Film asing dan hak hiburan bagi kita

21 Feb 2011 | Cetusan, Indonesia

Apa akibat dari ditariknya film-film asing di seluruh bioskop di Indonesia?
Berikut ini ‘awang-awangku’!

  1. Negara yang seharusnya menjadi lebih kaya karena ketentuan bea tarif masuk atas hak distribusi film impor malah tak jadi kaya karena mereka, Motion Picture Assosiation (MPA), buru-buru menarik film-filmnya masuk ke Tanah Air. Bahkan, kalau sampai berlarut-larut tak kunjung ditemukan solusi yang mengenakkan kedua belah pihak, bisa-bisa akan banyak bioskop gulung tikar, perputaran uang lantas mengecil dan naga-naganya, negara juga yang dirugikan.
  2. Industri film nasional akan mendapat angin untuk meningkatkan kuantitas dan semoga… eh emang masih ada gitu yang optimis bahwa kualitas mereka akan naik pula?
  3. Tapi yang jelas, terlepas kalian percaya atau tidak tentang peningkatan kualitas film anak negeri, satu hal yang hampir bisa dipastikan adalah kualitas hidup insan perfilman tanah air meningkat. Mereka yang selama ini tersisih dari gegap-gempita akan kebanjiran order dan itu pertanda fulus mereka semakin banyak.
  4. Harapanku, dengan semakin bersinarnya dunia per-film-an tanah air karena tidak adanya film Hollywood berkeliaran adalah jatuhnya pamor sinetron. Tapi ya belum tentu juga sih kalau para pemain dan sutradara sinetron yang koplo-koplo itu ramai-ramai bermigrasi ke film ya sami mawon karena mereka akan membikin film yang sudah banyak koplo menjadi lebih koplo lagi!
  5. Kalau para pelaku film nasional masih konsentrasi ke trend, sepertinya film-film bertema horor yang dibumbui pamer lipatan dada dan paha nan seksi para pemainnya akan semakin menjadi-jadi.
  6. Yang kutakutkan, gedung-gedung bioskop akan menjadi angker bukan karena penonton yang menyurut karena film Hollywood menghilang, tapi justru karena terlalu banyak mempertontonkan adegan hantu-hantu jadian khas Indonesia yang otomatis bisa ‘mengundang’ kehadiran hantu-hantu betulan untuk juga ikut nonton di dalam gedung.
  7. Jumlah lapangan badminton dan basket serta ahaaa.. futsal akan meningkat karena pemilik gedung bioskop melihat bisnis penyewaan lapangan olahraga begitu lebih menggiurkan. Satu-satunya kendala hanya bagaimana mengubah image olahraga tersebut dengan kaitan banyaknya kasus kematian mendadak para penggemarnya akibat angin duduk a.k.a serangan jantung.
  8. Tak hanya insan perfilman lokal, para pembajak karya cipta juga akan bisa semakin memperlebar lapak jualannya. Permintaan rakyat akan keping DVD film asing bajakan semakin meningkat. Otomatis tukang parkir penjaga lapak, penjaga keamanan sekitar lapak hingga tukang antar makan siang si penjual DVD bajakan pun akan tambah bayarannya… dan tambah juga turun moralitasnya karena pembajakan…
  9. Nah yang paling kasian adalah pecinta film AS. Mereka akan mengalami masa disorientasi, antara harus menelan pil pahit kenyataan atau tak usah ke bioskop dan nyalakan tv! Oh no, jangan! Karena di sana ada hantu yang lebih menyeramkan berlabel SINETRON… so, matikan tv dan tak perlu ke bioskop.. larilah ke gunung dan lupakan semuanya…
  10. Pecinta film AS yang berduit akan tertabalkan sebagai orang yang sangat kaya ditinjau dari sudut pandang efisiensi karena untuk menonton film-film terbaru hollywood saja harus berpesiar hingga ke Singapore jauhnya!

Jangan dianggap terlalu serius tulisan ini meski jangan pula menganggap enteng tentang ancaman ‘masa kegelapan’ terhadap hak hiburan ‘bermutu’ atas diri kita.
So… good luck, Indonesia!

