Hand Sanitizer, Sebuah Sugesti Baru

2 Des 2009 | Cetusan

Hand Sanitizer

Harus kuakui, saat-saat ini aku sedang keranjingan menggunakan hand sanitizer.
Kalian tahu apa hand sanitizer? Itu lho, gel pembersih tangan tanpa harus cuci tangan (menggunakan air) yang sekarang marak dipasarkan dalam berbagai macam kemasan mulai dari tabung kecil hingga botol besar lengkap dengan ‘pompa’ untuk mengeluarkan gel hanya dengan sekali pencet.
Dan ini sesungguhnya hal yang aneh mengingat dulu, sejak mulai banyak teman-teman menawariku menggunakannya aku cuek saja, bukannya tak percaya akan keampuhannya, tapi lebih ke alasan praktis, “ngapain sih? emang harus?”
Namun pada kenyataannya sekarang berbalik 180 derajat. Kamu bisa bayangkan, dalam sehari lebih dari sepuluh kali aku mengoleskan gel itu ke tangan lalu mengusapkannya ke seluruh permukaan telapak tangan, sela jari, dan punggung tangan. Kuambil secara acak saja ya, aku biasa memakainya sesaat sebelum sarapan, sebelum makan siang dan dinner, sebelum memegang komputer, setelah bermain gitar, setelah memegang panel pintu, setelah turun dan naik bus/kereta, setelah kencing dan buang air besar, dan masih banyak lagi… Pokoknya, aku merasa belum mantap kalau belum menggunakan hand sanitizer.
Lalu kenapa aku bisa menjadi sedemikian ‘tergantung’ pada hand sanitizer?
Ada tiga hal penyebab yang saling berhubungan. Yang pertama adalah berita menakutkan tentang penyebaran virus H1N1 yang mengglobal belum lama ini, lalu yang kedua adalah di suatu ruang publik aku pernah membaca pengumuman bahwa ‘cuci tangan’ itu tak tertandingi bahkan oleh vaksin apapun dalam menghalau flu, dan yang ketiga adalah maraknya kampanye global warming yang salah satu titik beratnya adalah pada penghematan penggunaan air.. *tapi lucunya, bahkan sebelum ada kampanye itu aku bukanlah orang yang terbilang rajin mencuci tangan menggunakan air :)*
Yang jadi persoalan sekarang adalah, sebenarnya efektifkah hand sanitizer itu?
Apakah iklan-iklan yang menyebutkan bahwa kemampuannya dalam menghalau bakteri di tangan bisa maksimum hingga 99 persen itu adalah benar atau sekadar jualan iklan seperti layaknya jualan kecap yang selalu nomer satu?
Menurut Regina Bailey, di About.Com, hand sanitizer bekerja dengan cara mengikis lapisan terluar minyak yang ada di kulit. Pada lapisan inilah biasanya kuman-kuman yang ada di tangan bersarang. Namun sayangnya, bakteri yang ada di lapisan tersebut bukanlah bakteri yang bisa membuat kita sakit.
Seorang ahli lain, Barbara Almanza, associate professor di Purdue University Amerika Serikat mengungkapkan dalam penelitiannya bahwa hand sanitizer tidak mengurangi jumlah bakteri yang ada di tangan secara signifikan dan justru pada beberapa kasus meningkatkan bakteri di tangan. Ia juga menambahkan bahwa untuk membersihkan tangan secara tuntas, air dan sabun tetap harus digunakan karena hand sanitizer tidak bisa dan tidak seharusnya menggantikan air dan sabun.
Kamu kaget? Tak menyangka betapa ternyata ada pandangan-pandangan seperti itu?
Tapi apakah omongan dua pakar itu serta merta akan mengurangi bahkan menghentikan kebiasaan kita (dan aku) dalam menggunakan hand sanitizer?
Belajar dari yang sudah-sudah, hasil penelitian seperti ini biasanya tak terlalu mempengaruhi animo masyarakat untuk menggunakan produk seperti halnya hand sanitizer ini.?Bagiku, perkaranya sudah tidak ada di domain kesehatan lagi tapi sudah menyentuh level sugesti. Sugesti yang terasah meski lambat tapi pasti ke otak, menstimulasi kita untuk selalu mengoleskan gel ke tangan lalu menggosok-gosokkanya segera sesudah kita ‘merasa’ kotor meski ternyata ada pandangan yang menyebut betapa ia tak terbukti efektif sefektif iklannya.
Sugesti yang tergolong ‘baru’ ini pada akhirnya juga bergabung semakin melengkapi betapa banyak sugesti-sugesti yang entah benar atau salah keberadaannya tapi terlanjur ‘enak’ dan ‘melegakan’ untuk kita lakukan. Seperti misalnya sugesti bahwa jika belum ke dokter (dan disuntik) maka sakit kita belum sembuh, jika belum makan gudeg (di Wijilan) belum dianggap ke Jogja, jika belum makan nasi belum kenyang…
Jadi, selamat menikmati sugesti!
Aku tak perlu lagi menulis panjang-panjang karena semuanya sudah gamblang, tak kan mampu mempengaruhi pandangan/sugesti kita dan… hey kamu tau nggak, semakin hari aku semakin tak terlalu nyaman mengetik berlama-lama karena berpikir berapa banyak bakteri yang kubiarkan meloncat dari papan keyboard ke tanganku selama menuliskan semua ini?
Saatnya mengoleskan hand sanitizer lagi ah.. “Crot!”

