Whehehehehe, jebul gini tho rasanya ngeblog di blog yang kata pemiliknya bagus bianget padahal perasaanku ya biasa wae!
Halo, aku Tunggonono!
Kamu-kamu yang baca blognya Bos Donny sejak 2007an pasti tahulah siapa aku, sering diceritakan di sini tapi akhir-akhir ini sudah nggak pernah ditulis lagi; mungkin lupa atau gimana tapi ya ndak papa lha wong saya ini jugak cuman pekathik ndeso kok!
Tapi meski ndeso, saya berhasil mengapusi Bos Donny untuk memberikan password blognya ini. Caranya gimana, pokoknya gampang bianget dan ngga nyangka jebul Bos Donny pake password yang itu hahahaha? ealah percumah bos, jauhjauh ke Australi kok gampang diapusi! Kekekekeke?
Saya beberapa waktu lalu ngontak Bos Donny. Iseng aja. Jadi saya ndengerin radio lalu kok tiba-tiba saya merasa seperti mendengar suaranya Bos Donny. Eh tapi kan Bos Donny nggak sedang pulang ke Jogja, eh tapi kok suaranya sampai Jogja? Ini mimpi apa gimana?!
Kalau mau dengerin suaranya Bos Donny, coba klik link di bawah ini…
[soundcloud url=”https://api.soundcloud.com/tracks/175066535″ params=”auto_play=false&hide_related=false&show_comments=true&show_user=true&show_reposts=false&visual=true” width=”100%” height=”450″ iframe=”true” /]
Akhirnya saya kirim sms saja, ?Bos, situ di Jogja pho??
Jebul memang benar itu suaranya tapi memang Bos Donny sedang tidak di Jogja.
Nah dari situ, njuk tiba-tiba dia nelpon!
Batinku, ?Ini pasti gara-gara aku bilang kalau suaranya bagus lalu dia nelpon!? Bos Donny memang begitu dan ternyata nggak berubah! Dipuji sekali langsung jadi baiikk bianget sampe disempat-sempatke nelpon ke JOgja padahal nek enggak ya di-prek-i saja!
Nah, pas nelpon itulah kumanfaatke sekalian buat interpiu dia kan Bos Donny akhir-akhir ini seneng banget nginterview orang jadi ya gantian biar dia ngerasake juga!
Dan jebul dua hari lalu, tepatnya 1 November 2014, ternyata hari peringatan enam tahun perpindahan Bos Donny dari Indonesia ke Australia tho?
Weleh kok ya nge-pas-i bianget dan cepat banget ya waktu itu bolehnya berlalu! Perasaan baru kemarin saya itu dengan sukarela mbikin wayang dari kertas untuk kenang-kenangan baginya. Saya yo sedih nek ingat hari itu meski suka misuh dan ngomong jorok, tapi Bos Donny itu pengertian meski nggak pernah ngasi uang juga hehehe…
Nah kalok kalian mau baca catatan-catatan wawancara dengan si Bos, monggo dibaca di bawah?
Bos, kok suaramu masih sama kek dulu tho? Resepnya apa?e? Kupikir sudah berubah kayak Cinta Laura!
Hehehe, rupamu Nggon! Meski sudah enam tahun di Sydney, aku yo tetap wong Jowo dan lidah Jawa meski memang ada beberapa pelafalan huruf yang mulai berubah…
Sampeyan itu kok kayaknya krasan banget tho di Australia, saya sampek kagum kalo baca facebooknya si Bos. Nggak kangen Jogja, Bos?
Nggak! Aku kangen Togua hahaha?
Woh, kok si Bos tau soal Togua segala tho? Update banget ik?!
Loh kamu ini gimana, aku kan cuma pindah tempat di Sydney tapi ya hati dan perhatian tetap di Indonesia, Nggon!
Kamu mau tanya soal apalagi? Anaknya Susi menteri yang ternyata seksi? Tertangkapnya admin-adminnya TrioMacan? Kuyakin kamu malah nggak lebih update dariku, Nggon!
Wani totohan! Hahahaha?..
Woh, si Bos ki hahahaha? Lha kalau masih perhatian dengan Indonesia kenapa tho dulu pake acara pindah segala? Mbok di sini saja ngumpul sini?
Hmmmm? alasan terbesarku waktu itu kan sudah pernah kuberi tahu ke kamu yaitu untuk mencari kehidupan yang lebih baik lagi.
