• Skip to primary navigation
  • Skip to main content

Donny Verdian

superblogger indonesia

  • Depan
  • Tentang
  • Arsip Tulisan
  • Kontak

Hidup dan spasi

7 April 2010 37 Komentar

Hidup ini memerlukan jeda seperti halnya surat cinta membutuhkan spasi.
Bayangkanlah Bidun, seorang jejaka tanggung yang sedang gandrung dengan Pembayun, gadis anak tetangga yang usianya tiga tahun lebih muda darinya. Karena merasa dirinya pujangga, surat cinta dengan setumpuk kata mesra adalah andalan Bidun untuk menumpahkan perasaannya kepada sang inceran hati sekaligus meluluhlantakkannya.
Setidaknya, seminggu dua kali ia rutin mengirimkannya dengan cara yang unik; melipatnya surat itu menjadi dua lantas memasukkannya di amplop warna jingga kesukaan Pembayun. Lalu diselipkanlah surat itu ke bawah pot tanaman yang berada di sudut kanan terluar rumah Pembayun dengan berharap (dan memang selalu demikian adanya) Pembayun lah yang mengambil surat itu pada pagi buta ketika menyirami tanaman.
Hingga suatu malam, sesuatu yang tak biasa pun terjadi.?Bidun mengalami masalah yang tak terduga karena tombol “Space” yang ada di mesin ketik yang biasa ia gunakan untuk bekerja dan menulis surat ngadat tak bekerja. Setiap kali ia tekan tombol “Space”, tak ada spasi yang tertera di kertas.
Padahal, besok adalah Jumat, hari dimana ia seharusnya mengirimkan surat cinta seperti biasanya. Padahal (lagi) pada surat yang hendak ia tulisnya itu, ia hendak mengutarakan maksud hatinya untuk mengajak Pembayun menghabiskan pekan di arena pasar malam tak jauh dari kota tempat mereka tinggal.?Maka berjuanglah ia dengan segala daya dan upaya untuk membuat tombol “Space” bekerja kembali seperti sedia kala…
Tengah malam terlewati…?Bidun masih bersikukuh dengan usahanya namun sejauh itu tak satupun tanda-tanda memperlihatkan ia bisa menyelesaikan masalah tombol “Space” itu tadi. Sempat terpikir olehnya untuk mengganti ‘spasi’ dengan tanda titik ataupun garis tengah, namun ia urung melakukan karena takut itu semua akan mengubah arti kata-kata yang telah dirangkai indah di otaknya.
Lonceng jam di ruang tengah berdentang tiga kali.?“Kacrut! Jam tiga pagi!” keluh Bidun dalam hati… Ya, ia hanya punya waktu dua jam sebelum ‘jadwal kirim’ tiba namun ia seperti tak beranjak dari kubangan persoalan sedari tadi.
“Kenapa kau tak pakai tulisan tangan saja?” tanya hati kecilnya ke diri Bidun.?Namun dengan keringat yang semakin deras Bidun tak tergerak untuk mengikuti ajakan itu.
Barangkali ia bersikap demikian karena ia tak punya keberanian mampu menuliskan tulisannya dengan indah karena sadar telah lebih dari 10 tahun ia memasrahkan sebaran abjad pembentuk kata serta kalimat pada mesin ketik Olivetti peninggalan almarhum kakeknya yang seorang penulis terkenal itu.
Kokok ayam mulai meriuhkan suasana dan Bidun melongok ke jam tangannya, “Jancuk! Setengah lima!!” Ia mendadak panik!?Diletakkannya begitu saja semua peralatan yang sedari semalam ia pakai untuk mencoba membetulkan tombol “Space” dan dengan gusarnya, iapun pasrah menuliskan surat cinta kepada Pembayun tanpa jeda, tanpa spasi. Begini tulisnya,

DikPembayunyangterkasih,
Seandainyasenaraikatainitakbisakaubaca,
maafkanlahKakandakarenainibukansesuatuyangka
kandainginkanapalagipinta.
SemulaKakandahanyainginberkata,
sudikahDikPembayunmenemaniKakandauntuksekadar
mengirupudarasegarditamanutarakotaSabtupaginanti?
Kandapikirkitabisasemakinsalingmengikatkant
alicintayangtelahkitaulasselamamasa-masaindahkitaini.
Dik,berikukepastian,berikukabar.
Janganlewatkanangintapilambaikantangansertaang
gukkankepalasaatsorenantiKandabertemudihadapan.
Cintamu,Kanda