Sebarluaskan!

46 Komentar

  1. Samaaa….!!!!
    Thanks to a friend yang pulang dari Jepang dan membawa oleh-oleh virus H1N1 bersamanya, saya dan teman-teman jadi randang-rendeng hand sanitizer kemana-mana. Sampe kalo gak ingat tata laksana keindahan, daripada gantung HP di leher rasanya pengen gantung hand sanitizer aja.
    Ngomongin soal sugesti, opo iyo nek belum makan gudeg (di Wijilan) belum dianggap ke Jogja? Bukannya kalo belum menyentuh Tugu di jl. Mangkubumi maka belum dianggap ke Jogja? :D
    *Tanya Bu Tuti, ahhh…..*

    Balas
    • :))
      Semua orang punya sugesti yang berbeda-beda tentang Jogja kok :)
      Aku nanti waktu pulang barangkali akan bersugesti bahwa kalau belum ketemu Bu Tuti belum sampai Jogja :) (ben ditraktir karo beliau:p )

      Balas
  2. di daerah dan lingkungan saya belum ada kebiasaan menggunakan hand sanitizer ini :-)

    Balas
    • Ya digalakkan biar jadi galak.. eh biar jadi menyebar sugestinya :)

      Balas
  3. Hand Sanitizer hanya aku pakai dalam keadaan darurat. Misalnya ketika harus menyiapkan susu anak di dalam kendaraan pastinya persediaan air terbatas, jadi untuk mengurangi resiko tangan kotor aku menggunakan hand sanitizer. Tetapi sebelumnya aku ngelap tanganku pakai tisu basah.

    Balas
    • Lha kamu malah boros, masa abis pake tisu basah kok pake hand sanitizer segala?

      Balas
  4. wah beberapa tahun yang lalu sempet suka tuh.. :D
    baunya enak.. (ada yg baunya mirip alkohol 70%)..
    tapi pada dasarnya memang saya kurang telaten orangnya.. jadi cuma trend sesaat, ehehe..

    Balas
    • Hehehehe untung jadi trend sesaat, kalau nggak berarti anda sudah akan jadi pengguna handsanitizer selama tahunan :)
      salam kenal!

      Balas
  5. Aku udah pakai sejak dulu Don, bermanfaat jika sedang bepergian atau diperjalanan dan sulit air.
    Bukan kok takut virus atau apa, entah kenapa, tanganku mudah gatel, jadi saya hobi cuci tangan dan tentu saja penginnya pake sabun. Padahal seringnya makan di ruman makan yang pake tangan kan belum tentu disediakan sabun…nahh baru deh pakai hand sanitizer ini.
    Tanganku juga mudah gatal, mungkin sugesti, gara2 ibu selalu mendengung-dengungkan kalau uang itu kotor karena sebelumnya telah beganti-ganti tangan, siapapun pegang uang, mungkin tangannya gudigen (maksud ibu agar anaknya rajin cuci tangan)…akibatnya kalau habis pegang uang rasanya tangan gatel, sebelum cuci tangan belum sreg.
    Ehh jadi pengin gudeg Wijilan

    Balas
    • Wah hebat itu.. Kalau tangan saya gatel ngeliat uang Bu hahaha :))

