Hasil Survey “Bagi Tuhan dan Bangsaku!”

30 Agu 2016 | Cetusan

Seminggu lalu aku membuka survey ‘iseng-iseng’ dan ‘main-main’ di komunitas alumni SMA Kolese De Britto Yogyakarta.

Tujuannya tak lain ya karena iseng tadi; kebetulan aku sedang me-review beberapa plugin form dan salah satu test dari ketahanujian form plugin yang kupilih adalah dengan membuat form yang lantas kuberi tajuk ‘Bagi Tuhan dan Bangsaku’ itu.

Seperti niatnya yang tak serius, yang ngisi juga tak banyak. Hanya 54 respons dalam waktu satu minggu. Namun demikian, membaca dengan seksama hasil survey tersebut sungguh bukan satu hal yang layak dijadikan main-main. Ada banyak masukan menarik di kolom ‘free text area’ yang memang sengaja kusediakan untuk menumpahkan ‘curhat’ para alumni tentang komunitas-komunitas yang menjamur bak cendawan di musim hujan.

Aku memutuskan untuk tak menampilkan seluruh isi curhatan itu karena selain ada yang cenderung kasar, salah alamat, keberadaannya justru semakin membuatku yakin bahwa tak selamanya ketika kita bernyanyi mars De Britto terutama bagian “Bagi Tuhan dan Bangsaku” itu adalah janji dan ikrar kesetiaan kita pada Tuhan dan Bangsa. Kadang kata-kata yang kita lempar saat bernyanyi lagu ‘suci’ itu, yang ada justru onggokan sampah kata-kata yang terbungkus air ludah kecut dan bau bacin.

Tanpa banyak bacot lagi, berikut ringkasan. Aku hanya meringkas komunitas-komunitas yang mendapatkan respons setidaknya dua. Atau kalau kalian mau lihat seutuhnya selain kolom ‘curhat’ tersebut, bisa mendownload file yang ada di bagian bawah postingan ini.

Angkatan 92

Dari dua responder, keduanya menganggap komunitas ini secara umum sudah ‘Bagus’.?Seorang menyatakan hal paling baik dari komunitas Angkatan 92 adalah ‘Kerja nyata’ sementara yang paling buruk adalah ‘kebersamaan’. Uniknya, seorang lainnya menilai sebaliknya, yang baik adalah ‘kebersamaan’ sementara yang buruk adalah ‘kerja nyata’ – nya.

Dari kolom curhat yang bisa kubagikan, salah satu dari mereka berkata demikian, “Sampai saat ini kiprahnya hanya nyocot dan gak serius, setahuku 92 punya potensi yang hebat”

Angkatan 96

Ada lima responder. Tiga mengatakan ‘Bagus’, satu menyebut ‘Biasa saja’ dan satunya menganggap angkatan ini ‘Sangat bagus’.?Uniknya kelima-limanya menganggap hal terbaik adalah ‘Kebersamaan’ dan semuanya seolah ‘sepakat’ menganggap bahwa sejauh ini tak ada hal buruk dari komunitas ini.

Tak ada curhatan berarti selain pujian untuk angkatan tahun kelulusanku ini. Jadi untuk apa kusebutkan, masa kita belum puas dengan berbagai pujian diluar survey ini, Dabs?

Angkatan 2001

Ada dua responder. Dua-duanya menyatakan ‘Bagus’ dan sepakat menganggap hal paling menonjol adalah ‘Kebersamaan’ dan tidak ditemukan hal-hal buruk. Ada satu curhat menarik yang menyatakan “Masing-masing memang sibuk!”

Bagiku ini hebat. Meski sibuk mereka masih sanggup mengimpresi dua responder ini untuk menganggap bahwa angkatan ini bagus dan penuh kebersamaan. Mungkin kebersamaan yang dimaksud adalah sama-sama sibuk.

Angkatan 2003

Ada dua responder. Seorang menyatakan ‘Biasa saja’ dan seorang lainnya menyatakan ‘Bagus’. Dua-duanya menyatakan hal terbaik adalah ‘Kebersamaan’. Seorang menganggap hal terburuk adalah ‘kepemimpinan’ seorang lainnya menganggap tak ada yang buruk dari angkatan tahun itu.

Ada curhat menarik, “Mudah menyampaikan informasi yg belum jelas kebenarannya di grup, enggan menindaklanjuti wacana baik yg sudah pernah direncanakan untuk direalisasikan”

Mengenai ketidakjelasan informasi aku tak berkomentar, tapi tentang enggan merealisasikan hal yang sudah direncakan, jawaban terbaik mungkin bisa diambil dari curhat kakak kelas dua tahun di atasnya, “Masing-masing memang sibuk!”

Chapter Banten

Ada dua responder dan keduanya menyebut chapter di barat Jakarta ini ‘Sangat bagus’ dan hal yang paling menonjol kebaikannya adalah “Kerja nyata”. Keduanya tidak menyebutkan ada hal buruk dan tidak juga curhat. Mungkin ‘masing-masing memang sibuk!’ sehingga tak cukup waktu untuk curhat.

Chapter BeCik.

