• Skip to primary navigation
  • Skip to main content

Donny Verdian

superblogger indonesia

  • Depan
  • Tentang
  • Arsip Tulisan
  • Kontak

Firasat Digital

9 Januari 2010 41 Komentar

Percayakah kalian pada firasat?
Kalau percaya, percayakah pula bahwa firasat itu juga tersirat dan tersuarakan melalui hobi kita seperti tulisan via blog misalnya?
Hari Natal, 25 Desember 2009, yang lalu setelah melewati masa kritis dua minggu lamanya, salah satu sahabatku, Anton, meninggal dunia, pulang ke Rumah Bapa.
Ia pergi ‘nyaris’ tanpa pesan meski meninggalkan sejuta kesan.
Kukatakan ‘nyaris’ karena semula aku merasa tak mendapatkan barang satu firasat pun terkait dengan kepergiannya, hingga akhirnya dua hari sesudahnya, aku baru sadar bahwa apa yang kutulis di blog ini pada 23 Desember 2009 adalah sesuatu yang kuyakini bisa kuanggap sebagai sebuah pertanda.
* * * * *
Adalah kebiasaanku bahwa setiap tulisan yang hendak ku-published di media ini, selalu melalui masa ‘pengendapan’ selama minimal satu minggu sebelum tayang.
Masa itu kumanfaatkan untuk memantapkan calon tulisan hingga mencapai satu bentuk yang ‘pas’ dan layak dihidangkan setiap rabu dan sabtu. Tulisan berjudul “Natal” itupun demikian pula adanya, kupersiapkan bahkan sejak awal bulan Desember 2009 silam.
Semula aku merancang untuk menulis sebuah percakapan imajiner antara Yesus dengan Maria yang rencananya akan kulengkapi pula dengan beberapa buah foto hasil jepretanku bertema seputar makna Natal.
Akan tetapi, rupanya semesta berkehendak lain.
Hingga sekitar seminggu sebelum Natal, aku tak jua sanggup meluangkan waktu untuk memotret, maka dengan amat disayangkan tulisan yang kupikir sudah cukup kuat itupun kusisihkan dan aku memulai dari awal lagi, berjuang keras memaknai Natal melalui tulisan yang harus kususun dalam tempo yang sangat singkat, kurang dari tujuh hari.
Maka, nyaris seharian di hari Senin, 21 Desember 2009, disela-sela waktu kerjaku, aku memikirkan tentang apa yang sanggup kukupas dari Natal tahun ini.
Agak tergesa-gesa memang, tapi apa mau dikata ini soal komitmen kepada diriku sendiri bahwa aku memang harus update blog pada rabu, 23 Desember 2009 dengan tema Natal, tidak bisa tidak!
Lalu Sang Ide tiba, ia menghampiri dan terkuaklah topik yang tak pernah kunyana-nyana sebelumnya yaitu tentang himpitan antara kelahiran dan kematian (Yesus) dalam satu tulisan Natal. Untuk menguatkan ide tersebut aku mengambil contoh konkrit pada pemandangan perayaan Misa Natal yang kontras. (silakan baca selengkapnya di sini).
Kukatakan ‘tak kunyana-nyana’ karena sebelumnya, tema Natal selalu menghasilkan tulisan-tulisan indah yang penuh sanjungan atas perasaan sukacita dan bukannya sebaliknya.
Hari pun berlalu.
Blog ter-update seperti biasa dan menuai banyak komentar (seperti biasa pula).
Hingga akhirnya pada 25 Desember 2009, sekitar pukul 19.00 waktu Sydney, ketika sedang menyetir pulang ke rumah, Blackberryku berdering.
Aku segera meminta istriku untuk melihat pesan yang baru saja masuk dan…Tanaska, salah satu teman terbaik lainnya yang juga sobat kental Anton mengabariku bahwa Anton telah tiada.
27 Desember 2009.
Dua hari sesudahnya, ketika semua keriaan Natal telah mulai redup dan kesedihan atas kehilangan sahabat sedikit mereda, aku membuka blogku lagi untuk sekadar men-check komentar teman-teman di postingan terakhirku. Sekonyong-konyong, aku tersadar bahwa apa yang kutulis itu kurasai sebagai sebuah firasat akan kepergian Anton.
Firasat bahwa hari Natal kemarin adalah salah satu hari Natal ter-unik dalam hidupku. Tuhan membolehkanku merasakan kegembiraan Natal sekaligus kedukacitaan atas perginya seorang sahabat.
Itulah pertanda, itulah firasat.
Aku menyebutnya firasat digital karena meski ia berada di dalam tulisan namun tak pernah kusangka bahwa justru melalui media baru, digital, “Sang Waktu” telah menyuarakan pertandanya, firasatnya.
Sing tentrem neng suwargo, Ton! Doaku bersamamu…

Sebarluaskan!

