Diputus klien? Let’em go!

20 Mei 2016 | Digital

Dua minggu terakhir aku diputus klien-klien freelance-ku dengan alasan yang kurang lebih sama, mereka tertarik untuk menggunakan resources yang sifatnya ?in house? ketimbang mempekerjakan remote developer sepertiku.

Sedih? Tidak!
Kecewa? Tidak juga…

Mereka berdua menghubungiku melalui telepon dan dua-duanya tumben-tumbennya terdengar lebih manis dari biasanya. (Yup! Dua-duanya cewek?)

Mereka sangat berhati-hati untuk memberi tahu bahwa perjanjian kerjaku akan dihentikan.?Ketika aku menyambutnya dengan biasa, mereka terdengar lega (dan tetap manis, malah tambah manis kadar suaranya..)

?Thanks so much, Donny! Aku sangat menghargai pengertianmu!?

Aku mengerti kenapa mereka sangat hati-hati dan begitu lega mendengar aku legawa.?Kenapa? Banyak developer lain di luar sana yang kadang mempersulit ketika sebuah klien memutuskan untuk tidak lagi menggunakan jasanya.

Mereka biasanya akan pasang termination fee lah, migration fee lah, pokoknya duit untuk mengobati rasa pundung karena ditinggal klien!

Aku tak ingat kepada yang mana, tapi satu dari dua klien yang menghubungiku itu, aku menjelaskan, ?Kamu jangan takut, aku tidak akan mempersulit. Tidak akan ada migration fee selama kamu setuju dengan proses migrasi yang kususun. Prosesnya sangat mudah.?

?Really??
?Yup, aku bukan tipikal freelancer-freelancer murahan seperti mereka hahahahah?

Apa saja sih yang perlu disadari dan dilakukan saat klien meminta diri untuk pergi?

Rejeki tak?kan pernah ada ujung penghabisannya.

Klien

Aku percaya yang ada ujung penghabisan itu usia bukan rejeki.
Jadi, selama kita hidup asal kita berdoa berusaha, pasti Tuhan memberinya.

Penghentian hubungan kerja seperti itu harus kita baca sebagai cara Tuhan untuk memberikan kita gelontoran rejeki dari tempat lain dan barangkali ini yang paling sulit, tapi kita harus sadar bahwa dimanapun nanti gelontoran lain itu dimunculkan, itu pasti yang terbaik karena kita mendapatkannya dari Tuhan!

Klien adalah klien!

Klien

Ini bukan perkara uang, Don!
Ini perkara bahwa karyaku adalah anak idealisku.

Halah! Nggak usah lebay!
Ketahuilah bahwa secinta-cintanya kamu dengan hasil pekerjaanmu, kamu sejatinya tak berhak untuk mengimbuhkan rasa ?cinta? itu karena semua lunas ketika terbayar dan semua itu jadi milik mereka, milik klien!

Tinggalkan kesan terbaik bagi mereka.

Klien

Saat aku dikabari bahwa mereka akan menggunakan in-house developer, hal pertama yang aku sampaikan kepada mereka adalah, ?Wow, it?s gonna be great!?

Dan tak berhenti di situ, aku mengimbuhinya, ?Karena situs sebesar ini seharusnya memang dikelola lebih baik lagi oleh in-house!?

Kesan baik adalah hal yang harus ditinggalkan kepada mereka yang memutuskan pergi dari kita. Kenapa?

Kenapa? Kenapa juga harus meninggalkan kesan buruk? Nah loh, kubalik kan pertanyaannya?

Lagipula, kamu tak pernah tahu apa yang akan terjadi dalam masa depan hidupmu. Siapa tahu kalian akan berhubungan lagi sebagai developer dan klien, kan?

At least, ketika mereka ada proyek baru atau merasa desperate dengan in-house developer-nya, mereka bisa kembali menghubungi kita karena kita orang baik.

Persiapkan migrasi semudah dan semulus mungkin

blog_rejeki_02

Hampir semua teknologi masa kini tak kenal kata sulit untuk dipindah-tangankan. Jadi ya jangan mempersulit karena kalau ketahuan itu hanya trick, monyet-monyet akan menertawaimu!

Berikan semua akun termasuk login username dan password baik dari server maupun admin panelnya. Serahkan kembali semua digital assets kalau memang masih kamu simpan, pokoknya ibarat kata, makanan di atas piring, ketika diminta untuk dipindah ke piring sebelah ya jangan sampai ada yang tersisa!

Oh ya jangan lupa untuk meminta dan memastikan mereka untuk menghapus akun kita atau setidaknya mengganti password supaya nama baik kita makin terjamin bahwa kita bukan maling yang berniat mencuri informasi atau mengganggu sistem baru yang akan dibangun.

Dokumentasikan semua proses migrasi tersebut dalam bentuk tertulis. Karena meski sudah berusaha manis ke klien, kadang-kadang kalau kepepet, mantan klien bisa menggigit, dan kita bisa menangkisnya dengan bukti tertulis itu!

Cari klien lagi!

Klien

Setelah semuanya beres, tutup buku, arsipkan hal yang bisa kamu arsipkan dan? cari klien lagi!

Beres, kan?

Sebarluaskan!

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.