• Skip to primary navigation
  • Skip to main content

Donny Verdian (DV)

superblogger.id

  • Tentang
  • Arsip
  • Kontak
Beranda / Kabar Baik

Haruskah kita meniru janda miskin yang menyerahkan seluruh nafkahnya?

25 November 2019 / 2019, Kabar Baik

Hari ini dalam Kabar BaikNya, Lukas mengetengahkan sebuah cerita klasik. Tentang seorang janda miskin yang memberikan seluruh nafkahnya ke kotak persembahan. Di mata Tuhan, hal itu lebih besar ketimbang seorang kaya yang menyumbang.

Daftar Isi

  • Haruskah kita seperti janda miskin yang menyerahkan seluruh nafkahnya?
  • Yang penting esensinya

Haruskah kita seperti janda miskin yang menyerahkan seluruh nafkahnya?

Tapi apakah hal ini berarti Tuhan mengajak kita untuk melakukan hal yang sama? Memberikan seluruh nafkah yang kita miliki? Jika iya, apakah berarti Tuhan menghendaki anak-anak dan istri kita terlantar karena semua nafkah kita diberikan untuk sumbangan maupun persembahan? Jika tidak lantas kenapa Kabar Baik hari ini menyatakannya demikian?

Menurutku Tuhan tidak pernah menyatakan bahwa kita harus mengikuti jejak si janda miskin tersebut dalam konteks memberikan seluruh nafkahnya. Kecuali kalau memang sudah niat dan sudah memperhitungkan segala dampaknya, ya silakan saja. Tapi kalau tidak?

Misalnya begini,
suatu waktu kamu didekati seorang yang sedang mengumpulkan dana untuk bantuan bagi para korban bencana alam. Ketika kamu sudah menyerahkan bantuan semampumu, tiba-tiba ia mencoba untuk membujuk supaya kamu memberikan lebih.

Penjelasan tentang parahnya bencana disampaikan. Video yang diambil di tempat kejadian dan wawancara korban juga dihadapkan di depan mata kita. Kamu lalu terantuk iba dan rasa kasihan. Sekonyong-konyong lalu kamu sepakat untuk menyumbang lebih dari yang kamu rencanakan semula.

Yang penting esensinya

Sesaat setelah memberikan semuanya, kamu mulai berpikir. “Waduh, gimana nanti urusan tagihan bulanan? Kan harusnya dibayar pakai uang yang tadi akhirnya diberikan semuanya untuk menyumbang?”

Lalu ketika akhirnya tersudut, yang disalahkan malah ‘Tuhan’ karena ia sudah merasa menjalankan perintahNya tapi kenapa yang ada justru hidupnya jadi terlunta-lunta?

Kawan, tak semua yang tertulis dalam Kitab Suci adalah sesuatu yang harus kita laksanakan apa adanya. Perlu permenungan, pemikiran dan pemahaman konteks dengan apa yang kita hadapi sekarang untuk mengerti pesan-pesanNya. Yang penting esensinya.

Apa esensi Kabar Baik hari ini?

Kamu tak perlu jadi orang kaya terlebih dahulu untuk sekadar membantu sesama. Bahkan ketika merasa kekurangan namun masih menyanggupkan diri untuk memberikan bantuan, nilai kita akan lebih besar ketimbang mereka yang kaya dan menyumbang dari kelimpahannya.  (lih. Luk 12:4)

Sydney, 25 November 2019

Bagikan tulisan ini:

  • Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru)
  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru)
  • Klik untuk berbagi pada Twitter(Membuka di jendela yang baru)
  • Klik untuk berbagi pada Tumblr(Membuka di jendela yang baru)
  • Klik untuk berbagi pada Pinterest(Membuka di jendela yang baru)
  • Klik untuk mengirim ini lewat surel kepada seorang teman(Membuka di jendela yang baru)

Terkait

Tentang DV

DV, Superblogger Indonesia. Ngeblog sejak Februari 2002, bertahan hingga kini. Baca profil selengkapnya di sini

Berlangganan?

Reader Interactions

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Dibangun dan dipelihara oleh Donny Verdian sejak 2002. Ikuti laman facebook DV.FYI.

  • Depan
  • Peta Situs
  • Kontak
  • Pengakuan
  • Privacy Policy
This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish.Accept Reject Read More
Privacy & Cookies Policy

Necessary Always Enabled

loading Batal
Tulisan tidak terkirim - cek alamat surel Anda!
Cek surel gagal, silahkan coba kembali
Maaf, blog Anda tidak dapat berbagi tulisan lewat surel.