Formasi bunga teratai di atas closet

21 Jan 2013 | Agama, Cetusan

Apa yang akan terjadi kalau kamu punya mata yang sanggup melihat apapun yang ingin kamu lihat?

Pertama, kamu akan mampu melihat tuhan secara nyata jika dan hanya jika ia benar-benar ada.

Kedua, kamu akan mampu melihat kuman bakteri yang jalan-jalan di permukaan cover closet duduk khususnya di toilet umum yg hendak kamu pakai… sekali lagi, jika dan hanya jika bakteri itu ada.

Kalo ternyata kuman bakteri itu ternyata tak ada dan hanya bualan ilmuwan semata, amanlah kegiatan perbokeranmu!

Tapi kalo ternyata ia ada entah apakah ia berasal dari koreng di paha orang yg memakai closet sebelum kamu atau dari biji tinja yang barangkali serpihannya menempel di cover ketika tersiram air saking derasnya, akankah sebenarnya ia mampu dibersihkan dengan tissue berlabel antiseptic sekali pakai yg kau beli di supermarket atau sebenarnya tidak sama sekali?

Maka dari itu bersyukurlah kita yang tak memiliki mata yang sempurna tajam pandangannya karena selain tak bisa melihat Tuhan dengan kasat mata, kita juga tak perlu pusing berpikir apakah kuman bakteri itu akan terbasmi atau sebenarnya tissue antiseptic itu hanyalah akal-akalan produsen biar cepat kaya!

Pokoknya asal ritual membersihkan cover terselesaikan maka kuman itu lenyap at least dari pikiran kita! Orang bijak bilang, “Yang penting proses!” Dan kita memang berproses.

Jadi jangan salahkan aku kalo punya ritual seperti tampak di bawah ini!

Aku menyebutnya formasi Bunga Teratai, bentuknya mirip kan? :)

Aku menyebutnya formasi Bunga Teratai, bentuknya mirip kan? :)

Dan jgn salahkan aku kalau ada begitu banyak tissue kubuang sekali pakai!

Karena selain ‘yang penting proses’ tadi, bayangkan betapa senangnya perusahaan produsen tissue melihat kenyataan ini karena hal itu pertanda produknya laku!

Bayangkan kalau aku tak pakai sebanyak itu, mungkin peluang kebangkrutannya akan membesar dan ketika hal itu terjadi, berapa pegawai harus dirumahkan karena kebangkrutan dan bayangkanlah kalau ada seorang anak pegawai yg harusnya jika bapaknya tak dirumahkan ia ditakdirkan jadi presiden ke-10, 40 tahun lagi?

Betapa rugi dan berdosanya aku?

Jadi bagaimana? Apa dan bagaimana cara dan ritualmu sebelum menggunakan toilet umum bermodel duduk untuk boker?

Apakah cuek, asal duduk dan pasrah?
Melakukan hal yang lebih ekstrim dariku?
Atau.. oh kamu menjongkoki WC duduk seperti yang pernah kutulis di sini?

Ah tiba-tiba aku menemukan penghubung relasi antara kuman bakteri dan Tuhan, tissue dan agama… Apa kalian ?nemu? juga?

Sebarluaskan!

11 Komentar

  1. Hyahahaha, kamu tradisional sekali, Kakak..
    Di sini udah ada disposable paper toilet seat cover yang emang dibikin buat alas dudukan di toilet. Aku selalu bawa ke mana-mana, karena ya we never know kapan bakal ke toilet umum, kan? Satu pack isi 10 lembar kertas ukuran 381 x 432 mm (ada tulisannya di bungkusnya, hihihi), tinggal buka aja bungkusnya, dia sudah menyerupai dudukan kloset gitu, tinggal dilubangi tengahnya aja :D

    Balas
  2. waduh itu kebanyakan don… sekarang ada yang antiseptic tinggal semprot terus di lap dan Bakteripun hilang. Beneran hilang? percaya itu perlu biar kehidupan menjadi lebih tenang :)

    Balas
  3. Saya jarang banget melakukan ritual itu di wc umum :D

    Balas
  4. Huahahahaha kaget aku lihatnya. Aku bahkan tak pernah memikirkannya dan sejauh ini belum pernah menggunakan wc duduk di tempat-tempat umum.. :D

    Balas
  5. kebanyakan kalo saya ke tempat umum sih closetnya masih jongkok, bukan duduk seperti itu. Resikonya, bisa jadi “air”nya nyiprat kemana2 juga, ke celana panjang dan sepatu, misalnya #duh. Jadi tisunya buat membersihkan sepatu deh…

    Balas
  6. Kuman Bakteri dan Tuhan VS Tissue dan Agama
    yang pertama : sekalipun sama sama tidak kasat mata dan orang bisa saja memilih untuk tidak percaya, namun ternyata ada. Tissue membuat orang yg gak melihat kuman membuktikan kalau kuman itu bener2 ada. Agama :> membuktikan kalau masih banyak orang yang memilih untuk percaya bahwa Tuhan itu ada. Naaah..sekalinya aku main kesini..terlalu serius yak komentarku ? :D

    Balas
  7. Kalo wc duduk dirumah, duduk aja ga langsung. Tapi kalo wc umum duduk, dibuat jongkok aja. hehehe… Takut nyiprat? nyeboknya pake perasaan dong… hehehehe…

    Balas
  8. Intinya…?
    Ya, masih teramat jarang orang mau balik mengamati lendir bahkan tai didalam perutnya. Mau mencermati apa yang pernah dan acapkali diucapkannya.
    Pada satu saat bilang Tuhan ada dimana-mana, namun ketika ada orang lain menyebut tuhan didalam toilet, di lokalisasi, dan tempat2 yang dianggap “negative” lainnya, maka yang tadi bilang ‘Tuhan ada dimana-mana” merasa gak terima kalo kudu ditempatkan di toilet…
    Thanks bro…

    Balas
  9. Waaaa kreatif! :-)

    Balas
  10. Tapi Tuhan marah gak mas kalau krbanyakan pake tissue yg menebang pohon kayak gt? ;)

    Balas

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.