Sebarluaskan!

24 Komentar

  1. Wkakakaka… Waaahhh itu yang kasus kematian mendadak pasti merujuk pd artis yg baru2 ini berpulang.
    Aku gak yakin kualitas perfilman akan meningkat, walopun secara kuantitas ya iya. Semakin banyak orang yg berbondong2 ingin jd bintang film, mau tak mau akan menimbulkan persaingan tak sehat. Apa yg terjadi berikutnya? Akan ada penemuan mayat. :D

    Balas
    • Ah, kalimatmu yang terakhir itu menyeramkan, Zee :)

      Balas
  2. Kita lihat saja nanti apa bener film-film AS bakal tidak diputar lagi di bioskop Indonesia…. Pasti banyak yang protes. (termasuk saya kalee…) :P

    Balas
    • Hehehehe, kalo nggak diputer ya siap2 di lapak bajakan, Bro :)

      Balas
  3. Semoga lekas mendapat jalan keluar yang mengenakkan kedua belah pihak ya?
    karena, meskipun aku gak doyan nonton, sedih juga kalau membayangkan bioskop2 itu gulung tikar.
    sedih juga kalau banyak gedung bioskop jadi digentayangi film koplo dan hantu..(tak terbayangkan)

    Balas
    • Harusnya ada jalan keluar… uang! :)

      Balas
  4. Aku sih gak terlalu mikirin, selain gak pernah ke 21 di torrent juga masih menyediakan jutaan film holywood :D

    Balas
  5. wis sesekali memblokir produk amerika…indonesia merupakan potensi pasar yg besar buat income film2 hollywood…pasti mereka jg akan mengalami penurunan penghasilan…jd gak usah kuatir cepat atau lambat saya yakin film2 hollywood akan masuk ke indonesia lagi…dan pajak2nya dikelola utk perkembangan film2 nasional yg lebih bermutu…

    Balas
    • Amin, meski agak skeptis dengan kalimat terakhirnya, Mas :)

      Balas
  6. Gimana ya, walaupun belakangan ini saya juga jarang ke bioskop, tapi rasanya kok kebijakan pemerintah ini kurang pas.

    Balas
  7. sineas kita seharusnya juga berkaca pada produk2 sinema dalam negeri, mas don. ditariknya film impor seharusnya bisa memacu mereka utk melahirkan film2 berkelas, bukan mengekploitasi hantu dan adegan buka2an. jangan2 malah makin ancur!

    Balas
    • Hmmm.. semoga kita masih punya harapan untuk itu, Pak Sawali..

      Balas
  8. walupun ng salatiga iki ra ono bioskop dan walupun aku jarang byianget nonton bioskop, aku ra setuju yen film hollywood kui ga boleh tayang…
    cen owk kebijakan e aneh-aneh…mbok ya ngurusin liane sik sing luwih urgent….pajak e yo do dipangan karo koruptor owk..

    Balas
    • Hehehe… jadi mending korupsi yo? trus nontonnya ke Macau atau Singapore :)

      Balas
  9. Keputusan pemerintah yang diadakan guna menghilangkan film impor di layar bioskop RI, perlu dibarengi dengan pembinaan para sineas RI agar membuat film bernilai hollywood, dan yang lebih dari itu adalah lebih mengetatkan gerakan lolos sensor film berkualitas.
    Salam kekerabatan.

    Balas
  10. Ah embuh Don…mendingan baca aja deh….
    Dan memimpikan cerita dalam buku itu…
    (yang udah lama tak sempat nonton ke bioskop)

    Balas
    • Heheheh betul, Bu… buku sepertinya lebih legendaris ya :)

      Balas
  11. Kalau pajak film ditambah, tiket bioskop juga naik. Kalau film MPA tidak boleh beredar lagi, DVD bajakan harganya naik.
    Sepertinya aku ikut saran untuk lari ke gunung

    Balas
  12. mangkat golek nang mataram wae… luwih update film2’e

    Balas

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.