Gugus Sepuluh ? Kejadian-kejadian 2017

30 Des 2017 | Gugus Sepuluh

Ada begitu banyak kejadian penting terjadi di tahun 2017 ini. Parameter ?banyak? kudapat setelah aku kesulitan untuk menggugus sepuluh kejadian paling penting di antara yang penting terjadinya lainnya.?

Tanpa perlu banyak ber-ba-bi-bu lagi, gugus sepuluh kejadian tahun 2017 adalah sebagai berikut:

Ahok!

Ahok kalah Pilkada, Ahok dipenjara!

Lebih dari tiga ribu ?anak bangsa? berkumpul di sekitar Sydney Opera House – Botanical Garden pada minggu sore 14 Mei 2017 silam. Kami menyerukan keprihatinan bukan karena kekalahan Ahok tapi karena ia dipenjara untuk kasus penodaan agama.

Foto rally ‘Justice for Ahok’ di Sydney

Kejadian ini kurekam dalam tulisan bertajuk Dua ribu anak bangsa mendobrak lantai surga yang disebarluaskan lebih dari lima ribu kali di social media. Tulisan itu memicu setidaknya dua media mainstream nasional memberitakan peristiwa tersebut.

Mereka dari Liputan6 dan Detik.

Tentang restaurant Indonesia itu?

Kejadian ?Ahok? tak berhenti di acara kumpul-kumpul di atas. Ada implikasi ?unik? yang bergulir dari sana. Sebuah warung makan masakan Indonesia ikut masuk dalam pusaran persoalan. Pemiliknya konon melakukan ujaran kebencian lewat akun social medianya mengenai titik sensitivitas suku dan agama. Hal ini berdampak pada naiknya tensi pembicaraan baik di social media maupun di offline community orang-orang Indonesia di sini.

Begitu banyak orang membalas dengan hujatan terhadap pemilik warung melalui apa saja yang membuat semua berlangsung begitu monoton. Hingga akhirnya aku tertarik untuk mencari angle berbeda dari kasus ini. Aku menerbitkan tulisanku tentang bagaimana seorang Hendra Ong datang berkunjung ke resturant itu, makan dan memaafkan si pemilik warung.

Tulisan itu dibaca begitu banyak orang. Akupun jadi bahan pergunjingan. Dihujat karena dianggap membela pemilik warung meski tak sedikit pula orang yang mengerti bagaimana caraku berpikir dan beropini; mereka menganggap apa yang dilakukan Hendra dan kutulis adalah sesuatu yang wajar karena kalau kebencian dilawan dengan kebencian, apakah mampu meninggalkan cinta bagi yang saling melawan?

Tulisan terkait:

NKRI OZ

Tak berhenti di persoalan di atas, kejadian ?Ahok? berimbas hingga beberapa bulan sesudah kejadian tapi kali ini positif.

Sekelompok anak muda, aku termasuk di dalamnya, kami mendirikan sebuah organisasi nirlaba, NKRI OZ. Organisasi ini mendapat legalitas dari pemerintah Australia.

Mengenai hal dan tujuan, bisa kalian lihat di situs web kami. Salah satu acara yang telah berhasil kami laksanakan adalah sebuah diskusi kebangsaan pada November 2017 yang membicarakan bagaimana keadaan Indonesia di tahun 2019 mendatang ditinjau dari sisi akademis dua narasumber yang kami hadirkan saat itu.

Ke depannya, NKRI OZ akan lebih bergerak ke sosial kemasyarakatan karena kami merasa tak semuanya yang berbau keindonesiaan harus dibaca dalam kacamata politik. Indonesia terlalu sempit untuk diartikulasikan secara politik saja, kan?

Tulisan terkait ada di sini. ?Oh ya, acara diskusi kebangsaan kami diliput oleh banyak media di Indonesia. Beberapa di antaranya adalah di Tempo, JPNN dan Liputan6.

Easydoku

Setelah di tahun 2016 aku beserta Teddy dan Kunto mendirikan Dokudoku, situs portal informasi bidang keuangan, tahun 2017 ini kami merilis produk fintech, Easydoku namanya. Baik easydoku maupun dokudoku, keduanya bernaung di bawah payung perusahaan yang kami bentuk, PT Jalin Nusa Oceania.