Dengan tangan yang masih bergetar diburu waktu, diambilnya selembar amplop jingga, dilipatnya kertas itu lalu dimasukkannya ke amplop itu tadi lalu sesudahnya tak lupa ia rekatkan lidah amplop ke badannya dengan air liur, seperti biasa. Segera ia mengendap-endap keluar rumah, menyelinap pergi ke halaman depan, membuka pagar dan berjalan menyeberang menuju ke rumah Pembayun.
Diletakkannya surat itu di bawah pot, di tempat biasa ia menaruh surat-suratnya terdahulu.
Bayangan tentang bagaimana nanti Pembayun akan senang membuka surat itu masih bermain-main di akal si Bidun meski merebak juga perasaan gamang dan ketidakyakinan akankah Pembayun kali ini tahu maksud dari tulisan tanpa spasi itu.
Sayang, kemungkinan terakhirlah yang terjadi pada surat yang lantas menjadi surat terakhir Bidun kepada Sang Pembayun itu.?Ketika matahari masih ranum, Pembayun yang sebenarnya tak terlalu suka sastra itupun menuduh Bidun telah mempermainkannya dengan menuliskan serangkaian abjad menjadi kata, kata menjadi kalimat namun kalimat yang tanpa spasi, tanpa jeda.?Mereka pun terpisahkan oleh karena sebuah kesalahan yang Bidun kira kecil namun pada akhirnya menjadi petaka besar bagi kisah asmaranya.
Hidup adalah senarai kenyataan yang memadukan pahit, manis, getir, asam dan terkadang masam.?Mencecapnya tanpa memberikan ruang antara dan sela seperti halnya membaca surat Bidun kepada Pembayun yang tanpa spasi di atas.?Tak ada maksud yang bisa kita mengerti, tak ada rasa yang bisa dikenali karena semuanya berjalan tanpa spasi sementara waktu terus melantun pergi…

Sebarluaskan!

Ditempatkan di bawah: Cetusan Ditag dengan:hidup, spasi

Tentang Donny Verdian

DV, Superblogger Indonesia. Ngeblog sejak Februari 2002, bertahan hingga kini. Baca profil selengkapnya di sini

Reader Interactions

Komentar

  1. oglek mengatakan

    7 April 2010 pada 7:34 am

    Dan kita hanya bisa menjalani tanpa tahu apa yang akan terjadi besok. Kalo kata Ndorokakung “selalu ada kejutan di balik tikungan kehidupan”.
    Tulisannya bak sastrawan dab, keren!!

    Balas
    • Donny Verdian mengatakan

      7 April 2010 pada 12:13 pm

      Hehehe, makasih Glek :)

      Balas
  2. zee mengatakan

    7 April 2010 pada 10:24 am

    Hidup tak ada spasi, menurutku terlalu kejam. Pada dasarnya, manusia bisa menciptakan masa spasi dan jeda bagi dirinya sendiri, agar hidup ini terasa lebih berwarna. Tapi jangan kelamaan jeda ya, nanti malah tak berkontribusi :).

    Balas
    • Donny Verdian mengatakan

      7 April 2010 pada 12:14 pm

      Ya betul…
      Terlalu banyak spasi juga melompong…
      Suka komenmu, Zee :)

      Balas
  3. ignaz mengatakan

    7 April 2010 pada 11:54 am

    janganjanganpujangganyaadalahkamusendiriDon.Bingungtokalaubacakomenkuini.

    Balas
    • Donny Verdian mengatakan

      7 April 2010 pada 12:15 pm

      Huahuahuhua…. aku memang pujangga, dan Bidun pujangga lainnya :)

      Balas
  4. Susan Noerina mengatakan

    7 April 2010 pada 12:02 pm

    terkadang hidup juga butuh spasi. Tapi kalo kelamaan malah kosong melompong

    Balas
    • Donny Verdian mengatakan

      7 April 2010 pada 12:16 pm

      Betul, Mbak.. kali ini saya setuju…

      Balas
  5. venus mengatakan

    7 April 2010 pada 3:57 pm

    semua hal di dunia ini bahkan sampai ke yang terkecil sekali pun, butuh spasi dan jeda. relationship juga gitu kan ya? *aku komen opo yo mas?* :D

    Balas
    • Donny Verdian mengatakan

      10 April 2010 pada 2:01 am

      Welah.. lha wong lagi dimulai moso minta spasi hehehe :)

      Balas
  6. Dewa Bantal mengatakan

    8 April 2010 pada 9:55 am

    Ah dasar bidun. Kasih titik atau dash gpp dong ah. Maunya jadi pujangga malah jadi ABG (alay baru gede).
    Ato kalo nggak ketik aja 1 huruf extra ketika butuh spasi, terus di TIP-X satu2 wakakaka.
    Masih gak puas? BELI MESIN TIK BARU!
    Masih gak puas jugaaaa?