Ada dua responder untuk chapter yang baru diresmikan sebulan silam ini. Dua-duanya menyebut chapter ini “Sangat bagus”. Seorang menyebut hal paling baik adalah ‘Kebersamaan’, seorang lain menyebut “Kerja nyata”. Tidak ada hal buruk sama sekali. Ada curhat menarik, “so far so good, sejauh ini masih masa bulan madu, semoga chapter BeCiK akan selalu “bulan madu”. AMDG”

Nah! Ia sadar jangan-jangan semua baik karena chapter sedang ada dalam fase ‘bulan madu’. Semoga langgeng sampai kaken ninen dan cepat dapat momongan yaaaa…

Paguyuban Alumni SMA Kolese De Britto

Ada tujuh responder memberikan komentar tentang paguyuban alumni SMA Kolese De Britto, komunitas induk para alumni. Tiga dari mereka menganggap paguyuban sudah ‘Bagus’ dan empat lainnya bahkan menganggap “Sangat bagus”. Semuanya menganggap ‘Kebersamaan’ sebagai hal paling menonjol baiknya. Uniknya, seorang yang menganggap “kebersamaan” sebagai hal yang paling baik adalah juga orang yang menganggap faktor itu sebagai hal yang paling buruk. Seorang lagi menganggap hal terburuk dari paguyuban adalah ‘Kepemimpinan’.

Bagaimana isi curhatannya?
Ada dua yang bisa disorot dan beberapa lainnya kuputuskan untuk tak kurilis keluar.

Pertama, “Paguyuban tujuannya utk guyub, kalau ada komunitas lain yang malah merusak keguyubaannya lebih baik tidak usah diakomodir.. mau jadi pemimpin harus rumangsa…” dan satu lagi adalah “Bagaimana interaksi pimpinan paguyuban dgn anggota?”

Saya tidak mau mengomentari berdasarkan asumsi komunitas lain yang dimaksud adalah yang mana tapi kupikir hal terbaik memang adalah dengan tidak usah mengakomodir yang merusak baik itu perseorangan maupun komunitas lain.

Mengenai interaksi pimpinan paguyuban dan anggota, ini menarik juga. Sejak awal memang ada banyak suara yang berkata kenapa pimpinan paguyuban tak berinteraksi sama sekali. Mungkin karena hal ini dianggap sebagai masukan yang baik maka paguyuban lantas meminta tolong saya untuk dibuatkan website yang sekarang berdiri dan beralamatkan di debritto.net? Semoga bisa jadi jawaban atas soalan ini!

DBBC

Nah kenapa DBBC kujadikan yang paling akhir? Ia bukan yang paling tidak penting tapi justru karena DBBC adalah komunitas yang paling banyak mendapatkan respons.

Ada delapan belas respon , 33%, ditujukan pada komunitas yang konon minggu lalu kehilangan dua pengurus terasnya itu. Kukatakan ‘konon’ karena memang belum ada konfirmasi resmi dari komunitas yang entah sebenarnya sudah resmi atau belum secara hukum ini.

Ada enam respons menganggap DBBC sudah “Sangat Bagus”. Enam lainnya menganggap ‘Bagus’. Empat menyatakan DBBC ‘biasa saja’, seorang mengatakan’Buruk’ dan yang paling mengejutkan, ada seorang lainnya menganggap komunitas bisnis para alumni ini Layak Dibubarkan!

Seorang menganggap tidak ada sama sekali hal yang bisa diunggulkan dari DBBC. Sembilan menganggap ‘Kerja nyata’ sebagai nilai unggul, Delapan lainnya menganggap ‘Kebersamaan’ sebagai hal yang paling menonjol baiknya dari komunitas yang pernah jadi induk komunitas blogger alumni yang bernama sama, DBBC.

Tentang hal terburuk, tujuh respon menganggap DBBC tidak memiliki keburukan sama sekali. Seorang menganggap kerja nyata dan seorang lain menganggap faktor kebersamaan sebagai hal terburuk. Delapan orang, sekali lagi… delapan orang menganggap kepemimpinan DBBC sebagai hal terburuk, dan seorang lagi secara mengejutkan menganggap semua hal dari DBBC adalah hal terburuk.

Ada banyak curhat, tapi karena satu dan lain hal yang tak bisa kujelaskan aku hanya akan mengangkat beberapa saja.

Pertama, “Komunitas tidak bisa/tidak etis utk dijadikan institusi bisnis karena pasti terjadi konflik kepentingan” Ini menarik karena apa yang dikatakan bisa jadi benar terutama menyangkut sisi ‘konflik kepentingan’. Katakanlah ada dua pengusaha lulusan De Britto buka rumah makan nasi goreng di sebuah kota, bagaimana mereka akan saling berbagi? Lalu yang soal ‘komunitas untuk dijadikan institusi bisnis’ aku malah baru tahu kalau ada rencana seperti itu?

Kedua, “Di restruktur kegiatannya menjadi lebih terarah dan migunani ….” Ini menarik! Sebuah komunitas memang tidak layak dibubuarkan ketika ia berguna bagi orang lain dan memiliki arahan yang jelas.

Ketiga, “Malas”. Kenapa menarik? Menyitir jawaban adik-adik kelas angkatan 2001, “”Masing-masing memang sibuk!” Hahahaha!

Sudah segitu saja. Jangan dianggap terlalu serius! Namanya juga komunitas alumni ya kita kerjakan sambil lalu saja…

Namanya juga survey main-main dan abal-abal, ya jangan dimasukin hati karena hatimu bukan Alexis tempat kamu bisa masukin semua fantasi dan mimpi yang baru bisa tebus ketika tanggal muda selepas gajian!

 

[wpdm_package id=’12264′]

Sebarluaskan!

1 Komentar

  1. Komunitas bagiku sementara ini buat senang2 dan menyalurkan hobi.

    Balas

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.