• Skip to primary navigation
  • Skip to main content

Donny Verdian

superblogger indonesia

  • Depan
  • Tentang
  • Arsip Tulisan
  • Kontak

Formasi bunga teratai di atas closet

21 Januari 2013 11 Komentar

Apa yang akan terjadi kalau kamu punya mata yang sanggup melihat apapun yang ingin kamu lihat?

Pertama, kamu akan mampu melihat tuhan secara nyata jika dan hanya jika ia benar-benar ada.

Kedua, kamu akan mampu melihat kuman bakteri yang jalan-jalan di permukaan cover closet duduk khususnya di toilet umum yg hendak kamu pakai… sekali lagi, jika dan hanya jika bakteri itu ada.

Kalo ternyata kuman bakteri itu ternyata tak ada dan hanya bualan ilmuwan semata, amanlah kegiatan perbokeranmu!

Tapi kalo ternyata ia ada entah apakah ia berasal dari koreng di paha orang yg memakai closet sebelum kamu atau dari biji tinja yang barangkali serpihannya menempel di cover ketika tersiram air saking derasnya, akankah sebenarnya ia mampu dibersihkan dengan tissue berlabel antiseptic sekali pakai yg kau beli di supermarket atau sebenarnya tidak sama sekali?

Maka dari itu bersyukurlah kita yang tak memiliki mata yang sempurna tajam pandangannya karena selain tak bisa melihat Tuhan dengan kasat mata, kita juga tak perlu pusing berpikir apakah kuman bakteri itu akan terbasmi atau sebenarnya tissue antiseptic itu hanyalah akal-akalan produsen biar cepat kaya!

Pokoknya asal ritual membersihkan cover terselesaikan maka kuman itu lenyap at least dari pikiran kita! Orang bijak bilang, “Yang penting proses!” Dan kita memang berproses.

Jadi jangan salahkan aku kalo punya ritual seperti tampak di bawah ini!

Aku menyebutnya formasi Bunga Teratai, bentuknya mirip kan? :)

Dan jgn salahkan aku kalau ada begitu banyak tissue kubuang sekali pakai!

Karena selain ‘yang penting proses’ tadi, bayangkan betapa senangnya perusahaan produsen tissue melihat kenyataan ini karena hal itu pertanda produknya laku!

Bayangkan kalau aku tak pakai sebanyak itu, mungkin peluang kebangkrutannya akan membesar dan ketika hal itu terjadi, berapa pegawai harus dirumahkan karena kebangkrutan dan bayangkanlah kalau ada seorang anak pegawai yg harusnya jika bapaknya tak dirumahkan ia ditakdirkan jadi presiden ke-10, 40 tahun lagi?

Betapa rugi dan berdosanya aku?

Jadi bagaimana? Apa dan bagaimana cara dan ritualmu sebelum menggunakan toilet umum bermodel duduk untuk boker?

Apakah cuek, asal duduk dan pasrah?
Melakukan hal yang lebih ekstrim dariku?
Atau.. oh kamu menjongkoki WC duduk seperti yang pernah kutulis di sini?

Ah tiba-tiba aku menemukan penghubung relasi antara kuman bakteri dan Tuhan, tissue dan agama… Apa kalian ?nemu? juga?

Sebarluaskan!

Ditempatkan di bawah: Agama, Cetusan Ditag dengan:closet, tuhan

Tentang Donny Verdian

Donny Verdian born in Indonesia, 20 Dec 1977. He moved to Sydney, Australia in 2008. Donny is a songwriter, singer and musician. He's also known as Superblogger Indonesia.

Reader Interactions

Komentar

  1. devieriana mengatakan

    21 Januari 2013 pada 3:06 pm

    Hyahahaha, kamu tradisional sekali, Kakak..
    Di sini udah ada disposable paper toilet seat cover yang emang dibikin buat alas dudukan di toilet. Aku selalu bawa ke mana-mana, karena ya we never know kapan bakal ke toilet umum, kan? Satu pack isi 10 lembar kertas ukuran 381 x 432 mm (ada tulisannya di bungkusnya, hihihi), tinggal buka aja bungkusnya, dia sudah menyerupai dudukan kloset gitu, tinggal dilubangi tengahnya aja :D