Ditempatkan di bawah: Cetusan, Digital Ditag dengan:firasat, natal

Tentang Donny Verdian

DV, Superblogger Indonesia. Ngeblog sejak Februari 2002, bertahan hingga kini. Baca profil selengkapnya di sini

Reader Interactions

Komentar

  1. fekhi mengatakan

    9 Januari 2010 pada 4:16 am

    Firasat bisa dari mana saja. Terlepas aku masih bingung dengan istilah digital itu sendiri (tapi akhirnya kamu jelasin juga di akhir tulisan hehehe… medianya toh…) intinya sama : kita suka telat menangkap sebuah firasat, dan menyadarinya sesudah terjadi.
    Bukan hanya tentang kematian, tetapi juga tentang hal lainnya :)

    Balas
    • Donny Verdian mengatakan

      11 Januari 2010 pada 12:08 pm

      Hehehe betul…

      Balas
  2. Ale mengatakan

    9 Januari 2010 pada 6:31 am

    Firasat adalah kebetulan, atau firasat adalah pewahyuan, firasat adalah ilham, atau firasaat adalah supranatural?
    Banyak orang yang bilang kalau orang2 dekat kita, atau keluarga ada yang mati, paling tidak pasti ada firasat / perasaan aneh dalam diri kita.
    Aku belom pernah ngalami, dan banyak temanku yang sepertinya pernah sangat kecewa karena mereka gak merasakan apa apa disaat orang yang dekat dalam hidup mereka pergi diwaktu yang sama ditempat yang berbeda.
    Biasanya kalau didrama2 / film2, kalau ada yang kecelakaan atau mati, pasti ada gelas pecah, figura foto jatuh, atau apa lah.
    atau mungkin, firasat adalah anugerah? :)

    Balas
    • Donny Verdian mengatakan

      11 Januari 2010 pada 12:11 pm

      Semua yang baik adalah anugerah dan kalau firasat itu baik (meski mengisyaratkan duka) itu pasti juga adalah anugerah..
      Aku berpikir positif bahwa firasat itu anugerah karena dalam konteks ini, ia mengisyaratkan betapa aku sungguh punya hubungan pertemanan yang akrab dengan Anton.
      Itu sih moral of this story :)

      Balas
  3. elia|bintang mengatakan

    9 Januari 2010 pada 9:11 am

    deg2an sekaligus takjub juga ya rasanya dapat firasat saat sahabat kita akan meninggal, walaupun lewat media digital.. gue blm pernah dapat firasat seperti itu waktu ada orang yang meninggal. mungkin juga gue emang ga peka kali ya..
    turut berduka cita untuk alm. anton. semoga ia sedang tersenyum di surga saat ini! :)

    Balas
    • Donny Verdian mengatakan

      11 Januari 2010 pada 12:12 pm

      Intinya sih sepertinya kepekaan, Sob!
      Makasih ucapan dukanya….

      Balas
  4. The Fachia mengatakan

    9 Januari 2010 pada 11:07 am

    Firasat selalu datang dan Kita sadar pada saat telah terjadi musibah. Saya ketika Alm Ibu meninggal mengalami firasat yg saya sendiri tdk menyangkanya..

    Balas
    • Donny Verdian mengatakan

      11 Januari 2010 pada 12:14 pm

      Firasat adalah anugerah… Alm Ibu pasti sudah tenang di sana…

      Balas
  5. Riris E mengatakan

    9 Januari 2010 pada 1:25 pm

    Natal yang baru saja berlalu juga sedikit kelabu bagiku!! Aku kehilangan ayah angkatku. Sama denganmu akupun menangkap firasat..hanya saja medianya bukan media digital tapi perasaan.

    Balas
    • Donny Verdian mengatakan

      11 Januari 2010 pada 12:14 pm

      Semua berawal dari perasaan kok, Ris. Menurutku digital atau bukan atau apapun itu… itu memang hanya media…
      Turut berduka ya!

      Balas
  6. Sash mengatakan

    9 Januari 2010 pada 3:36 pm

    Sebelum membaca postingan mas Donny aku sudah menangkap firasat akan terjadi sesuatu pada saat Natal, terlebih setelah membaca tulisan itu firasatku semakin menjadi-jadi. Dan ternyata semua terbukti.
    Tanggal 25 Desember, tepat pukul 07.00 pagi eyangku di panggil pulang Tuhan,, bener-bener natal yang tidak akan pernah terlupakan. Tapi aku bersyukur, karena sehari sebelumnya aku sempat bercakap dengan eyang walau hanya sejenak.
    Jangan-jangan saat ini eyangku dan mas Anton sedang bercakap sembari tersenyum melihat kita darii surga ya?

