Spanyol hebat!
Iker Casilas hebat! Fernando Torress hebat! Luis Aragones apalagi… Pokoknya huebat.
Mereka juara bukan karena Jerman lemah, bukan pula karena Jens Lehmann, kiper Jerman itu grogian dan mbikin blunder hingga gawangnya bobol.
Tapi sekali lagi, karena Spanyol hebat!
Usai sudah pesta EURO2008 yang nyaris sebulan diadakan di Austria dan Swiss itu.
Sihirnya yang begitu luar biasa telah membius kita semua yang berada puluhan ribu kilometer dari sana.
Hari besok dan besoknya dan besoknya lagi pun akan kembali seperti sedia kala lengkap dengan rutinitas-rutinitas yang melingkupinya.
Tak ada lagi gegap gempita EURO2008 yang memecah kesunyian malam bulan ini.
Tak ada lagi layar-layar raksasa serta genjrang genjreng band-band di kafe-kafe menjelang acara Nonton Bareng yang cerah ceria itu.
Semua sudah lewat, semua sudah tak ada…
Jadi, tak perlu lagi kita mencari sesuatu yang sudah tak ada seperti EURO2008 misalnya.
Lihat dan perjuangkan saja apa yang ada dan yang ada di depan mata.
BBM, listrik, harga sembako, hak hidup rakyat yang lapar dan masih banyak lagi PR yang telah menanti kita.
Itu semua bukan sesuatu yang perlu dinanti-nantikan namun bahkan sudah menjemput kita untuk kita perhatikan, urus serta perjuangkan.
Makanya beberapa malam yang lalu si Tunggonono di posnya yang dibangun baru nan megah itu berujar pada saya
“Wah tinggal dua hari lagi EURO bubar jhe.. kita nunggu Olimpiade, liga Inggris dan pra piala dunia ya Bos!”
Dengan sinis saya pun berujar,
“Ketimbang nunggu hal-hal yang seperti itu lha mbok ayo sama-sama nunggu harga minyak yang kayaknya nggak lama lagi bakalan jadi 150 USD per barrel!
Nunggu harga BBM nasional bakalan naik lagi apa ndak, nunggu dagelan-degelan dari panggung pulitik nasional.
Piye ? Milih nunggu yang mana ?”
Tunggonono pun terdiam, seperti dahulu biasanya, ia tak terlalu mengerti apa yang sedang kuomongkan.
Yang pasti Spanyol Juara, kita penonton he he.
ya begitulah klo dumb and dumber lg ngobrol… dua2nya pada ga ada yg ngerti huaahahahaha….
Hmmm… analisis Windy tampaknya ada benarnya.
Kalau saya sih nggak mau menunggu semua itu (BBM naik, dagelan politik, dsb). Lebih baik kita memikirkan dan mempersiapkan langkah-langkah antisipatif untuk menghadapi itu semua.
@Rafki:
Wah Pak, justru dengan menunggu dan hanya dengan menunggu itulah antisipasi terbaik, karena seperti kata Pak Ersis di komen sebelumnya, kita ini penonton :)
Hehehe…
terang saja , ada Cesc Fabregas….
mmmm… ga juga lah… kita juga bukan cuma penonton. ayuk dibedakan antara yang nonton di stadion sama kita insan jelata dalam kasus bbm.
persamaan:
1. sama-sama bayar: bayar tiket dan beli bbm.
2. sama-sama bringas: tim morat-marit ataupun politikus yang morat-marit kita jadi naik pitam.
3. sama-sama teriak-teriak: ya kalo timnya keserang kita teriak2 sama back dan keeper, sedangkan kalo bbm diisukan naik kita teriak2 sama presiden.
perbedaan:
1. efek: kalo kita teriak2 di stadion kita bisa naikin mental dan moral jago kita, kita teriak2 di depan dpr… ga didenger… malah dianggap kampungan…