Tak ada hari yang lebih indah dari hari dimana kita boleh merayakan syukur dan hari ini aku bersyukur atas ulang tahun pernikahanku yang ketujuh dengan Joyce Taufan, istriku, kekasihku.
Ada yang unik yang baru kuceritakan saat ini.
Sebagaimana kalian tahu betapa aku memiliki dokumentasi visual yang begitu banyak di kanal-kanal social media yang kuikuti, acara pernikahanku pun sebenarnya juga demikian. Tapi sayang banjir Situ Gintung, 2009 silam menelan hampir semua koleksi foto pada acara tersebut.
Beruntung aku mengenal Kelik Broto, fotografer profesional. Ia kuundang waktu itu sebagai tamu dalam acara pernikahanku. Tanpa kuminta, ia yang adalah mantan rekan kerjaku di Jogja dulu, membawa kamera dan menjepret sana dan sini.
Dua pekan kemudian, beberapa hari sebelum aku berangkat pindah ke Australia Kelik menyerahkan CD fotonya di kawasan Radio Dalam, Jakarta Selatan. Tapi lagi-lagi CD itu tak terbawa ke Australia dan ikut rusak karena banjir.
Seminggu lalu, ketika aku berpikir bahwa akan sangat baik kalau aku membuat tulisan khusus untuk memperingati ulang tahun pernikahan ini, aku mengontak Kelik dan bertanya apakah ia masih menyimpan foto-foto pernikahanku hasil jepretannya?
?Yo mengko kucarikan, harusnya masih ada, Mas Don!? Aku tak berharap ia masih menyimpannya karena sebagai fotografer, tentu ia memerlukan media penyimpan untuk merekam hal-hal lain yang barangkali lebih penting baginya.
Tapi beberapa hari berselang, Kelik kembali kepadaku dan memberikan link untukku bisa men-download foto-foto pernikahanku hasil jepretannya.
?Dua giga, Mas!? ujarnya menyatakan besar kumpulan file foto-foto itu dan yang kalian lihat di sini adalah salah sedikit dari yang ?terselamatkan? itu :)
Menikmati foto-foto itu membantuku untuk mengulas dan memberi gambaran ulang tentang apa yang terjadi saat itu baik di Gereja St Stefanus Cilandak maupun di tempat resepsi Balai Kartini Jakarta tujuh tahun silam.
Aku terjatuh dalam haru.
Tak hanya karena perasaan, ?Oh God, ternyata aku dan Joyce bisa juga melewati delapan tahun masa pacaran yang sangat terjal dan tujuh tahun pertama pernikahan yang tak mudah ini!? Tapi rasa itu juga muncul menyaksikan papa-papa kami yang kini sudah dipanggil Tuhan masih tampak segar bugar dan bahagia di foto-foto itu memberi restu.
Sudah barang tentu, mereka berdua kini juga jadi pendoa-pendoa yang setia dari surga bagi pernikahan kami hingga selamanya.
So?. Happy anniversary, Hon!
Tulisan ini bukan hadiah, hanya sebagai pengingat sekaligus penutup dari meriahnya perayaan hari ini melalui doa-doa seluruh kawan baik di social media maupun dalam perjumpaan kita dengan mereka pagi dan siang hingga sore tadi.

Foto sore tadi setelah makan siang bersama Mama mertua dan para saksi pernikahanku tujuh tahun silam, Darell – Cucu dan Irna – Jaya.
Tujuh tahun kita lewati, masih ada banyak tahun lagi yang harus kita jalani. Kuat-lemahnya gempuran badai, menanjak ataupun menjoroknya arus gelombang, kelam-birunya langit yang membentang? satu hal yang perlu kamu tahu, cinta Tuhan yang menjadi nahkoda tak?kan pernah padam di bahtera kecil namun kokoh ini. Ia mengejawantah melalui cintaku, cintamu, Odilia serta Elodia!
Mari berlayar lebih jauh, Duc in Altum!
*Duc in Altum berasal dari Bahasa Latin yang berarti kurang lebih, bertolaklah ke tempat yang lebih dalam.?Dalam Injil Lukas 5: 2-6. Yesus menyuruh Simon untuk berlayar sedikit jauh dari pantai.
Lalu Yesus pun berkata kepada Simon: ” Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan.”
Selamat! Sekali lagi selamat..
Semoga selalu diberkahi cinta dan kasih sayang, kesabaran dan ketulusan..
Amin…
selamat atas ulang tahun pernikahannya, om Donny!
semoga bahagia selalu hingga akhir hayat dan menjadi orangtua hebat bagi anak-anak :)
Selamat ya Don. Semoga tetap langgeng.
Selamat ya Don. Semoga tetap langgeng. Sehat dan sejahtera.