    Balas
    • Donny Verdian mengatakan

      10 April 2010 pada 2:02 am

      Nggak puas gundulmu :) Ya, maksudku dildo! :D

      Balas
  7. Sungkowoastro mengatakan

    8 April 2010 pada 12:41 pm

    Ingat lo, Om Don, bukankah ada “hari pemberhentian”? Hari untuk beristirahat di dalam berkarya/bekerja/mencipta. Sebab, telah dibuktikan oleh si Bidun sendiri ketika ia tidak mempergunakan spasi (karena kesalahan teknis) -hari pemberhentian-, ia mengalami kegagalan fatal. Harapan tiada pernah diraih. Kasihan si Bidun. Salam kekerabatan.

    Balas
    • Donny Verdian mengatakan

      10 April 2010 pada 2:05 am

      Leres punika.. saestu hehehe

      Balas
  8. Ria mengatakan

    8 April 2010 pada 12:15 pm

    dan tidak semua yg kira inginkan dan kita sangka akan terjadi sesuatu yang tak terduga akan muncul di depan jadi sebaiknya berdoa saja semoga yg nunggu di depan itu adalah hal yg baik :D

    Balas
    • Donny Verdian mengatakan

      10 April 2010 pada 2:03 am

      Weh… tentang apa nih kok sambungannya kesitu hehehe

      Balas
  9. gardino @ LT13 mengatakan

    8 April 2010 pada 4:06 pm

    saya baru tersadar justru spasilah yang membuat segalanya menarik

    Balas
    • Donny Verdian mengatakan

      10 April 2010 pada 2:08 am

      Betul.. ia menjadikan hidup tampak menarik sebenarnya karena dia memberi jeda.. sela

      Balas
  10. hitamputih mengatakan

    9 April 2010 pada 2:48 am

    spasi dalam hidup adalah perenungan….

    Balas
    • Donny Verdian mengatakan

      10 April 2010 pada 2:09 am

      bisa jadi…

      Balas
  11. sawali tuhusetya mengatakan

    9 April 2010 pada 3:34 pm

    wah, hidup tanpa spasi ternyata bisa menimbulkan keruwetan dan ndak gampang diurai. sebuah analogi yang keren dan mantab, mas don.

    Balas
    • Donny Verdian mengatakan

      10 April 2010 pada 2:10 am

      Haks!!!! Nuwun Pak Bupati….

      Balas
  12. Yessi mengatakan

    9 April 2010 pada 4:45 pm

    urip ki nek ra ono spasine yo mumet to mas…yo ra? ;)
    aku ndue quote buatanku dewe lah mas…ngene :
    hidup ini indah, segala pahit getir adalah warna yang menyempurnakan keindahannya
    sangar po ra? :P wkwkwkwkwkkw

    Balas
    • Donny Verdian mengatakan

      10 April 2010 pada 2:12 am

      Sangar cerita atau sangar tari? :) Hhhehe

      Balas
  13. boyin mengatakan

    9 April 2010 pada 5:56 pm

    waduh..ternyata sulit yah membacanya…kadang harus di baca dua kali..heee..bener saya setuju..hidup tanpa spasi itu tidak indah sama sekali

    Balas
  14. Bro Neo mengatakan

    9 April 2010 pada 8:39 pm

    kitapunyapiliahuntukmemakaispasiataumenggunakanalternativelainsebagaigantispasi
    BisaDenganTulisanTanganAtauDenganCaraLainMenulisSepertiKalimatYangIni
    AtauMungkinDenganCaraLain
    TitikUnderScoreDashBisaMenjadiAlternativeJuga
    Tapi memang yang paling “nyaman” pakai spasi untuk menulis :-)

    Balas
  15. nanaharmanto mengatakan

    9 April 2010 pada 9:38 pm

    waduh…..angel banget membaca tulisan tanpa spasi sepanjang itu…
    kok Bidun nggak nulis pake tangan aja toh?
    Btw, analogi yang menarik nih… aku jadi mikir, nulis dengan spasi tuh udah otomatis je…. kadang bahkan si spasi ini udah takterpikirkan bahwa dia sangat penting untuk memaknai serangkaian huruf menjadi susunan kata-kata bermakna….