Yang lebih baik itu gimana? Apa di sini kurang baik, Bos?
Hidup itu menurutku menyoal proses dan keputusan dan semua ada dalam lingkup kuasa Tuhan.
Wah iki mulai mbulet-mbulet.. piye itu Bos! Dijelaskannn!
Hehehehe, jadi dulu kuputuskan pindah kemari demi kehidupan yang lebih baik. Nah, baik tidak baiknya itu kan tetap perlu usaha sendiri, di situlah proses juga berpengaruh, kita harus mengusahakan hidup ini menjadi yang terbaik!
Lalu hasilnya?
Hasilnya ya begini. Ya lebih baik, jauh lebih baik!
Wah sangar, Bos! Pasti mobilmu udah banyak dan rumahmu berbiji-biji ya?
Hahahaha, nggak lah Nggon. Paramater hidup lebih baik kan nggak selalu seperti itu makanya kamu jangan kebanyakan nonton sinetron! Ada banyak hal yang kualami dan kupelajari yang membuat hidupku jadi semakin diperkaya.
Contohnya?
Banyak.
Dulu aku nggak bisa nyetrika, sekarang bisa karena belajar. Dulu nggak bisa nyapu dan ngepel, sekarang ahli. Dulu nggak bisa nyabuti rumput sekarang lumayan jago dan nggak pake gatal-gatal di kulit hahaha?
Lha kok seperti itu?
Loh ya memang begitu! Itu salah satu pertimbanganku dulu pindah Nggon, aku pengen ngerasain hal yang nggak pernah kurasakan sebelumnya. Kalau dulu kan nggak perlu setrika karena tinggal suruhan Mas Darman buat nganter dan ambil baju dari laundry. Kalau lantai kotor juga tinggal minta Mas Darman buat nyapu dan ngepel. Gampang…
Termasuk pengalaman di-PHK ya Bos?
Hahahaha, kamu kok ingat tho? Aku nggak minta pengalaman di PHK tapi itu kenyataan.
Di Indonesia dulu aku biasa mewawancarai orang yang cari kerja dan mem-PHK orang. Di sini aku harus wawancara mencari kerja dan pernah juga di PHK pada awal-awal dulu karena memang perusahaan tempatku bekerja kecil dan nggak sanggup nggaji aku lagi.
Pengalaman berkeluarga juga beda Nggon. Maksudku, kalau aku berkeluarga dan tetap di Indonesia, mungkin aku nggak akan mau ganti popok anak, kasih susu di malam hari dan mandiin mereka seperti sekarang karena pasti tinggal suruh pembantu.
Tapi sekarang Indonesia sangar lho Bos! Presidennya top! Kamu ndak pengen pulang aja?
Aku belum kepikiran untuk pulang dan pindah ke Indonesia, lagipula kalaupun aku pindah, alasanku bukan karena presidennya top atau nggak top, Nggon!
Tempo hari aku menertawai kawanku karena dia bilang akan pindah balik ke Indonesia karena ternyata ekonomi di Indonesia maju pesat sementara di Australia cenderung statis.
Aku pindah kemari tidak dengan alasan seperti itu jadi aku juga nggak akan pindah lagi hanya dengan alasan itu juga.
Lalu apa yang kamu cari?
Ya itu tadi, hidup yang lebih baik dari banyak sisi, bukan cuma ekonomi saja!
Bos, ini gosip aku denger dari temen-temenmu di Jogja sini katanya Bos Donny mau ganti kewarganegaraan?
Hahahaha? aku durung dadi artis wae kok uwis digosipke?!
Lho, tenanan ini! Sebenarnya gimana tho?
Karena aku jujur, aku jawab Nggon aku masih WNI hingga sekarang. Pemilu kemarin masih nyoblos kok dan jagoku menang, Jokowi!
Hahahah, tapi kok ada kata ?masih? nya?
Lho ya ndak papa tho. Kamu juga ?masih? hidup karena suatu waktu nanti kamu juga akan mati hahahha.
Gini lho, ganti kewarganegaraan itu bagiku semudah ngurus administrasi saja. Kalau aku mau, aku tinggal ke kantor imigrasi lalu mengisi form permohonan, tunggu beberapa waktu lalu sudah!
