Haruskah kita jadi miskin supaya bisa memberi sebesar yang diberikan Janda Miskin?

26 Nov 2018 | Kabar Baik

Sebelum Yesus datang, orang-orang dianggap telah menyumbang banyak ketika mampu memberi sumbangan/persembahan dalam jumlah yang besar. Wajar dan dalam hitungan matematis ya memang harusnya demikian, besar dan kecil itu jumlah bukan yang lain!

Tapi melalui tokoh janda miskin yang hadir dalam tulisan Lukas hari ini, kita melihat bagaimana ?takaran? itu diubah Yesus. BagiNya, apa yang diberikan Janda Miskin itu justru lebih besar daripada yang diberikan orang-orang kaya! (lih. Lukas 21:1 – 3).

Kok bisa?
Janda itu miskin, ia hidup dalam kekurangannya. Tapi ketika hari itu ia mendapat nafkah dua peser banyaknya, ia tidak memberi separuh dari hasil tapi seluruhnya dimasukkan ke dalam kotak sumbangan persembahan!

Lalu apa yang bisa kita petik dari Kabar Baik hari ini? Haruskah kita menjadi miskin seperti si janda untuk bisa memberi lebih?

Tidak!?
Aku memandangnya begini, perihal memberi persembangan/sumbangan itu tidak dilihat dari semiskin atau sekaya apa kita tapi dari serela apa kita memberikan yang terbaik dari yang kita punya. Itulah ?matematika Tuhan!?

Prinsip memberi yang terbaik adalah kuncinya dan hal ini pada nantinya selaras dengan semangat pengorbanan Yesus yang memberikan yang terbaik dariNya, yaitu nyawa, untuk kita manusia!

Jangan pula karena kisah janda miskin ini kita jadi memandang rendah mereka yang kaya yang menyumbang begitu banyak uang ke Gereja dengan menghakiminya, ?Ah! Seberapa besar pun itu tak lebih besar dari sumbangan si janda miskin!?

Hey!?
Kamu tak pernah tahu seberapa besar pengorbanan orang kaya tadi! Atau katakanlah yang kamu hakimi itu benar bahwa yang ia berikan tak lebih banyak dari sumbangan si janda miskin, bagaimana dengan dirimu sendiri? Sudahkah kamu memberikan lebih besar dari orang kaya tadi??

?Ah tidak! Aku tidak punya uang sebesar orang kaya tadi! Aku memberi semua nafkahku hari ini supaya saya dengan Si Janda Miskin, Don!?

Bagus! Tapi?. Si Janda Miskin yang dilukis Lukas dan ?diangkat? Yesus? itu tak memiliki sifat gampang menghakimi sepertimu lho! :) 

Sydney, 26 November 2018

Jangan lupa isi Survey Kabar Baik 2018. Hasil isian kalian dalam survey tersebut sangat mempengaruhi bagaimana pola tulisan dan distribusi renungan Kabar Baik ini akan berkelanjutan. Klik di sini untuk informasi selengkapnya!

Sebarluaskan!

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.