Hidup dan aturan

21 Sep 2015 | Cetusan

blog_rule_01

Makin berumur, satu hal yang patut kusyukuri adalah aku semakin mencoba hidup dalam keteraturan.

Tentu bukannya bermaksud menjerat, karena sebagai orang yang bekerja di bidang industri kreatif, aku tidak bisa tidak, harus membiarkan jiwa lepas bebas untuk memicu kreatifitas.

Tetapi keteraturan yang kumaksud di sini lebih pada alasan supaya aku tak perlu memikirkan hal-hal lain yang memang harusnya tak dipikirkan lagi melainkan dijalani berdasarkan pattern, aturan.

Misalnya soal apa yang perlu dibawa untuk nge-gym.?Ini bisa jadi masalah besar kalau misalnya sesudah nge-gym tau-tau lupa bawa celana dalam bersih untuk ganti setelah berolahraga. Wah, rasanya kan nggak enak banget. Risih. Akhirnya mood bekerja pun terganggu!

Nah, untuk menanggulangi hal itu, kubuat aturan di Notes iPhone-ku yang berisi daftar barang bawaan setiap hari dan berikut screencaptured-nya.

blog_rule_03

Setelah adanya aturan itu, tiap pagi aku tinggal masuk ke wardrobe, membuka catatan lalu mengambil satu per satu kebutuhan, memasukkan ke dalam tas lalu pergi dan tak takut untuk ketinggalan cancut baru lagi!

Tapi aturan yang terakhir kali ku-update sekitar bulan Juli tahun ini atau saat musim dingin di Australia ini sudah tak terlalu relevan lagi.

Kini musim dingin telah berlalu dan suhu udara menghangat dan aku merasa aturan itu perlu diubah atau setidaknya perlu kubuat aturan baru yang cocok diimplementasikan pada bulan-bulan hangat ini.

Apa pasal?
Suhu yang hangat membuatku mudah berkeringat sehingga mandi setelah nge-gym tidak relevan lagi karena tak seberapa lama tubuh sudah berkeringat lagi.

Jadi, dengan perhitungan setelah nge-gym harus langsung pulang ke rumah dan baru mandi juga untuk tidak menuh-menuhin tas, ada beberapa item yang tak lagi perlu kubawa.

Dan inilah aturan baru tersebut:

blog_rule_02

Nanti, ketika musim dingin atau mendadak suhu udara mendingin diluar kebiasaan, aturan ?musim dingin? pun siap diterapkan lagi karena itu berarti aku bisa mandi setelah nge-gym tanpa takut berkeringat.

Ada hal yang kupelajari dari semua ini.
Hidup dan aturan haruslah berjalan berkesinambungan.
Hidup tanpa aturan adalah kesia-siaan sedangkan aturan tanpa disesuaikan dengan dinamika hidup hanyalah menciptakan sesuatu yang angker, yang ditakuti tapi tak berguna sama sekali.

Tengoklah aturan-aturan di sekitar kita.
Mulai dari agama, adat-istiadat, undang-undang negara dan peradilan? adakah mereka telah berdinamika dengan sebagai mestinya?

Parameternya ada pada keteraturan hidup kita sendiri. Kalau kita merasa terjerat, merasa tertekan jangan-jangan sudah saatnya aturan itu diperbaharui, diganti…

Sebarluaskan!

3 Komentar

  1. Gara2 sering ribet nyariin kunci, aku bikin aturan untuk diriku sendiri, semua kunci harus ditaruh di kotak belakang tv. Baru kusadari, pikun tak berbanding lurus dengan usia….

    Balas
  2. Karena aku masih muda (cielah, sombongnya :) ) cara tersebut kurang efektif buatku mas. Aku lebih suka mengingatnya daripada harus menuliskannya, apalagi hanya sekadar mengetiknya di ponsel.

    Selain itu, aku bisa melatih ingatanku agar tidak cepat menua.

    P.S.: Maaf jika komentar ini terkesan menyombongkan diri. :)

    Balas
  3. kalok aturan-aturan yang itu ndak bisa, karena sudah dijamin tahan dan kuat pada segala musim dan jaman.
    seperti ituh.. :D
    ketoke…

    Balas

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.