Kalau aku belum ganti kewarganegaraan yaitu karena aku belum sempat saja Nggon hahaha. Lagipula kenapa kamu tanya gitu?
Loh ini pertanyaan wajar tho, Bos! Kalau kamu ganti kewarganegaraan artinya kamu nggak cinta Indonesia lagi!
Hahahaha, ya nggak masalah tho! Lagipula itu kan cuma katamu dan katanya? Aku bisa ngasih contoh beberapa orang yang meski sudah jadi warga negara Australia tapi tingkah lakunya lebih mengharumkan nama Indonesia ketimbang pejabat-pejabat dan politikus-politikus yang ketangkap KPK itu!
keindonesiaan itu melekat sepanjang hayat, Nggon!
Dan jangan pernah menilai cinta karena cinta itu tak ternilai. Kecintaan pada Tanah Air tak bisa diturunkan derajatnya hanya dengan melihat lembaran paspor di tangan, Nggon!
Memangnya kalau aku ganti kewarganegaraan, kamu sudah nggak mau berteman denganku, Nggon?
Hahahaha ya masih lah Bos, eh tapi dengar-dengar ada komunitas orang-orang Indonesia di luar negeri yang mau mengusulkan dua kewarganegaraan untuk WNI. Si Bos ikut komunitas itu?
Nggak, Nggon!
Aku malah nggak setuju karena apa untungnya bagi Indonesia punya aturan seperti itu?
Bagiku, orang-orang yang mengusulkan dua kewarganegaraan itu agak egois, Nggon!
Kok bisa?
Begini lho?
Kecenderungan orang Indonesia yang tinggal di luar negeri untuk bekerja itu begini?
Mereka mengumpulkan dollar sebanyak-banyaknya lalu ketika tua mereka pengen pulang ke Indonesia sampai mati. Nah, kebanyakan mereka berpikir akan praktis kalau mereka punya kewarganegaraan di negara tempat mereka tinggal, tapi mereka tahu karena Indonesia hingga saat ini belum menerapkan aturan dua kewarganegaraan, sekali mereka mendapat kewarganegaraan dari negara lain, otomatis paspor Indonesia-nya akan dibatalkan. Nah untuk itulah mereka mengusulkan supaya Indonesia menganut sistem dua kewarganegaraan padahal untungnya untukmu dan kawan-kawan di Indonesia sendiri apa? Nggak ada!
Oh gitu ya? Lha nek menurut Bos Donny bagusnya gimana tho?
Bagiku, jadi orang jangan memiliki sifat oportunis. Orang harus punya ketetapan hati. Sekalinya pergi jangan berpikir untuk kembali dengan mudah! Kalau kangen dan pengen pulang ya pulang dan hadapi Indonesia! Selesai perkara.
Jangan mau untungnya saja!
Bos Donny memangnya mau sampai mati di situ?
Nggak tahu, umur di tangan Tuhan, Nggon!
Yang pasti, untuk memutuskan pindah tentu nggak semudah dulu lagi karena aku sekarang punya istri dan dua anak. Tempat terbaik tentu harus mengakomodasi kepentingan mereka juga.
Kalaupun aku mati di Australia, emang masalah buat loe? Hahahaha?
Jasadku akan dikuburkan di sini dan ketika microorganisme mengurai jasad, darah dan daging serta tulangku menjadi tanah, setidaknya tanah Australia ini akan diberi warna baru oleh tanah Indonesia yang berasal daripadaku karena aku ini Orang Indonesia.
Sekalinya lahir, sampai achir, aku orang Indonesia, Nggon!
Camkan itu!
untung tadi belum ikutan komen di fesbuk pas status password direset. kerjaan temen toh..
mungkin negara ini gak merasa rugi kalo warganya pada pindah kewarganegaraan karena stok penduduk banyak, jadi gak tertarik dengan ide dual citizenship. :P
Wah ini pertanyaan ok banget dan harus pula diselami oleh para pendukung dwi-kewarganegaraan. Bagi saya, memilih untuk menjadi warga negara apapun negaranya adalah bagian dari hak asasi yang universal. Jadi jika ada orang yang hendak pindah warga negara apakah itu Australia, Inggris, Amerika Serikat dan bahkan Zimbabwe sekalipun adalah hak mereka sepenuhnya.
