• Skip to primary navigation
  • Skip to main content

Donny Verdian

superblogger indonesia

  • Depan
  • Tentang
  • Arsip Tulisan
  • Kontak

Dosa

3 Maret 2009 22 Komentar

Beberapa waktu yang lalu, pada sebuah kesempatan berkumpul dan mengatasnamakan kegiatan rohani keagamaan, salah seorang tetua yang tak bisa kusebutkan namanya bahkan kuidentifikasikan jenisnya di sini, ber-sharing begini:

“Saya paling nggak suka kalau dibilang dosa! Dosa itu cuma Tuhan yang berhak ngomong!
Coba kita belajar sama bule-bule di sini! Mereka paling cuma ngomong “Its not good!” dan anti bilang “Dosa!”

Sebagai orang yang telah dilatih menjadi MUNAFIK sejati, akupun manggut-manggut munafik!
Tapi dalam hati aku bilang “Munyuk!”

Bagiku, temanku itu sungguh teramat sangat hmmm… kurang pintar, pandir tepatnya :)
Yang pertama, ia membagikan cerita yang sama sekali pointless, menurutku.
Ia bicara soal dosa, suatu predikat yang sangat memiliki relativitas tingkat tinggi!
Orang bisa bilang “dosa” ke orang lain dan sebaliknya juga!
Orang bisa bilang “Kamu dosa melakukan persetubuhan itu!” Dan orang yang dituduh dosa bisa balik bilang “Kamu juga dosa sudah menuduh aku berdosa!”

Yang kedua, ketika ia bilang bahwa “hanya Tuhan yang berhak ngomong” itu sama artinya bahwa ia membuat sesuatu jadi tidak mungkin! Secara harafiah aku akan selalu bertanya “Oh ya? Tuhan kalau ngomong pake bahasa apa? Biar aku ikut kursusnya dulu!”
Lalu pasti dia menjawab “Oh, Tuhan ngomong lewat kehidupan sehari-hari!”
Dan aku akan balas menjawab “Oh.. gitu, jadi Tuhan juga ngomong lewat perselingkuhanmu?”
Dan dia pasti akan terdiam dan menyingkir!
Please, ada satu aras yang sama dimana kita bisa bicara, logika!

Yang ketiga, membandingkan orang Indonesia dengan bule termasuk menyertakan bahasanya adalah sesuatu yang jauh dari benar!
Dulu aku suka bingung kenapa ABG luar negeri sering bilang “Youre rock!!!” untuk bilang bahwa “Kamu hebat!”
Kamu tahu kenapa aku bingung, karena apa benar hebat itu adalah “batu” karena rock berarti “batu” bukan ?
Aku dulu pernah bermimpi punya pacar bule dan ia bilang “Dont drive me crazy!” lantas gimana mengartikannya?
“Jangan menyetiri aku gila!” Begitu?
Lantas kalau ada orang bilang “Its not good” dan kamu bilang bahwa bule itu baik karena nggak bilangin kamu “You re sinner!” woalahhh, kan artinya kurang lebih sama bagi mereka?

Entahlah…
Aku yang semakin menjadi gila, atau memang orang-orang disekitarku yang banyak menjadi “sakit” karena agama?

Sebarluaskan!

Ditempatkan di bawah: Cetusan

Tentang Donny Verdian

DV, Superblogger Indonesia. Ngeblog sejak Februari 2002, bertahan hingga kini. Baca profil selengkapnya di sini

Reader Interactions

Komentar

  1. yessy muchtar mengatakan

    3 Maret 2009 pada 10:18 pm

    Aku setuju..urusan agama/kepercayaan memiliki hak pribadi tertinggi..dan tidak bisa dibandingkan.
    Tapi gue juga setuju sama Chandra..kok gue jadi serem ngobrol sama elo ya Don…entar salah salah lo panggil gue “munyuk”…entar gue marah!..berantem lagi!…gituh??..CABE DEEEE!
    PS ”
    Hari ini gue masuk kantor setengah hari…hiks..Tangguh belum pulih benar ni…

    Balas
  2. Chandra mengatakan

    3 Maret 2009 pada 5:17 pm

    Ngeri juga ngobrol ma lu, Don!
    Ntar jikalau apabila kita tidak sepaham, gue dibilang “Munyuk” lagi…ih, ogah! Mending unyil deh…

    Balas
  3. LC pianist mengatakan

    3 Maret 2009 pada 5:58 pm

    itu harusnya YOU ROCK, instead of Youre Rock.. jd bener maksudnya.. kau hebat, bukan kau adalah batu.. heuehehe.. its slang, koh.. :P
    trus..tetua ? wah..siapa itu ?? *jd nginget2 satu persatu tetua2 itu..*

    Balas
  4. Dewi mengatakan

    3 Maret 2009 pada 6:54 pm

    sangat menarik…tapi bagiku agama dan tetek bengeknya adalah suatu yang benar-benar pribadi…benar, relativitasnya tingkat tinggi..
    Maka agama hanya urusan antara aku dan Tuhanku..

    Balas
  5. kris mengatakan

    3 Maret 2009 pada 7:57 pm

    kayaknya itu pinter2nya orang membolak-balik kata. kalau kamu belajar bahasa (linguistik dan semua hal yg berkaitan dengannya), kamu akan lebih tahu :)

    Balas
  6. edratna mengatakan

    3 Maret 2009 pada 8:58 pm

    Dosa bisa diartikan karena: melanggar aturan agama, atau melakukan perbuatan salah. Jika melakukan perbuatan salah, kita bisa melihat hukum yang mengaturnya, dan pada saat itu kita berada di negara mana, dan tunduk pada hukum apa.
    Cuma dalam pergaulan sehari-hari, kadang kita bergurau…”Ehh dosa lu…”
    Sama seperti ucapan….”You are rock” …kedua istilah tadi mengikuti perkembangan zaman, terutama bahasa gaul, yang mudah berubah-ubah.

