Kapan terakhir kali kamu menghapus file??Kecuali tak sengaja, aku sudah tak ingat lagi kapan terakhir kali melakukannya.
Kenapa? Bagiku, semua file termasuk email dan dokumentasi lainnya adalah penting atau setidaknya kalau sekarang dianggap tak penting, bisa jadi lain waktu kehidupan membuatnya menjadi teramat sangat penting!
***
Ada satu acara dokumenter di channel Special Broadcast Service (SBS) yang kerap kutonton, Who do you think you are judulnya! Acara ini sangat menarik karena menampilkan bagaimana teknologi dan ilmu kearsipan serta sejarah bisa membantu seseorang menemukan garis leluhurnya.
Uniknya, cara mereka menemukan garis keturunan dari seseorang itu tidak melulu melalui analisa yang kompleks melainkan lewat catatan-catatan resmi yang masih disimpan dan ditemukan di perpustakaan arsip kota/suburb setempat atau dalam album foto serta dokumentasi yang dirawat paman atau bibi yang disambangi.
Misalnya si A. Ia mencari tahu siapa kakek buyutnya dan beberapa leluhur lebih di atasnya lagi. Ia mendatangi perpustakaan dan menyebutkan surname (nama belakang/family) dari si kakek buyut. Nggak lama kemudian, petugas pengarsipan menemukan beberapa dokumen dan memberikannya kepada si A.
Dari situ ia mendapatkan siapa nama keponakan laki-laki si kakek buyut yang masih hidup, si A lantas mendatanginya.
Dalam kunjungan tersebut, kakek-paman dari A itu lantas membuka album lama dan menemukan beberapa foto yang selama ini dicari serta data-data lainnya terkait si Kakek Buyut berdasarkan dokumen lain seperti catatan kesehatan dan kartu pos!
Bayangkan! Sebuah cerita tempo dulu dibangun dari dokumen-dokumen yang rapi disimpan di kantor pengarsipan kota serta didukung oleh kesetiaan si Kakek-Paman menyimpan file-file lama termasuk kartu pos!
Posisikanlah diri kalian sebagai si Kakek-Paman. Andai ia punya sifat seperti kalian yang gemar menghapus/membuang file, belum tentu si A bisa tertuntaskan keinginannya untuk mencari tahu siapa dan bagaimana Kakek buyutnya, kan?
Begitu juga dengan file dalam format digital!
Bayangkan kalau kamu bekerja untuk seseorang. Selama bekerja kamu merasa hubunganmu dengannya baik-baik saja dan karena demikian, ketika kamu memutuskan untuk keluar, kamu hapus semua email, catatan percakapan, foto-foto dan dokumen lain yang berkaitan.
Dua tahun sesudahnya, kamu mendapatkan tawaran kerja dengan gaji lumayan! Tapi sayang, salah satu syarat untuk mendapatkannya adalah, kamu diminta menunjukkan bukti otentik hasil kerja yang pernah kamu lakukan dan bukti itu telah terhapus ketika kamu memutuskan keluar!
Mau contoh yang lebih ?kena? lagi?
Kawanku di sini pernah bercerita salah seorang kawannya digugat cerai oleh istrinya. Ia harus kehilangan hak asuh anak-anaknya hanya karena sang istri tahu persis bahwa si suami tak pernah menyimpan file-file foto kebersamaannya dengan si anak dan di depan pengadilan ia berseloroh, ?Suamiku tak pernah punya waktu untuk anak-anak!?
Lalu si suami berkilah tapi si pengadil bertanya, ?Bisa kamu tunjukkan bukti fotonya beberapa??
Kamu tahu kan seperti apa menyesalnya si suami? Kehilangan istri, kehilangan anak hanya gara-gara menghilangkan foto yang dianggapnya tak penting!
***
Alasan terkuat orang tak mau menyimpan file yang dianggapnya tak penting adalah ?Menuh-menuhin tempat!?
Alasan itu masuk akal tapi tidak berlaku lagi di jaman ini. Sebagai generasi pertama yang merasakan internet dan nyemplung di dalamnya, aku tahu kok bahwa harga space/media itu memang pernah amat mahal. Dulu bahkan aku selalu berusaha mengompres file supaya bisa masuk ke dalam floppy disk atau supaya tak menuh-menuhin harddisk.
Tapi sekarang? Saat flash disk bukan barang mewah dan external hard disk sudah tidak terlalu mahal, berpikir ?menuh-menuhin tempat? itu sudah tidak pada waktunya lagi!