    Balas
  2. applausr mengatakan

    21 Januari 2013 pada 9:19 pm

    waduh itu kebanyakan don… sekarang ada yang antiseptic tinggal semprot terus di lap dan Bakteripun hilang. Beneran hilang? percaya itu perlu biar kehidupan menjadi lebih tenang :)

    Balas
  3. imadewira mengatakan

    22 Januari 2013 pada 11:16 am

    Saya jarang banget melakukan ritual itu di wc umum :D

    Balas
  4. Ryan Perdana mengatakan

    22 Januari 2013 pada 1:40 pm

    Huahahahaha kaget aku lihatnya. Aku bahkan tak pernah memikirkannya dan sejauh ini belum pernah menggunakan wc duduk di tempat-tempat umum.. :D

    Balas
  5. pety puri mengatakan

    23 Januari 2013 pada 9:47 am

    kebanyakan kalo saya ke tempat umum sih closetnya masih jongkok, bukan duduk seperti itu. Resikonya, bisa jadi “air”nya nyiprat kemana2 juga, ke celana panjang dan sepatu, misalnya #duh. Jadi tisunya buat membersihkan sepatu deh…

    Balas
  6. Megi Tristisan mengatakan

    24 Januari 2013 pada 4:34 am

    hahahahah tertipu judul…

    Balas
  7. Riris E mengatakan

    25 Januari 2013 pada 6:07 pm

    Kuman Bakteri dan Tuhan VS Tissue dan Agama
    yang pertama : sekalipun sama sama tidak kasat mata dan orang bisa saja memilih untuk tidak percaya, namun ternyata ada. Tissue membuat orang yg gak melihat kuman membuktikan kalau kuman itu bener2 ada. Agama :> membuktikan kalau masih banyak orang yang memilih untuk percaya bahwa Tuhan itu ada. Naaah..sekalinya aku main kesini..terlalu serius yak komentarku ? :D

    Balas
  8. Ferdinand mengatakan

    26 Januari 2013 pada 8:39 am

    Kalo wc duduk dirumah, duduk aja ga langsung. Tapi kalo wc umum duduk, dibuat jongkok aja. hehehe… Takut nyiprat? nyeboknya pake perasaan dong… hehehehe…

    Balas
  9. Maztrie mengatakan

    26 Januari 2013 pada 9:50 pm

    Intinya…?
    Ya, masih teramat jarang orang mau balik mengamati lendir bahkan tai didalam perutnya. Mau mencermati apa yang pernah dan acapkali diucapkannya.
    Pada satu saat bilang Tuhan ada dimana-mana, namun ketika ada orang lain menyebut tuhan didalam toilet, di lokalisasi, dan tempat2 yang dianggap “negative” lainnya, maka yang tadi bilang ‘Tuhan ada dimana-mana” merasa gak terima kalo kudu ditempatkan di toilet…
    Thanks bro…

    Balas
  10. antyo mengatakan

    27 Januari 2013 pada 4:42 am

    Waaaa kreatif! :-)

    Balas
  11. niee mengatakan

    31 Januari 2013 pada 11:08 pm

    Tapi Tuhan marah gak mas kalau krbanyakan pake tissue yg menebang pohon kayak gt? ;)

    Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

  • Depan
  • Novena Tiga Salam Maria
  • Arsip Tulisan
  • Pengakuan
  • Privacy Policy
  • Kontak
This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish.Accept Reject Read More
Privacy & Cookies Policy

Privacy Overview

This website uses cookies to improve your experience while you navigate through the website. Out of these cookies, the cookies that are categorized as necessary are stored on your browser as they are essential for the working of basic functionalities of the website. We also use third-party cookies that help us analyze and understand how you use this website. These cookies will be stored in your browser only with your consent. You also have the option to opt-out of these cookies. But opting out of some of these cookies may have an effect on your browsing experience.
Necessary
Always Enabled
Necessary cookies are absolutely essential for the website to function properly. This category only includes cookies that ensures basic functionalities and security features of the website. These cookies do not store any personal information.
Non-necessary
Any cookies that may not be particularly necessary for the website to function and is used specifically to collect user personal data via analytics, ads, other embedded contents are termed as non-necessary cookies. It is mandatory to procure user consent prior to running these cookies on your website.
SAVE & ACCEPT