Jika dalam Kabar Baik kemarin Yesus menyatakan diri sebagai gembala, hari ini Ia menyatakan diriNya sebagai pintu.
Akulah pintu ke domba-domba itu.
Semua orang yang datang sebelum Aku, adalah pencuri dan perampok, dan domba-domba itu tidak mendengarkan mereka. Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput. Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan. (lih. Yoh 10:7-10)
Bingung?
Mana yang benar tentang hakikat diriNya??Pintu atau gembala?
Ketika merenungi hal ini, aku juga awalnya bingung. Tapi tiba-tiba aku teringat pada apa yang Ia katakan kepada Tomas,
“Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” (lih Yohanes 14:6)
Dari ketiga unsur itu ; jalan, kebenaran dan hidup aku mencoba memasukkan konsep ?gembala? dan ?pintu?.
Gembala adalah kebenaran.
Domba mengikuti gembala yang ia percaya karena tahu Gembala yang Baik akan membawa kepada arah yang benar. Mengikuti Yesus adalah mengikuti Kebenaran karena Ia berasal dari Surga, yang Ia nyatakan dan perintahkan adalah yang Ia dengar dari BapaNya, bukan dari siapapun yang datang dari tempat lainnya.
Pintu adalah jalan.
Pintu ke dalam kandang domba menjadi pembeda siapa yang masuk ke dalamnya.
Gembala-gembala yang baik adalah gembala yang masuk melalui pintu untuk menemui para dombaNya. Pencuri dan perampok, mereka melompat pagar untuk mencuri dan merampas kawanan.
Apa yang Yesus katakan tentang pencuri dan perampok tertuju pada kejadian dimana Adam dan Hawa ?tercuri? dari Firdaus pada awal dunia. Setan datang menyelinap ke dalam Firdaus dalam rupa ular yang menawarkan ?nafsu duniawi? dalam wujud apel yang lantas membuat dua manusia pertama itu jatuh ke dalam dosa.
Namun adakah hal itu hanya terjadi di masa lalu saja?
Tidak! Selama setan masih diberi kesempatan untuk hidup, selama itu pula perampok dan pencuri akan berusaha merampas domba dari kandangNya dengan tidak melalui PintuNya. Mereka hadir dalam nabi-nabi palsu yang menawarkan kebahagiaan dan keselamatan nan semu.
Kita dituntut waspada.
Hidup?
Jika gembala adalah kebenaran dan pintu adalah jalan, lantas apa yang bisa dipadankan dengan hidup?
Hidup ya hidup!
Segala daya dan semangat untuk terus melangkah mengikuti Sang Gembala, semuanya bersumber dari Yesus, Tuhan yang hidup.
Domba adalah binatang sembelihan. Sejak lahir mereka tentu tahu bahwa hidup adalah menunggu waktu untuk disembelih dan menjadi korban.
Demikian juga dengan kita. Sejak lahir, kita tahu bawa suatu saat nanti pasti akan mati! Lalu untuk apa hidup kalau pada akhirnya mati? Untuk apa punya rumah seluas lapangan sepakbola, percuma kamu punya mobil termahal, hiasan mewah karena pada suatu saat kamu akan mati dan tak ada satupun dari hal-hal itu bisa kamu bawa dalam kematianmu?
Tapi dalam Yesus, kita memiliki semangat hidup!
Bukan semangat untuk melanjutkan foya-foya dan mengejar nafsu duniawi, tapi semangat untuk melakukan yang terbaik sesuai kebenaran dan adai di jalanNya karena kematian pun telah dikalahkanNya dengan tubuh, darah serta nyawa.
Sydney, 14 Mei 2019
0 Komentar