Easydoku adalah solusi keuangan digital yang arah pemasarannya unik, dijalankan dengan sistem jaringan (meski bukan MLM), diarahkan ke daerah-daerah serta luar Pulau Jawa.

Oh ya, PT Jalin Nusa Oceania tak lagi hanya digawangi kami bertiga karena Antonius Budhi Kristiawan (Abe), kakak kelas kami di SMA Kolese De Britto kami ajak untuk berjuang bersama.

Tulisan tentang rilis Easydoku berupa ?surat terbuka untuk Jokowi? itu bisa kalian baca di sini.

Romo Ardi meninggal dunia

Romo AM Ardi Handojoseno, SJ meninggal dunia pada 8 April 2017 setelah terkena serangan jantung saat berolahraga sore di Girisonta, Semarang.?Kematiannya yang begitu mendadak membuat kedukaan tertarik begitu panjang.

Aku kenal dekat dengan beliau selama ia belajar di Sydney, Australia. Malah pada Natal tahun 2014 silam, aku diajak bernyanyi dalam pesta Natal yang diadakan di Gereja tempat ia tinggal dan berkomunitas.

Rm Ardi

Aku dan Romo Ardi sebelum ia pulang ke Indonesia, November 2015

Rasa kehilangan terhadapnya begitu mendalam kurasakan dan aku tak sendirian karena keluargaku pun merasakan hal yang sama. Mereka juga dekat dengan Romo ketika beliau berstudi di sini.

Tulisan terkait kepergiannya kurilis di sini.

Beberapa bulan setelah kematiannya, aku berkenalan dengan Ibu Eleonora Suparlan, ibu almarhum Romo Ardi di social media. Darinya aku mendapat begitu banyak catatan-catatan yang pernah dibuat Romo sebelum ia masuk ke dalam Serikat Yesus.

Atas ijin beliau, tulisan-tulisan tersebut kutampilkan di blog dan kuberi tagar khusus, Ardi Handojoseno.

Kristupa meninggal dunia

Selain Romo Ardi, kawan dekat yang meninggal dunia tahun ini adalah Kristupa Saragih. Kristupa adalah tokoh besar dalam dunia fotografi Indonesia, yang bersama Valens Riyadi mendirikan FotograferNet.

Foto diambil dari laman Facebook Kristupa Saragih

Aku mengenal Kristupa sejak di bangku SMA Kolese De Britto, ia kakak kelasku dua tingkat. Saat aku bersama Valens, alm. Iwan, Wicak dan Riza mendirikan Citraweb/GudegNet, Kristupa juga orang yang tak terlalu jauh yang membantu banyak pendirian dan masa-masa awal bertumbuhnya perusahaan. Fotografernet pun hadir dalam atmosfir yang sama. Katakanlah kami tak bersaudara tapi FotograferNet adalah tetangga Citraweb/GudegNet.

Kristupa meninggal 8 Juli 2017 setelah terkena stroke lima hari sebelumnya.

Tulisan tentang kepergiannya dan bagaimana aku mengenang perkawanan dengannya yang tak selalu mulus bisa kalian simak di sini.

Politik dan Iman

Satu hal yang tak pernah terpikirkan sebelum tahun ini adalah, aku memiliki brand merchandise sendiri bahkan hingga dua banyaknya!

Brand pertamaku Politik Merchandise namanya. Kudirikan bersama seorang kawan lama yang hingga saat tulisan ini kurawi belum ingin dikenalkan. Sesuai namanya, Politik ya bicara tentang politik. Lahir karena kami memandang perlu untuk memberikan respon kreatif terhadap banyak breaking news dan isu-isu politik yang menghangat dan jadi ?trending topic? di percakapan baik online dan offline belakangan di Tanah Air.

Design-design bernada sindiran, simbol kami munculkan dalam gimmick marketing yang menarik; harga mahal dan limited edition. Respon masyarakat pun sangat mengejutkan dan menyenangkan.