    Balas
  7. imoe mengatakan

    5 Maret 2009 pada 6:11 am

    hahahahaha berat banget niy bahasannya…mempertanyakan tuhan, dosa, pahal, syurga, neraka, dan sejenisnya…habisnya abstrak siy….

    Balas
  8. Yoga mengatakan

    5 Maret 2009 pada 9:35 am

    Saking jarangnya kolega bule ku menyebut kata “sin”, aku jadi berpikir, yang bisa nyebut kata itu cuma pendeta-pendeta mereka, dan aku tahunya dari film-film.
    Asli dalam banget isi tulisanmu ini dan kamu meringkasnya dengan cemerlang.

    Balas
    • DV mengatakan

      5 Maret 2009 pada 9:35 am

      Makasih Yog…

      Balas
  9. Dony Alfan mengatakan

    5 Maret 2009 pada 1:23 pm

    Yeah, ini cuman soal istilah aja kali ye? Mumet berkata-kata :D

    Balas
    • DV mengatakan

      5 Maret 2009 pada 1:23 pm

      Inggih Pakde, tapi lucunya banyak orang ribet dan bertengkar cuma gara-gara istilah gini :)

      Balas
  10. mascayo mengatakan

    5 Maret 2009 pada 5:10 pm

    “Sebagai orang yang telah dilatih menjadi MUNAFIK sejati” … Ahahaha .. kesindir gue nih .. kesindir!

    Balas
    • DV mengatakan

      5 Maret 2009 pada 5:10 pm

      Hahahahaha, nggak ada yang nggak munafik kecuali Gusti Allah, mas :)

      Balas
  11. Jamal eL Ahdi mengatakan

    17 Maret 2009 pada 5:43 am

    Dosa = Pelanggaran yah versi hukum manusia dan versi hukum tuhan.
    Biarkanlah masing2 menyebut apa saja,tinggal kita nikmati saja.

    Balas
    • DV mengatakan

      17 Maret 2009 pada 5:43 am

      Yuk, mareeeee!

      Balas
  12. Arie mengatakan

    18 Maret 2009 pada 1:08 am

    Ya begitulah manusia, kadang suka “kemajon”.
    -orang-orang disekitar anda yang banyak menjadi “sakit” karena agama-

    Balas
  13. nady mengatakan

    19 Maret 2009 pada 7:39 pm

    ada baiknya kata dosa memang tidak lagi digunakan dan lebih baik kata buruk atau tidak baik digunakan, sebab kata dosa, seperti juga ungkapan kafir terhadap seseorang memiliki dimensi berbeda antar tiap orang, apalagi untuk negara yang prural, kata dosa dan kafir sering menimbulkan pertikaian karena landasannya bias, maka biarlah tuhan saja yang menilai untuk dosa atau kafirnya seseorang. … peace.

    Balas
    • DV mengatakan

      19 Maret 2009 pada 7:39 pm

      Betul, aku sangat setuju..
      tapi lebih setuju kalau dosa dihilangkan dari perbendaharaan kata maka semua kata yang merujuk pada sesuatu “yang tidak baik” pun juga harus demikian, biar adil kan?

      Balas
  14. ndaru mengatakan

    19 Maret 2009 pada 1:11 pm

    tapi mas don seharusnya bersyukur masih ada orang yang sanggup(?) berbicara tentang dosa, sekalipun itu terucap dari mulut seorang yang pandir. benar begitu? :)

    Balas
    • DV mengatakan

      19 Maret 2009 pada 1:11 pm

      benar begitu, begitu benar!

      Balas
  15. genthokelir mengatakan

    21 Maret 2009 pada 10:03 am

    wah wah sampean ki mulai memainkan filosofi bahasa mas hahaha
    aku sendiri malahan tambah bingung bar moco tulisan sampean iki mas
    opo iyo yah dosa itu ada hahahaha
    coba kalo dosa itu berakibat menjadi benjolan di kepala atau tubuh mungkin aku benjol benjol banget yah mas hahahaha

    Balas
    • DV mengatakan

      21 Maret 2009 pada 10:03 am

      hahahaha sebaliknya Mas, dosa itu ada nggak ya? kok kita nggak benjol2 dibuatnya hahaha mari kita berbuat dosa nek dosa itu beneran ndak ada :)

      Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

  • Depan
  • Novena Tiga Salam Maria
  • Arsip Tulisan
  • Pengakuan
  • Privacy Policy
  • Kontak
This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish.Accept Reject Read More
Privacy & Cookies Policy

Privacy Overview

This website uses cookies to improve your experience while you navigate through the website. Out of these cookies, the cookies that are categorized as necessary are stored on your browser as they are essential for the working of basic functionalities of the website. We also use third-party cookies that help us analyze and understand how you use this website. These cookies will be stored in your browser only with your consent. You also have the option to opt-out of these cookies. But opting out of some of these cookies may have an effect on your browsing experience.
Necessary
Always Enabled
Necessary cookies are absolutely essential for the website to function properly. This category only includes cookies that ensures basic functionalities and security features of the website. These cookies do not store any personal information.
Non-necessary
Any cookies that may not be particularly necessary for the website to function and is used specifically to collect user personal data via analytics, ads, other embedded contents are termed as non-necessary cookies. It is mandatory to procure user consent prior to running these cookies on your website.
SAVE & ACCEPT