Entah di Indonesia, tapi di sini, untuk mendapatkan flash disk seukuran 8GB, kamu hanya perlu membayar kurang dari $7!
Jadi, ubahlah pola pikirmu! Simpan semua file dan aturlah sebagus-bagusnya pengarsipannya sehingga kapanpun kamu memerlukannya, kamu tak terlalu kesulitan untuk meraihnya!
Atau kalau mau yang lebih mutakhir, cenderung lebih aman (flash disk dan external hardisk bisa keselip ataupun rusak) liriklah solusi cloud storage!
Kalian kenal dropbox? Google Drive? Mereka berdua adalah salah sedikit dari contohnya.
Sejak beberapa tahun silam aku berlangganan Google Drive dan aku menyimpan semua file? semua file yang kudapat/kubuat/kuterima dari komputer, handphone dan tablet komputerku ke sana.
Tapi mahal, Don?
Tidak.
Kamu bahkan nggak perlu bayar?. kalau menurutmu dengan 15GB yang merupakan pemberian cuma-cuma saat kamu mendaftar Google Drive cukup untuk menyimpan semua filemu. Tapi kalau kurang, kamu bisa meng-upgrade layanan dengan cukup membayar $1.99 untuk 100GB! Masih kurang juga? 1TB bisa kamu dapatkan hanya dengan $9.99 dan beberapa ukuran space yang fantastis dengan harga yang sama sekali tidak bombastis!
Don, kamu jadi buzzernya Google ya?
Hahahaha.. nggak lah!?Aku bukan buzzer dan aku tidak sedang dibayar Google untuk menuliskan angka-angka perhitungan di atas. Itu hanyalah ilustrasi yang sengaja kububuhkan di sini untuk menggambarkan betapa murahnya space yang bisa kita beli untuk menyimpan file-file yang mungkin sekarang sepertinya terkesan sepele dan tak penting, tapi siapa tahu? bukankah hidup ini selalu menyisakan tikungan-tikungan yang tak terprediksi di depan sana?
Don!
Ya, ada apalagi?
Aku punya pertanyaan terakhir!
OK, gimana?
Aku punya file-file foto berduaan dengan mantan pacarku dan aku membencinya! Apa aku tetap perlu menyimpannya?
Ya! Kenapa tidak? Kebencian itu ada masanya siapa tahu nanti kamu CLBK?
Nggak!?Nggak!?Nggak!?Aku benci banget pokoknya!
Tenang! Tetap jangan buang. Bayangkanlah mantanmu itu jadi presiden di satu masa yang akan datang. Lalu, nasib kurang baik ada padanya, ia tewas dibunuh lawan politiknya.
Sekian tahun kemudian ada sutradara yang ingin membuat film tentangnya dan ia tahu kamu adalah mantannya. Ia lantas menghubungimu dan menawarimu segepok uang untuk ongkos jadi narasumber film itu. Bukankah itu sesuatu yang masuk akal dan kamu selalu tertarik pada uang?
Lagipula, kalau memang bencimu sudah benar-benar tak terkatakan dan ia tak jadi presiden seperti yang kita bayangkan barusan, simpanlah file itu dan tunjukkan pada anakmu kelak bahwa jangan pernah cari pacar yang seperti pernah kamu pacari dulu!
Piye?
Sebenarnya saya sering menggunakan penyimpanan online/daring, tetapi karena kapasitasnya terbatas dan malas bayar maka saya buat banyak akun di pelbagai situs penyimpanan online. Maklum, kantong mahasiswa :)
Bayar pulsa sanggup kan? :)
Okay, paragraf-paragraf terakhir sukses bikin senyam-senyum. Iya sih, aku juga nyesel karena jarang pake flashdisk atau nge-save ke cloud. Semua foto lama malah ketinggalan di laptop lama.
Sekarang banyak yang gratis buat penyimpanan file, jadi gak perlu buang file lagi.
Masalahg saya adalah malas membuat anotasi. Kalau foto hanya tersimpan, tapi tak ditandai, bagaimana mencarinya dengan mudah? Maka saya hapus saja :D
Kalau saya jadi paman, tetap saya simpan. Kita nggak tahu gimana di depan. Siapa tau tak lama lagi akan ditemukan mesin pencari berbasis ‘dibatin’ jadi tanpa dikasi apapun, tinggal dibatin lalu muncul hasilnya.. Ya semacam pake NLP NLPan gitulah hahahahah *ditoyor*
Puji Tuhan, tapi tidak jarang masih minta ibu untuk bayar pulsa. Hidup di Jkt kadang membuat kantong bolong :)