    Balas
    • Donny Verdian mengatakan

      11 Januari 2010 pada 12:15 pm

      Nggak perlu pake ‘jangan-jangan’ lagi, Sash.. Eyangmu dan Anton serta banyak orang lain yang telah meninggal, kuyakin saat ini mereka telah berada di surga dan tersenyum melihat kita.

      Balas
  7. imadewira mengatakan

    9 Januari 2010 pada 6:52 pm

    pertama, turut berduka cita..
    kedua, firasat memang ternyata bisa datang melalui media apa saja

    Balas
    • Donny Verdian mengatakan

      11 Januari 2010 pada 12:16 pm

      Pertama, terimakasih.
      Kedua, benar!

      Balas
  8. morishige mengatakan

    9 Januari 2010 pada 7:12 pm

    keren masbro. saya aja masih ragu apakah saya sudah pernah mengalami firasat “analog” apa belum. apalagi firasat digital… hehe..
    anyway, semoga temannya damai di alam sana. dan diberkati oleh Tuhan. amin!

    Balas
    • Donny Verdian mengatakan

      11 Januari 2010 pada 12:16 pm

      Makasih, Mas… Amin!

      Balas
  9. Bro Neo mengatakan

    9 Januari 2010 pada 8:54 pm

    kalo aku kadang dapat firasat dr mimpi, orang-orang yang sudah jarang aku jumpai tiba-tiba bisa muncul dalam mimpi…
    Mugi Anton tansah tentrem lan iso melu “party” ne Gusti

    Balas
    • Donny Verdian mengatakan

      11 Januari 2010 pada 12:17 pm

      Makasih ucapan dukanya, Sob…

      Balas
  10. ngupingers mengatakan

    9 Januari 2010 pada 9:39 pm

    firasat itu semacam feeling ya???binun

    Balas
    • Donny Verdian mengatakan

      11 Januari 2010 pada 12:17 pm

      Barangkali demikian…

      Balas
  11. krismariana mengatakan

    11 Januari 2010 pada 11:54 am

    Aku kadang masih nggak “dong” alias nggak mudeng soal firasat. Biasanya aku rasionalisasi saja…
    Don, nderek belasungkawa ngge kancamu, Anton… Semoga dia bisa melihat wajah Allah yg sejati sekarang.

    Balas
    • Donny Verdian mengatakan

      11 Januari 2010 pada 12:18 pm

      Kayaknya yang dibutuhkan bukan rasionalisasi tapi lebih pada kepekaan, Kris.
      Makasih salam dukanya… aku berdoa hal yang sama…

      Balas
  12. edratna mengatakan

    11 Januari 2010 pada 12:03 pm

    Terkadang firasat baru menjadi jelas setelah semuanya terjadi.
    Sebelumnya hanya ada perasaan tertentu yang mendesak di dada…namun logika sering mengalahkan hal tersebut, atau kadang kita berusaha cuek karena siapapun tentu tak menginginkan hal buruk terjadi pada teman atau keluarga dekat kita.
    Entah kenapa, istilah firasat seringnya lebih banyak ke hal buruk atau sedih ya? Jarang kita mengatakan mempunyai firasat akan mendapat kenaikan pangkat atau lotere?
    Ikut belasungkawa Don, semoga Anton mendapat kedamaian di alam sana
    Semoga Anton damai disana

    Balas
    • Donny Verdian mengatakan

      11 Januari 2010 pada 12:20 pm

      Ah, komentar Bu Ratna menebalkan keyakinanku bahwa memang tulisanku itu berarti firasat. Aku merasakan hal yang sama, Bu.. entah kenapa kok aku mendadak pengen ganti topik tulisan dan terjadilah….
      Kalau kenaikan pangkat dan lotere biasanya lewat mimpi kan, Bu ?:)
      Makasih doanya..

      Balas
  13. bee mengatakan

    11 Januari 2010 pada 1:33 pm

    Firasat= Fira tersesat…

    Balas
  14. riFFrizz mengatakan

    11 Januari 2010 pada 3:21 pm

    firasatny unik jug ya, bisa merasa kalau ada temen meninggal lewat media digital

    Balas
    • Donny Verdian mengatakan

      11 Januari 2010 pada 5:47 pm

      Hehehe itu kan cuma media, Sob….