Tapi saat ini Politik Merchandise sedang vakum karena kawanku sedang berkonsentrasi membuka usahanya yang baru.

Mengisi kekosongan, bersama dengan adikku, Chitra Verdiana, aku mendirikan Iman merchandise.

Tertarik kaos ini? Klik di sini

Sesuai namanya, Iman menjual kaos bernafaskan iman kristiani.

Tulisan tentang Politik dan Iman bisa dibaca di sini dan di Akhirnya akupun menjual ?iman??.

Bapa Kami dan Salam Maria

Hal paling ?absurd? yang muncul dalam benak kawan-kawan menjelang akhir tahun 2017 ini barangkali adalah ?Hah DV bikin lagu?!?

Menulis dan ngeblog ini sebenarnya hanya salah satu hobiku saja karena salah lainnya adalah bermusik termasuk bikin lagu. Sudah lama aku tak bikin lagu tapi entah kena angin apa, sejak beberapa bulan lalu keinginan itu kembali muncul. Mengeksplorasi nada dan imaginasi, dalam dua bulan terakhir terciptalah lagu-lagu seperti di bawah ini:

Bapa Kami ?Ceria?

Bapa Kami ?Sumringah?

Salam Maria

Salam Maria (DV x WVLV)

Diet

Karena alasan kesehatan, aku diminta untuk menurunkan berat badan oleh dokter. Keputusan kuambil! Aku bercerai dengan alkohol, tak mengkonsumsi karbohidrat selama hari kerja dan makan hanya sekali selebihnya snack setiap harinya. Konsumsi daging juga kukurangi, aku lebih fokus pada buah, sayur dan kacang-kacangan.

Aku mengurus! Ada yang bilang tampak tua tapi ada juga yang justru bilang bagus! Yang benar mana? Ora ngurus!

Aku diet, aku kurus bukan untuk keperluan penampilan. Aku melakukan ini semua karena aku ingin hidup lebih sehat sehingga lebih lama bisa menemani istri dan anak-anakku bertumbuh dan hidup bersama.

Mt Buller

Tak ada momentum yang lebih mengesankan ketimbang perjalananku dan keluarga ke Mt Buller, awal september silam.

Perjalanan ke Mt Buller adalah perjalanan yang telah kami rencanakan sejak jauh hari untuk liburan sekaligus merayakan ulang tahun istriku, Joyce Taufan-Verdian.

Berdasarkan perkiraan, salju seharusnya sudah tak turun lagi saat kami sampai di sana karena musim dingin baru saja lewat. Tapi tak ada yang lebih tak pasti selain apapun yang ada di luar kontrol kita termasuk alam.

Perangainya beda dari biasanya. Suhu yang harusnya meningkat, turun tajam dan beberapa hari sebelum berangkat, kami menerima kabar bahwa badai salju raksasa akan terjadi di snowy mountains termasuk Mt Buller yang akan kami kunjungi.

Dasar anak tropikal! Diberi kabar begitu, bukannya takut malah gembira dan tak sabar!

Maka perjalanan kami ke sana jadi perjalanan yang amat mengesankan sekaligus menegangkan. Untuk pertama kalinya kami harus berkendara di tengah badai salju di malam hari. Untuk pertama kalinya mobil harus dipasangi rantai salju dan hilang serta membuat agak panik serta kelimpungan.

Sepanjang liburan badai salju tak berhenti menyelubungi Mt Buller membuat sekujur bidang yang kami pandang termasuk langit memutih bak kapas. Suhu udara tak pernah lebih tinggi dari 1 derajat celcius, kebanyakan minus bahkan hingga -7 dan -10.

Rencana pulang kembali ke Sydney sempat maju mundur karena diperkirakan saat hendak pulang badai salju justru akan makin parah keadaannya.

Tapi Tuhan Baik. Pagi saat kami pulang, langit biru menyembul dibalik salju. Perasaan hati kami ringan, pulang dengan hati riang meski pada saat yang bersamaan rasa rindu terhadap Mt Buller sudah langsung mengemuka di permukaan.

Tulisan tentang Mt Buller ada di sini.

Sebarluaskan!

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.