    Balas
  16. Tutorial Admob mengatakan

    10 April 2010 pada 1:07 am

    hidup ini terasa cepat…. tiba..tiba.. dan tiba.. tiba

    Balas
  17. ArD mengatakan

    10 April 2010 pada 5:14 am

    Itu mah si Bidun-nya aja yang kurang kreatif…. hehehehe
    daripada di sambung lebih baik di enter, jadi lebih baik panjang ke bawah tapi jelas dibacanya n dihias hias gmana gtu biar keliatan bagus hehehehe……. too much think daripada action hehe ^^v
    Sama kaya idup kalau di idup kita lg susah buat bikin spasi, jadi kreatif aja. Think and Do… gmana bikin idup jadi lebih idup ^^

    Balas
  18. fekhi mengatakan

    15 April 2010 pada 11:02 pm

    komentarku singkat aja : aku suka tulisan model gini hehehe

    Balas
  19. edratna mengatakan

    16 April 2010 pada 1:56 am

    Hidup ini selalu ada koma ya Don, karena begitu titik, artinya tak bisa hidup lagi.
    Tanpa jeda, tanpa koma, akan melelahkan…..namun kehidupan kan memang melelahkan, apalagi jika tak bisa meresapinya dan selalu bersyukur setiap ada kebaikan yang kita peroleh.

    Balas
  20. imadewira mengatakan

    21 April 2010 pada 6:30 pm

    halo mas DV, sorry OOT
    akhirnya bisa berkunjung kesini lagi, kayaknya ini gara-gara koneksi internet saya yang menggunakan Starone, sekarang saya coba buka menggunakan koneksi internet dikampus dan ternyata lancar2 saja..
    **kayaknya bakalan komplain lagi ke Indosat nih

    Balas
  21. maztrie? mengatakan

    6 Juni 2011 pada 7:48 am

    weh,
    iki menehh ketingalan tulisan apik kaya ngene lho aku ik… #getungeduwung
    yaaa, aning ngaurip pepesthine butuh tambah, suda pambagi utawa pangarep matikel (kaping), Dene kang asring luput dipikir kanthi wening ya babagan titik, jangka, lan bab kang sabanding… #ndalang
    nuwun ngelmune Dabb…

    Balas
  22. nuun mengatakan

    6 Juni 2011 pada 5:40 pm

    mestinya si Bidun, di awal tulisan secara jujur bilang kalo tombol spasinya rusak. Terus mestinya si Pembayun mengerti kegigihan si Bidun, mestinya.. mestinya.. sich begitu… hehehe…

    Balas
  23. Bintang mengatakan

    19 Juni 2011 pada 3:13 am

    Kelihatannya tulisan ini mendapat rating yang bagus.
    Sebagaimana sinetron di TV seharusnya segera dibuat
    episode ke 2-nya. He he . .
    Saya tak sabar menunggu . .

    Balas
    • DV mengatakan

      20 Juni 2011 pada 7:20 pm

      Wekk :)

      Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

  • Depan
  • Novena Tiga Salam Maria
  • Arsip Tulisan
  • Pengakuan
  • Privacy Policy
  • Kontak
This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish.Accept Reject Read More
Privacy & Cookies Policy

Privacy Overview

This website uses cookies to improve your experience while you navigate through the website. Out of these cookies, the cookies that are categorized as necessary are stored on your browser as they are essential for the working of basic functionalities of the website. We also use third-party cookies that help us analyze and understand how you use this website. These cookies will be stored in your browser only with your consent. You also have the option to opt-out of these cookies. But opting out of some of these cookies may have an effect on your browsing experience.
Necessary
Always Enabled
Necessary cookies are absolutely essential for the website to function properly. This category only includes cookies that ensures basic functionalities and security features of the website. These cookies do not store any personal information.
Non-necessary
Any cookies that may not be particularly necessary for the website to function and is used specifically to collect user personal data via analytics, ads, other embedded contents are termed as non-necessary cookies. It is mandatory to procure user consent prior to running these cookies on your website.
SAVE & ACCEPT