Empat makna Kantata Magnificat yang akan membuat hatimu kian terpikat!

22 Des 2017 | Kabar Baik

Magnificat adalah sebuah kantata, sebuah kidung yang indah nan rendah hati dari sosok Maria namun sekaligus menampakkan ihktiar yang kuat dan penuh daya.

Dipuji Elizabeth karena membuat hatinya bahagia dan dipenuhi Roh Kudus, Maria tak besar kepala. Ia tahu, sangat tahu, bahwa yang menghadirkan kebahagiaan serta kepenuhan Roh Kudus itu bukan dirinya. Ia hanya jadi alat bagi Allah yang memenuhi hidup serta hatinya.

Mari kita ?bedah? satu per satu makna magnificat itu?

#1 Bergembiralah sebelum menggembirakan orang lain

Jiwaku memuliakan Tuhan dan hatiku bergembira karena Allah, juruselamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hambaNya. Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan nama-Nya adalah kudus. (Lukas 1:46-49)

Dari apa yang dikatakan Maria di atas, kita tahu bahwa ia telah merasakan kebahagiaan dari Allah terlebih dahulu sebelum akhirnya bisa membuat Elizabeth berbahagia.

Bagaimana dengan kita?
Mau membawa kebahagiaan kepada sesama? Kita harus lebih dulu berbahagia di dalam Tuhan! Berbahagia di dalam Tuhan tak akan bisa kita raih kalau kita tidak rendah hati di hadapanNya dan sesama?

#2 Jangan takut untuk takut akan Dia!

Dan rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia. (Lukas 1:50)

Setahun silam, saat anak keduaku Elodia berulang tahun, aku menulis di Facebook, ?Semoga kamu semakin takut kepada Tuhan, Elodia.? Lalu ada seorang bertanya, ?Kenapa takut? Kenapa tidak mencintai Tuhan? Takut itu kesannya kita ditindas Tuhan!?

Salahkah untuk takut kepada Tuhan?
Kita HARUS takut kepadaNya karena seperti yang Maria katakan, rahmat Tuhan turun atas orang-orang yang takut kepadaNya.

Takut adalah respon terindah kepadaNya. Di dalam ketakutan ada cinta kita kepadaNya karena rahmat yang diberikan. Di dalam kecintaan ada ketakutan kita akan Dia karena bukankah di dalam cinta itu ada ketaatan dan komitmen? Siapa yang tak takut saat kita melanggar ketaatan dan komitmen terhadap Yang Kita Cintai?

Jangan takut untuk takut akan Dia!

#3 Pengharapan nan revolusioner

Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya dan meninggikan orang-orang yang rendah; Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa (Lukas 1:51-53)

Tuhan adalah sumber keadilan. Percaya di dalamNya adalah percaya akan adanya sebuah revolusi terhadap ketimpangan dunia. Revolusi di sini tentu bukan revolusi senjata atau revolusi politik melainkan revolusi kasih yang mendasari tindakan nyata. Kekuatan dan kelaliman dunia tidak bisa dikalahkan dengan kekuatan dunia. Kekuatan dunia hanya bisa dikalahkan dengan kekuatan surgawi yaitu yang datang melalui Allah sendiri.

#4 Allah yang tak ingkar janji

Ia menolong Israel, hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya. (Lukas 54-55)

Israel disayang Allah dan Maria menegaskan bahwa Ia tidak akan pernah mengingkari janjiNya. Ketika dibaptis kita dijanjikan keselamatan surgawi dan janji itu adalah ?ya? dan ?amin?. Yang kadang jadi masalah adalah kita, sudah dijanjikan tapi malah mengikat janji dengan kuasa lain? Kita sudah ditolong tapi malah menerima pertolongan dari pihak lain dan menampikNya?

Kalau sudah gitu siapa yang harus dipersalahkan? Tuhan atau kamu?

Sydney, 22 Desember 2017

Sebarluaskan!

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.