Hidup yang hadir dan utuh karena kebangkitanNya pun utuh!

15 Apr 2018 | Kabar Baik

Lagi-lagi para murid ketakutan!

Kemarin Yohanes menceritakan ketakutan para murid melihat Yesus berjalan di atas air. Hari ini, ia mencatat bagaimana lagi-lagi para murid ketakutan karena Sang Guru yang disalib seminggu sebelumnya telah bangkit dan datang kepada mereka.

Yesus dikira hantu, padahal Ia adalah Tuhan! Syukurlah ketakutan itu mereda tak lama setelah Yesus berkata, ?Aku sendirilah ini; rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang kamu lihat ada pada-Ku.” (Yohanes 24:39)

Kebangkitan Tuhan adalah kebangkitan yang utuh, bukan roh saja karena tubuhNya juga. Tubuh yang disalib, tubuh yang didera dan disiksa bangkit dari mati.

Bagaimana mengaitkan kebangkitanNya ini dengan hidup kita adalah dengan bagaimana membuat keutuhan yang harus hadir dalam hidup. Kenapa? Karena hidup kita adalah hidup yang dimenangkan melalui pengorbanan dan kebangkitanNya.

Hidup yang hadir utuh adalah hidup yang tak hanya baik dari kata-kata, niatan, motivasi maupun untaian doa saja! Hidup yang hadir utuh adalah hidup yang juga merangkum bagaimana pelaksanaan kata-kata!

Contoh hidup yang tak hadir secara utuh?

Tak usah jauh-jauh dan tak perlu menuding ke orang lain, aku adalah contoh pelaku hidup yang kadang tak utuh.

Kemarin sore aku memberikan sharing iman di sebuah persekutuan doa. Judul sharing iman itu adalah Finding God in all things, sebuah ajaran terkenal yang diturunkan Tuhan kepada St. Ignasius dari Loyola. Intinya bagaimana mengaktualisasikan Tuhan, menemukan Tuhan dalam segala hal yang kita hadapi sekarang ini.

Konon banyak umat terkesan dengan pengajaranku itu. Tapi siang tadi, belum sampai dua puluh empat jam kemudian, aku sudah ngambek dengan sekelompok orang yang kuanggap tak nyaman untukku berhubungan.

Lalu Joyce, istriku, menyentil. ?Jadi percuma dong sharing iman yang kamu bawakan kemarin? Katanya Finding God in all things? Dimana letak ?all things? nya kalau menghadapi sekelompok orang saja kamu sudah nggak nyaman??

Aku tertampar. Tamparan yang pedih bukan dari pedas kata-katanya tapi justru dari kebenaran yang memang kuambil dari kritiknya!

Sebagai orang yang berani tampil memberi kesaksian apalagi pengajaran bukankah seharusnya aku juga menjadi pelaksana apa yang kukatakan?

Aku tak boleh hidup secara samar-samar karena kebangkitan Tuhan nyata-nyata hadir dan utuh.

Bagaimana dengan kalian? Semoga tidak sepertiku ya! Jadikanlah diriku sebagai pijakan terendah untukmu mencapai Tuhan. Kamu semua bisa lebih baik daripadaku!

Sydney, 15 April 2018

Sebarluaskan!

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.