      Balas
  15. hanif IM mengatakan

    12 Januari 2010 pada 12:19 am

    wah, bisa yah, firasat dengan seperti itu, baru tahu dari sini, hehe, mungki pengendapannya jangan terlalu lama juga, nunggu artikel terbaru nih, hehe… saran aja sih.

    Balas
    • Donny Verdian mengatakan

      12 Januari 2010 pada 9:17 am

      Hehehe…. iya kali ya!

      Balas
  16. Yessi mengatakan

    12 Januari 2010 pada 5:05 pm

    deep condolence for your fren ya, Mas…
    firasat..tidak semua orang bisa mengenalinya
    kehadirannya sering terabaikan

    Balas
    • Donny Verdian mengatakan

      13 Januari 2010 pada 2:07 pm

      Makasih, Mbak…
      Setuju, firasat itu sangat lembut… perlu kepekaan untuk mengenalinya

      Balas
  17. Chandra mengatakan

    12 Januari 2010 pada 6:27 pm

    Donnyyy…lama gue ga komen…
    Turut berdukacita ya Don…
    Denger kata ‘Firasat’ gue suka merinding coz seperti kata Bu Enny, biasa mengarah je sesuatu yang menyedihkan…

    Balas
    • Donny Verdian mengatakan

      13 Januari 2010 pada 2:08 pm

      Thanks, Chan….
      Iya, sewaktu gw nyadar juga jadi merinding disko :)

      Balas
  18. boyin mengatakan

    12 Januari 2010 pada 8:58 pm

    Turut berduka cita atas kepergian sahabatnya. Firasat mungkin hanya menghampiri orang orang yang mempunyai kepekaan hati dan masih suka menggunakan/ menuruti hati nurani. bagi yang tertutup/ suka melawan hati nurani kayaknya nggak berlaku deh.

    Balas
    • Donny Verdian mengatakan

      13 Januari 2010 pada 2:09 pm

      Thanks, Boyin….

      Balas
  19. Ria mengatakan

    14 Januari 2010 pada 5:01 pm

    Turut berduka Cita mas!!!
    aku pernah merasakan bagaimana kehilangan seorang sahabat dan aku tau rasanya gak enak banget!!!

    Balas
    • Donny Verdian mengatakan

      15 Januari 2010 pada 9:26 am

      Makasih, Ria :)

      Balas
  20. tomi mengatakan

    15 Januari 2010 pada 12:36 pm

    turut berduka cita ya broo…
    firasat itu pasti ada, tp kadang kita belum peka untuk menterjemahkannya ke dalam pikiran kita

    Balas
    • Donny Verdian mengatakan

      19 Januari 2010 pada 9:55 am

      Betul, Bro..
      Makasih ucapan dukanya…

      Balas
  21. nanaharmanto mengatakan

    28 Januari 2010 pada 9:04 pm

    Semoga sahabatmu bahagia di alam barunya sana, Don…
    aku sadar akan adanya firasat jauh hari setelah kejadian itu berlangsung.
    yang pertama, waktu adikku kecemplung kolam, hanya aku yang mendengar bunyi air berkecipak halus, dan tanpa kusadari aku menuju ke kolam..only to find her there…floating in the pool…syukurlah dia selamat…walau masih sedikit sisa trauma akibat kejadian itu.
    yang kedua, malam menjelang nenekku meninggal. aku merasa “sumedhot” rasane piye yo? suwung, nyeri seperti patah hati, mbuh kata apa yang tepat. tak terjelaskan deh…paginya, berita itu datang: nenekku berpulang.
    menurutku, rasa kehilangan itu ndhisiki sebelum waktunya, Don…aku menganggapnya sbg firasat..

    Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

  • Depan
  • Novena Tiga Salam Maria
  • Arsip Tulisan
  • Pengakuan
  • Privacy Policy
  • Kontak
This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish.Accept Reject Read More
Privacy & Cookies Policy

Privacy Overview

This website uses cookies to improve your experience while you navigate through the website. Out of these cookies, the cookies that are categorized as necessary are stored on your browser as they are essential for the working of basic functionalities of the website. We also use third-party cookies that help us analyze and understand how you use this website. These cookies will be stored in your browser only with your consent. You also have the option to opt-out of these cookies. But opting out of some of these cookies may have an effect on your browsing experience.
Necessary
Always Enabled
Necessary cookies are absolutely essential for the website to function properly. This category only includes cookies that ensures basic functionalities and security features of the website. These cookies do not store any personal information.
Non-necessary
Any cookies that may not be particularly necessary for the website to function and is used specifically to collect user personal data via analytics, ads, other embedded contents are termed as non-necessary cookies. It is mandatory to procure user consent prior to running these cookies on your website.
SAVE & ACCEPT