Hampir dua tahun tinggal di Australia, dan hingga hari ini aku masih tetap harus berjuang keras dalam berbahasa Inggris.
Perjuangan masif sebenarnya karena aku berasal dan lebih dari 30 tahun tinggal di negara yang tidak menggunakan Bahasa Inggris sebagai bahasa utamanya lalu ujug-ujug pindah ke negara dengan Bahasa Inggris adalah bahasa resmi yang digunakan sehari-hari seperti Australia ini.
Aku tidak hendak bericerita tentang bagaimana susah payahnya dan apa yang sudah kucapai dan apa yang belum dalam berpraktik Bahasa Inggris karena aku sedang mengumpulkan semua kejadian-kejadian konyol dan serius terkait dengan hal tersebut untuk kurangkai menjadi tulisan yang semo menarik, kali ini aku akan bercerita tentang apa yang kusebut sebagai “Hari Buruk Berbahasa Inggris”.
What?!?
Bagiku, Hari Buruk Berbahasa Inggris, mudahnya adalah hari dimana aku tak mampu menggunakan bahasa Inggris dengan baik, baik itu dalam pekerjaan maupun pergaulan, lisan ataupun tulisan.
Khusus dalam lisan, kriteria baik buruk yang kukemukakan termasuk tentang pilihan kata yang kugunakan, bagaimana aku berhasil/gagal menangkap pembicaraan lawan bicaraku, serta sebaliknya bagaimana mereka mampu mendengar dan mengerti apa yang kuucapkan. Pada praktiknya, menentukan Hari Buruk Berbahasa Inggris atau bukan adalah denganku menghitung berapa banyak aku berujar “Sorry, what was it?” atau “Say again please” pada setiap percakapan atau seberapa banyak teman-temanku yang kuajak bicara dengan muka pasrah nan memelas berujar “No.. i dont understand what you’re talking about” setiap aku menjelaskan secara gamblang tentang satu hal dan kuakhiri dengan pertanyaan “Do you know what i mean?”
*Yak, silakan tertawa!
Lalu kapan terjadinya “Hari Buruk Berbahasa Inggris” itu?
Tak tentu, tapi yang paling sering terjadi adalah hari Senin.
Hari senin biasanya (tak selalu) adalah hari yang cukup buruk dalam ku berbahasa Inggris karena semenjak jumat malam hingga minggu aku sangat sedikit mempraktikkan Bahasa Inggris karena praktis aku lebih banyak bersama istriku yang juga orang Indonesia dan anakku yang masih bayi. Adapun teman-teman yang sering kuajak kumpul-kumpul selama akhir pekan juga adalah orang-orang Indonesia yang jarang mempraktikkan Bahasa Inggris ketika berbicara dengan sesama orang Indonesia.
Jadi, ketika Senin tiba dan aku harus kembali masuk kerja, kesalahan demi kesalahan praktik berbahasa Inggris biasanya terjadi dan itu bisa sepanjang hari bisa pula hanya awal-awal hari saja sekali lagi tergantung seberapa banyak aku berkomunikasi dalam Bahasa Inggris pada hari itu.
Lantas bagaimana mengatasi Hari Buruk Berbahasa Inggris tersebut?
Ketika semua sudah terjadi, nggak bisa nggak selain harus berkonsentrasi terhadap apa yang diomongkan lawan bicara atau kalau masih bisa ya ‘ngeles’ dengan berujar “Ahhh.. i’m in the middle of something and need to be finished by the end of this day…” setiap mereka bertanya “Donny, could you please come to our meeting bla bla bla?”
Selain cara itu, setelah berkali-kali menghadapi hal yang sama setiap Senin, aku lantas memilih untuk bagaimana caranya mencegah terjadinya Hari Buruk Berbahasa Inggris di hari Senin dengan memperbanyak membaca buku berbahasa Inggris pada akhir pekan, menonton DVD film-film ‘barat’ serta mendengarkan lagu berlirik Inggris dan mencoba menangkap serta menghayati setiap katanya.
Solusi lain tapi masih harus tunggu waktu adalah menanti Odilia, anakku, tumbuh besar.
Bisa dipastikan, seperti halnya banyak anak-anak Indonesia yang lahir dan tumbuh di sini, ia akan menjadi seorang English native speaker yang baik namun tetap mengerti apa yang diucapkan orang tuanya dalam bahasa Indonesia. Jadi kubayangkan mulai 3 – 4 tahun mendatang ketika Odi sudah mulai bicara aktif dan ‘bermaksud’, ia akan menjadi ‘pemancingku’ untuk selalu berkomunikasi menggunakan Bahasa
Inggris dan di sisi lain, ia juga akan tetap menangkap Bahasa Indonesiaku jika aku tiba-tiba ‘mandeg di jalan’ dan memilih berbahasa Indonesia kembali.