      Balas
  6. hahahahaha…mas donny nih ada2 aja…
    aku gak begitu suka cuci tangan *jorok ya* karena aku menggunakan notebook pribadi, dan tidak terlalu sering bersentuhan dengan benda-benda public…
    dan coba periksa tasku pasti pencuci tangan yg kau sebutkan itu tidak ada :D

    Balas
    • Hahahahaha, soalnya sekarang emangnya kuman cuma masuk via notebook aja? :))

      Balas
  7. aku lumayan sering pakai hand sanitizer itu kalau di luar rumah, misal makan di warung.
    kalau di rumah, aku termasuk sering nyuci tangan dengan sabun. apalagi kalau pas masak, aku nggak tahan kalau tanganku berminyak atau basah. rasanya risih. jadi harus cepet nyuci tangan dan dikeringkan meski belum selesai masak. Boros air jadinya…:(

    Balas
    • Hehehehehe, welcome to the club, Nana :) Club of Hand Sanitizer Lover :))

      Balas
  8. aku nek ndak pake air kok rasanya kayak ndak cuci tangan, yo? :D
    kalo pake hand sanitizer gitu malah risih.. :D

    Balas
    • Kayak kalo cebok gak pake aer juga kerasa gak cebok? hihihi.

      Balas
    • @Zam: Hehehehe itu namanya sugesti juga…
      @Aley: Hahahah!

      Balas
  9. Aku gak terlalu peduli sih sama sanitizer, cuci tangan juga gak teratur. Biasane telapak tanganku tak idoni tok, ala pemain baseball begitu, wakakka.
    Ngawur ah, ya tapi kalo didepanku ada sanitizer ya ku pake aja, soalnya enak juga rasanya untuk sesaat merasa lebih bersih, walau 5 menit kemudian ngupil lagi.

    Balas
    • Heheheheh, bagus itu! Sebelum ngupil memakai hand sanitizer itumembuat rongga hidung kita bersih sehingga upil kita ikut steril. :))

      Balas
  10. Dulu saya selalu sedia hand sanitizer di laci mobil. Soalnya kalo nyetir mobil, apalagi keluar kota, tangan saya selalu keringetan. Jadi biar praktis dan ngga repot nyari air, saya cuci tangan pake hand sanitizer aja. Rasanya dingin ditangan dan semriwing…
    Tapi sekarang kebiasaan itu udah menghilang, nggak tau juga pada momen apa saya mulai menghilangkan kebiasaan itu. Hmmm…setelah posting mu ini mungkin saya akan berpikir untuk memulai kembali… semriwiingg… :-)

    Balas
    • hahahaha, kalo mau lebih mantep beli yang refill :) Yang ada pompanya sehingga tinggal crott langsung bersih (sugestinya) hahaha :))

      Balas
  11. aku gak percaya dng hand sanitizer tuh. kalau pun makek itu karena lagi gak ada air malah (bukan karena menghemat air). rasanya semua dokter juga sarankan lebih baik mencuci air dengan sabun (antiseptik) tetap paling bersih :D jadi aku gak pernah kena sugesti.
    selama ada air aku lebih memilih air. namanya air nyuci tangan tetep lebih dikit deh kubiknya daripada cebok hihihi… malah aku kadang sudah pakek sanitizer pun tetap nyari air (sugesti kalau gak ada air, gak bersih hehehe). waktu melahirkan dikasih sanitizer biar dipakek sblm gendong bayi pun aku pakai kalau ingat aja. selebihnya cuci tangan di wc aja :D sanitizer-nya malah dipakai sama bidan2 yang iseng pengen gendong anakku gara2 males ke wc :D

    Balas
    • Hehehehe, gara2 tulisanku yang lalu, lalu asosiasinya ke wc melulu neh hahaha…

      Balas
  12. kalau memberikan sugesti agar bisa tampil lebih fresh dan hygienes, berarti sugestinya berada di jalur yang lurus, mas don, hehe …

    Balas
    • Betul, Pak Sawali… akan tetapi kalau sugestinya sampe kebangetan dan cenderung latah ya menurut saya mesti ditilik ulang hehehe

      Balas
  13. Aku kok malah gak suka pake hand sanitizer yawk… apalagi kalo mau ngemil jajanan, merasa ada senyawa kimia yang akan ikut nempel dimakananku hehehe.. :)

    Balas
    • Ah, kalau kamu pasti jauh lebih suka membubuhi tanganmu dengan bubuk magnesium tho? Kamu kan cicak… hehehe :))

      Balas
  14. dulu aku sempet sering pake hand sanitizer. tapi belakangan lebih suka pakai tisu basah saat sedang bepergian. bagaimanapun, kalau bisa sih aku cuci tangan pakai sabun. lebih mantep!