Persoalan yang diungkap oleh Bung Donny dalam percakapannya dengan Mas Bro Tunggonono (hmm ini alter ego-mu ya ?satpam cerdas ini) jelas memiliki poin-poin yang patut dipertimbangkan. Ketidaksetujuan bung terhadap dwi-kewarganegaraan dan relasinya terhadap manfaat bagi 260 juta penduduk Indonesia dapat diterima.
Sejak lama saya telah mendengar hal ini dikalangan diaspora Indonesia di Luar Negeri keingingan mereka untuk mendapatkan dwi-kewarganegaraan. Mereka ini kebanyakan mereka dari kalangan kelas menengah dan memang sudah lama bekerja dan hidup di luar negeri. Sayangnya diaspora tidak memasukan para TKI atau bahkan melibatkan mereka yang patut mendapatkan perhatian dan tentunya perlindungan dari negara kita serta negara tempat mereka menetap. Pengalaman saya saat tinggal di luar negeri memperlihatkan terdapat bias kelas dalam definisi diaspora ini yang patut kita kritisi.
Nah kembali ke dwi-kewarganegaraan, adapun alasan sebagian mereka mendesaknya disebabkan karir dan posisi jabatan mereka akan berakhir singkat alias mentok jika tetap mempertahankan kewarganegaraan Indonesia. Hmmm, inilah mungkin yang memicu Bung Donny mengungkapkan kalau boleh dikatakan keresahan terhadap egoisme di sebagian warga negara kita yang memang mampu hidup di luar negeri. Selain itu juga ada ungkapan dari mereka bahwa dengan dwi-kewarganegaraan mereka bisa memiliki hak untuk mempertahankan hak milik mereka yang ada di tanah air. Memang menguntungkan bukan?
Namun dwi-kewarganegaraan juga harus mengatur sekian hal termasuk soal-soal kewajiban warga negara seperti pajak. Terlebih lagi jika salah satu negara menerapkan hukum yang berbeda terhadap tindak pidana serta pengaturan yang bersifat keperdataan. Misalnya, Indonesia menerapkan hukuman mati bagaiamana dengan Australia yang tidak menerapkannya. Soal perpajakan, apakah para Warga Negara Indonesia yang berdwi-kewarganegaraan ini masih bisa ngeles bahwa mereka menggunakan kewarganegaraannya yang satu untuk menampik kewajibannya sebagai warga negara yang lain?dan segudang contoh lainnya.
Sebaliknya juga rakyat Indonesia selama ini mengenal banyak profesional yang sekolah, bekerja dan hidup di luar negeri namun kembali pulang untuk memulai sesuatu yang baru dan meninggalkan apa yang mereka sudah raih serta kemapanan yang telah mereka capai? Apa yang dicari lagi di negeri yang masih penuh sengkarut? Hehehe namun mereka menjawab dengan sesuatu yang nyata. Sebut saja seperti mantan Presiden BJ Habibie terlepas dia pulang karena dipanggil Soeharto tetapi sejak awal dia memang ingin sekali membangun industri penerbangan di tanah air. Atau ada Iwan Setiawan, anak supir angkot yang sudah mapan di New York yang lagi nge-hits di Indonesia (hehehe ini lingo anak sekarang) dan banyak lagi.
Ada lagi yang lebih dahsyat dimana para bule menjadi WNI karena kecintaanya terhadap Indonesia weh opo ora hebat iki bro?
Saat ini pengaturan dwi-kewarganegaraan sudah diadopsi meski terbatas dalam UU No. 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia. Hal tersebut untuk mengakomodasi anak-anak yang lahir diluar negeri atau yang berayah atau berorangtua WNA dan mereka dapat menikmati dwi-kewarganegaraan hingga berusia 18 atau sudah kawin harus menyatakan memilih salah satu kewarganegaraannya.
Jadi kenapa dwi-kewarganegaraan? Ini kembali pada pilihan masing-masing , yang jelas hingga saat ini secara politik belum ada dukungan yang nyata baik dari partai politik di parlemen (mau itu KIH atau KMP) apalagi oleh dua kandidat presiden saat itu. Akan tetapi terdapat upaya dari beberapa rekan untuk membuat rancangan perundangannya dan telah pula telah berjalan.
Upaya ini patut diapreasiasi namun yang jelas tentunya pertanyaan Bung Donny haruslah dijawab, apa manfaat dwi kewarganegaraan bagi ratusan warga negara Indonesia di tanah air?