Sekarang lagi jamannya social movement atau gerakan sosial.
Beberapa hari lalu timeline penuh dengan gerakan pamer foto kemesraan suami-istri.
Seru sih! Seseorang pamer foto dengan pasangannya lalu nge-tag ke kawan lain dan si kawan ikutan pamer lalu nge-tag ke kawan lainnya lagi, demikian seterusnya…
Ada juga teman yang nge-tag aku untuk melakukan hal yang sama, tapi aku memilih untuk tak menanggapinya. Kenapa? Foto berdua bersama Joyce sudah betebaran di linimasaku, masa mau digandakan lagi? Bisa-bisa muntah kalian!
Ada lagi yang sharing firman Tuhan. Selesai gerakan foto mesra suami-istri, seorang kawan menggelorakan gerakan untuk men-sharing-kan firman Tuhan.
Baikkah? Ya baiklah ketimbang share cerita porno?
Kamu gak tertarik untuk ikut-ikut, Don? Nggak! Aku sudah tiap hari menulis dan menyebarkan Kabar Baik, masa mau tambah lagi?!
Ada juga gerakan mengantar anak sekolah di hari pertama.
Inspiratornya adalah Mas Anies Baswedan yang baru beberapa hari lalu harus tersingkir dari kabinet.?Saat menjabat Mendiknas, Mas Anies mengajak para orang tua murid untuk mengantar anak-anaknya ke sekolah pada hari pertama. Meski baik, yang tak bisa kubayangkan adalah bagaimana dengan orang tua murid yang berprofesi guru? Haruskah mereka mengantar anak-anaknya ke sekolah? Kalau iya, lantas siapa yang menerima orang tua yang ingin menjumpai mereka untuk menitipkan anaknya sebagai anak didiknya kalau mereka juga harus mengantar anak-anak mereka ke sekolah? *mbulet yaa..?!??!
Kamu ga tertarik juga, Don??Lha hampir tiap hari aku selalu nganter anak-anakku kok.
Tapi tak ada yang lebih unik ketimbang gerakan sosial untuk ngeblog bersama!?Sebagian kawan menginsiasi gerakan ngeblog tiap hari di bulan Juli.
Jelekkah? Tidak! Makanya aku bilang unik bukan aneh. Dimana uniknya? Ngeblog bagiku adalah sebuah passion, ia tak bisa dipaksakan atau digairahkan karena ngeblog sendiri adalah gairah dan tak ada gairah yang bisa dipaksa, kan?
Aku juga tidak ikut gerakan ini karena aku sudah ngeblog tiap hari minimal sekali tak hanya di bulan Juli :)
Bukannya aku superman meski agak sedikit megaloman tapi ini semua sebenarnya perkara bagaimana mau bergerak tanpa harus digerakkan. Ibarat kata seorang yang butuh diguncang-guncang untuk bangun dari tidur di pagi hari, ia harus mengubah cara bagaimana supaya bisa bangun tanpa harus dibangunkan.
Aku mengistilahkannya sebagai ‘on steroid’. Orang yang baru mau gerak setelah diingatkan untuk bergerak dan diajak gerak berjamaah.
Tapi manusiawi kan, Don? Ya iya, manusiawi tapi persoalannya sekarang kalau lantas tidak ada gerakan sosial, jiwa-jiwa yang sudah terbiasa bergerak karena on steroid akan diam saja, beku.
Jadi kuncinya adalah tetap bergerak, syukur-syukur jadi inisiator gerakan.?Pada prakteknya, setiap bangun pagi aku selalu memikirkan dua hal, apa yang harus kulakukan sebagai rutinitas dan apa yang harus kulakukan sebagai sebuah inovasi atau improvement dari apa yang sudah ada.
Rutinitas bagiku bisa berarti macam-macam. Menolong istri dipagi hari untuk ngurusin anak-anak sebelum aku berangkat ke kantor, bekerja, ngeblog… itu adalah rutinitas.
Improvement adalah hal-hal yang bisa dikembangkan dari apa yang jadi rutinitas dan biasanya kuawali dengan “Eh kenapa nggak dibuat begini?” atau “Eh kenapa nggak pake cara ini?”
Misalnya dalam rutinitas ngeblog lalu aku berpikir “Eh, kenapa nggak dibuat vlog ya?“?Lalu aku mencari-cari ide dari youtube, belajar dari channel-channel vlogger lalu memikirkan pertimbangan teknis dan berkeputusan, kenapa tak kita buat saja tanpa harus menunggu ada gerakan “ngevlog bersama tiap hari di bulan agustus” misalnya…
Ketika akhirnya kita sudah terbiasa dengan improvisasi itu, kita lantas memasukkannya menjadi rutinitas dan berpikir tentang improvisasi selanjutnya tanpa pernah berhenti karena sejatinya hidup memang bergulir terus-menerus, kan?
So, apa gerakanmu hari ini dan esok pagi?
0 Komentar