balas
    • Donny Verdian mengatakan

      27 Januari 2010 pada 12:59 pm

      Mas Aldy, tapi ini perkara wang sinawang, Mas..:)
      Saya boleh bergaji dollar, tapi saya ndak bisa mendapatkan makanan dan semua kehangatan khas Indonesia lho..:)

      Balas
  17. afwan auliyar mengatakan

    26 Januari 2010 pada 9:53 pm

    mm, memang cuman beda duit saja perlakuan pun akan beda :)

    Balas
    • Donny Verdian mengatakan

      27 Januari 2010 pada 1:04 pm

      Hehehehe, duit menentukan posisi ya brarti?

      Balas
  18. Antyo Rentjoko mengatakan

    27 Januari 2010 pada 2:33 am

    Yah dunia kadang berisi ironi. Ladang? Teman saya tak setuju. “Selalu,” katanya.

    Balas
    • Donny Verdian mengatakan

      27 Januari 2010 pada 1:04 pm

      Hahahaha, komentarmu simple tapi nyentil, Man :)

      Balas
  19. krismariana mengatakan

    27 Januari 2010 pada 12:25 pm

    sik… sik.. kok aku jadi kelingan karo kancaku sing ngomong: “ngono kuwi kan sawang-sinawang.” :D
    tapi satu hal yang aku nggak rela soal mbak artalita itu, aku tak rela uang pajak yg kubayarkan itu dipakai untuk menyokong penjara yang dipakainya. oke, segala fasilitas mewah itu mungkin pakai duit dia sendiri, setidaknya dia masih memakai pasokan listrik dari PLN di penjara itu kan? dan itu tidak lepas dari pajak yg dibayarkan rakyat. menyedihkan…

    Balas
    • Donny Verdian mengatakan

      27 Januari 2010 pada 1:05 pm

      Hahahahaha, sebenarnya ndak usah mikir listrik penjara yang mbayari pajaknya siapa, pikirkan saja kejahatan yang ia lakukan.. kuwi wes merugikan negara jhe.. merugikan kita pula sebagai warganya ;)

      Balas
  20. anak muda mengatakan

    31 Januari 2010 pada 1:59 am

    negeri ini memang kacau. ikut pusing juga gw kalo nonton berita di tv. pemimpin kok kayaknya tdk pro rakyat, malah mikirin kesejahteraannya sendiri2

    Balas
  21. Ria mengatakan

    2 Februari 2010 pada 2:07 am

    kapan aku ngerasain hujan emas ya mas?
    kamar kost ku aja kalah dengan ruang tahanan yang ada di gambar itu.
    kalau di indonesia lagi banyak hujan tanah mas., maksudnya gempa dan tanahnya menghujam rumah orang2nya :(

    Balas
  22. Dhany mengatakan

    11 Februari 2010 pada 12:32 pm

    Ini yang namanya ironi ya.
    Tapi barangkali ayin itu udah “banting tulang” juga, jadi apa yang diterimanya adalah hasil “jerih payahnya”. :D

    Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

  • Depan
  • Novena Tiga Salam Maria
  • Arsip Tulisan
  • Pengakuan
  • Privacy Policy
  • Kontak
This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish.Accept Reject Read More
Privacy & Cookies Policy

Privacy Overview

This website uses cookies to improve your experience while you navigate through the website. Out of these cookies, the cookies that are categorized as necessary are stored on your browser as they are essential for the working of basic functionalities of the website. We also use third-party cookies that help us analyze and understand how you use this website. These cookies will be stored in your browser only with your consent. You also have the option to opt-out of these cookies. But opting out of some of these cookies may have an effect on your browsing experience.
Necessary
Always Enabled
Necessary cookies are absolutely essential for the website to function properly. This category only includes cookies that ensures basic functionalities and security features of the website. These cookies do not store any personal information.
Non-necessary
Any cookies that may not be particularly necessary for the website to function and is used specifically to collect user personal data via analytics, ads, other embedded contents are termed as non-necessary cookies. It is mandatory to procure user consent prior to running these cookies on your website.
SAVE & ACCEPT