    Balas
    • Tissue basah sebenernya aku suka tapi bahan bakunya kayaknya juga dari tanaman ya?

      Balas
  15. dan mudah mudahan setelah sahabat membuka blognya blue tak ada kuman di jemari serta tangan mu ya…..hehhee
    salam hangat selalu
    pA CABAR

    Balas
  16. untung saya belum termakan sugesti itu *masih lebih mantep kalo cuci tangan pake air sama sabun langsung*

    Balas
    • Hehehehhee…. syukurlah kalo begitu Bung Muntilan :)

      Balas
  17. saya cuci tangan aja sering lupa.. apalagi beli hand-sanitizer.. haha :lol:
    kalo ada uang, malah sering milih beli rokok daripada hand-sanitizer.. tapi kyknya harus mulai hidup bersih yah

    Balas
  18. kl gitu jualan “sugesti” ah, pasti laris manis di pake para produk2 seperti hand sanitizer salah satunya :p

    Balas
    • Hehehehe kalo aku mending jualan sesuatu yang bener2 bagus hingga orang akhirnya tersugesti… dijamin lebih kuat (sugestinya) :))

      Balas
  19. Hi Don…. artikelnya bagus banget… sebaiknya sich di publish di Kompas tuch… Tapi memang sebaiknya mencuci tangan dimasyarakatkan, karena lebih efektif mencegah menyebarnya penyakit…. Menurut pendapat saya, yang paling bagus adalah mencuci tangan dengan sabun seperti yang disebutkan… tetapi tidak praktis….. Selain mencegah tangan kita kasar dan kering dari sabun… juga mengurangi penggunaan pelembab untuk tangan…. Can you imagine hospital without hand sanitizer this day?

    Balas
    • Hehehehe Bang Paul, sebenernya kamu bisa menulis jauhh lebih bagus dariku untuk hal yang seperti ini karena inilah bidangmu.
      Ayo nulis lagi, Bang….
      Thanks kunjungan dan komentarnya.. salam untuk Rinda dan Gery.
      Any plan for this weekend? Be blessed!

      Balas
  20. aku nganggo handsanitizer soale wangine enak :P
    strawberry… ;)
    sugesti? Sugestimu tambahi meneh Don… Rung Ke Jakarta nek rung mancal Monas.
    Mancal lhooo thuthu ndemok :P hahahahaha

    Balas
    • Hahahaha… bahasa jawamu masih bagus tapi kalo boleh koreksi, bukan “thuthu” tapi “dudu” :))

      Balas
  21. aku kadang2 aja pake handsanitizer, kalo istri lagi bawa saja… trus aku lebih suka yg tanpa pengharum… kan agak aneh kalo ngemplok panggang tp tercium aroma strobery he..he….

    Balas
    • Hahaha setuju, aku juga suka yang baunya netral :)

      Balas
  22. Aku sangat jarang pake hand sanitizer,
    Aku percaya semakin banyak tubuh mengenal dan terbiasa berhadapan dgn serangan (bakteri/kuman) semakin kuat pertahanan tubuh kita.
    *ini sekaligus alasan aku agak jarang/malas cuci tangan:p*

    Balas
  23. Yang merk Dettol alkoholnya 60%, baunya mirip sama vodka :D

    Balas
  24. Apakah hand sanitizer jg bisa di pakai untuk kaki? Atau perlu tambahan sugesti bahwa jg bisa di pakai untuk kaki??!!
    Atau perlu menciptakan foot sanitizer atau menciptakan sugesti dulu agar orang menciptakan foot sanitizer dan menggunakannya??

    Balas

Trackbacks/Pingbacks

  1. Upaya pencegahan penularan dan penyebaran SARS-COV-2 di Gereja Keuskupan Agung Jakarta - Donny Verdian - […] ingat saat virus H1N1 sedang menyebar di tahun 2009 lampau, Gereja-gereja di Australia bahkan mengeringkan mangkuk air […]

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.