Satu hal yang membuatku tertegun setelah membaca Kabar Baik hari ini ada pada bagian ini,
Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi dan supaya hari Tuhan jangan dengan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat. (lih. Lukas 21:34)
Pikiran spontanku langsung tertuju pada kata terakhir, ?jerat?. Hari Tuhan bisa jatuh ke atas diri kita sebagai jerat kalau kita mengisi hati penuh dengan pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi. Padahal sebagai umat Tuhan, HariNya harus datang sebagai berkat. Jadi untuk itu? Logikanya ya jangan memenuhi hati dengan hal-hal tersebut di atas.
Kabar Baik hari ini, secara umum memang bicara tentang akhir jaman, tapi karena kita tak pernah tahu apakah pada akhirnya nanti kita akan menjadi orang-orang terakhir yang mengalami hari kiamat atau tidak, maka baiklah kita membawa renungan ini dalam hal yang sifatnya keseharian.
Hari Minggu adalah Hari Tuhan bagi umat kristiani, bukan?
Jadi, mari membawa lingkup Kabar Baik hari ini ke ranah ?Hari Minggu?, tentang bagaimana kita mempersiapkan Hari Tuhan yang jatuh setiap minggu itu. Siapa tahu kalau kita biasa terlatih dengan persiapan, pada nantinya kita akan terlatih juga ketika Hari Tuhan di akhir jaman benar-benar datang!
Waktu muda dulu (sekarang juga masih muda sih hahaha) setiap malam minggu, sepulang ngapel pacar, aku tak langsung pulang tapi nongkrong dengan kawan-kawan. Acara dalam tongkrongannya macam-macam, mulai dari ngobrol ngalor-ngidul atau kalau lagi ada duit ya kita beli minuman beralkohol. Malam minggu berakhir dengan mabuk, itu sudah cukup lumrah waktu itu.
Akibatnya, minggu pagi tak bisa bangun tapi karena sudah janjian dengan pacar untuk pergi ke gereja ikut misa pagi, apa mau dikata, meski mata masih merah, kepala masih berat karena efek alkohol, aku harus mandi, menjemput pacar lalu sama-sama pergi ke Gereja.
Di dalam Gereja terkantuk-kantuk, nggak fokus. Dalam hati kadang merutuk kenapa harus ke Gereja? Di titik itu aku merasa terjerat!
Ketika sudah mulai bekerja, tantangannya beda lagi!
Kumpul-kumpul dan mabuk-mabukan bareng teman sudah kuanggap barang usang dan tiada guna. Karena pacar tinggal di luar kota/negeri, aku lantas mengisi malam minggu dengan bekerja!
Tapi ternyata bekerja di malam minggu itu membuatku tak bisa mempersiapkan minggu pagi untuk ikut misa di Gereja. Kenapa? Saking asiknya kerja, kadang aku melek hingga jam tiga pagi sehingga untuk ikut misa pagi sudah tidak mungkin karena masih tidur.
Kenapa nggak ikut misa sore? Ah! Lebih baik bekerja! kataku waktu itu. Lagi-lagi, aku terjerat.
Dua pengalaman di atas membuatku semakin mengimani apa yang dikatakan Yesus hari ini. Pesta pora dan kemabukan bukan satu-satunya penyebab datangnya Hari Tuhan sebagai jerat! Melibatkan hati terlalu dalam dalam kepentingan-kepentingan duniawi termasuk bekerja yang kesannya baik pun juga bisa menyebabkan kita memandang datangnya Hari Tuhan sebagai jerat bagi kita!
Barangkali ada yang bertanya, ?Kalau begitu kenapa nggak sabtu sore saja ke Gereja? Jadi setelah itu bisa bebas merdeka mau ngapain apa??
Nah! Aku udah nebak kamu mau bertanya begitu kepadaku hahaha! Tapi sadarkah kamu dengan berkata bahwa ?setelah itu bisa bebas merdeka? artinya kamu memandang kegiatan pergi ke Gereja meski diadakan pada sabtu sore tetap merupakan jerat? Karena hanya orang yang pernah terjerat yang bisa merasakan bebas-merdeka!
Begitu?
Sydney, 2 Desember 2018
Jangan lupa isi Survey Kabar Baik 2018. Hasil isian kalian dalam survey tersebut sangat mempengaruhi bagaimana pola tulisan dan distribusi renungan Kabar Baik ini akan berkelanjutan. Klik di sini untuk informasi selengkapnya!
0 Komentar