Solusi yang lebih dahsyat yang secara instant bisa dilakukan sebenarnya juga ada.
Beberapa kali ketika aku terlalu banyak minum minuman beralkohol lalu bersosialisasi, banyak teman-temanku bilang bahwa kemampuan Bahasa Inggrisku naik begitu tajam.
Tapi tentu saja hal ini tak praktis untuk dilakukan setiap hari karena tak baik untuk kesehatan selain juga aku tak yakin apakah yang dikatakan oleh teman-temanku tadi benar karena bukankah sebagian besar dari mereka juga sedang sama-sama mabuknya… :))
Wis tho Don, mabuk terus wae :p #dikeplak hahaha ehtapi byk temenku yg blg gt juga lho, klo pas mabuk mreka jd lbh faseh nggris :p
Btw aksen wong Australi emang rada berat ik
Sabar ya mas :)
mungkin kadar alkohol setiap senin wajib ditingkatkan :P sekaligus bawa banyak minuman biar rekan rekan juga terbuai alkohol … LOL :)
Padahal itu belom pake acara mudik-mudik ya don…hihi…coba deh kalo abis mudik… :p
ya masih gpp lah, namanya juga bukan orang asli sono hihihi…
di sini aja, walaupun orang Indonesia, nyaris setiap hari bisa dibilang Hari Buruk Berbahasa Indonesia wkwkwkwk…
yang bikin saya tersenyum adalah paragraf terakhir, khususnya kalimat yang terakhir, hehe
piye toh..
kemaren diajak gabung meja para lelaki, katamu “i don’t understand…”
padahal wis nenggak segelas / dua toh ?
wakakakakakaakakak….
hmmm…mungkin solusi minuman beralkohol harus mulai dipikirkan lembaga kursus di Indonesia…wekekeke…
Pasti Om Don berbahasa Indonesianya di Aus terbaik, ya…. Hihihihi….
kalo aku sekarang pating mbelibet don karena belajar bahasa cina tiap sabtu , minggu dan kursus bahasa kamboja juga senin, rabu, jumat…haaa..kalo nggak kosentrasi setiap waktu bisa kacau dah…
wah coba sampeyan diakhir pekan sesekali sambangi keponaanku mas … bahasa inggrisnya lumayan faseh.
sama-sama dari Klaten .. jadi bisa ngobrol klaten .. pake bahasa inggris :)
Huahahaha, masa supaya berbahasa inggris denan fasih Mas Don kudu mabuk dulu? Repot juga kalo tiap hari mabok, tar jadi drunken master
gw juga ngerasa kemampuan berbahadsa inggris gw menurun neh Mas, coz kalo dulu pas gawe di Indonesia kan bos orang NZ, nah sekarang cuma jadi emak2. masa practise english nya sama panci :-(
Hehehe… temenku juga gitu, kata temen-temennya, kalau lagi mabok bahasa Inggrisnya jadi bagus malahan…
yang lain lagi, temenku waktu kuliah di LN, temen sekamarnya bilang, semalam dia ngigau, dan bahasa Inggrisnya perfect bgt! lengkapa dengan logat dan lagu British English gitu… pas dalam keadaan sadar… Inggrisnya payah… hehe… piye kuwi?
Hehehe…apa hubungan mabuk dan bahasa Inggris bagus ya?
Tapi mantan anak buahku pernah komentar…ibu kalau marah bahasa Inggrisnya malah lancar…hehehe..mungkin karena sebel dengan bule yang ngeyel saat meeting. Tapi itu juga tak baik bagi kesehatan kan?
hmm, sepertinya patut dicoba jurus mabuknya, sapa tahu lancar berbasing…tapi sewaktu saya kul di stuttgart, emang kalau lagi ngomong normal dodol banget…tapi pas pake prokem katanya basingku lumayan bagus dan mereka mengerti….kata orang emang kalau di LN belajar bahasanya jgn yg berat berat, dan yg paling enak emang bahasa prokem dulu….
Aaah, saya jadi pengen bisa bicara bahasa inggris lebih fasih… :|
Ono jamane..suk bule-bule kui sinau boso jowo…
Bener, syarate kowe kudu urip neng kene bareng aku mbangun Jawa neng tlatah Australia :)
Gue pengen ngobrol sama lo pake bahasa inggris Don. Mungkin lo jauh terdengar lebih ramah dengan bahasa inggris :p