Dipupuk atau dipuk-puk?

24 Mar 2019 | Kabar Baik

Hari ini Yesus mengemukakan perumpamaan pohon ara.

Begini kataNya seperti dilukis Lukas,

Seorang mempunyai pohon ara yang tumbuh di kebun anggurnya, dan ia datang untuk mencari buah pada pohon itu, tetapi ia tidak menemukannya. Lalu ia berkata kepada pengurus kebun anggur itu: ?Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada pohon ara ini dan aku tidak menemukannya. Tebanglah pohon ini! Untuk apa ia hidup di tanah ini dengan percuma!?

Jawab orang itu: ?Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya, mungkin tahun depan ia berbuah; jika tidak, tebanglah dia!”

Pohon ara itu adalah kita.
Sebagaimana pohon diharapkan untuk berbuah, hidup kita di dunia ini tak untuk dihabiskan secara percuma! Hidup harus berbuah kebaikan bagi Tuhan dan sesama.

Pupuk

Aku tertarik untuk membahas tentang ?pupuk?. Dalam perumpamaan di atas, Yesus berkata bahwa si pengurus kebun anggur itu memberikan pupuk kepada pohon ara itu supaya berbuah. 

Dalam hidup, apakah ?pupuk? itu?

Aku pernah punya kawan yang pada awalnya tak pernah mau berpikir untuk berbagi pada sesama. Jangankan berbagi, untuk berkenalan dengan orang lain saja dihitung dari untung-ruginya. Kalau menguntungkan, ia mau kenalan, kalau tidak, pasang tampang tak acuh dan nggak mau kenal. Usut punya usut, hal itu berasal dari keluarganya.

Tapi sekitar tiga tahun kemudian, ketika aku kembali bertemu dengannya, perangainya beda betul! Ia jadi begitu ceria. Hangat pada sesama bahkan aktif dalam pelayanan baik dalam lingkup gereja maupun sosial kemasyarakatan.

Aku tertarik bertanya, apa yang membuatnya berubah?

Perubahan terjadi karena ia memiliki  kemauan untuk mendalami firman Allah dan terus tekun untuk mendekat kepadaNya. Hal itu mewujud dalam kesadaran bahwa hidup ini harus berbuah baik bagi Tuhan dan sesama. ?Dari situ gue belajar bahwa hidup ini nggak melulu antara gue dengan Tuhan tapi juga ada sesama yang harus dikasihi dan diperhatikan!?

Puk-puk

Firman Tuhan adalah ?pupuk? itu! Tapi adakah semua pohon yang dipupuk pasti akan berbuah? Tidak juga! Ada orang yang punya kecenderungan ketika dipupuk ia merasa seperti dipuk-puk.

Kalian tahu apa itu dipuk-puk?

Puk-puk adalah istilah urban yang artinya dininabobokkan. Banyak orang setelah mendapat firman Tuhan, ia merasa terhibur dan karena selalu ingin dihibur, ia malah terlena lalu lantas jadi seperti dininabobokkan seolah firman adalah bantal yang nyaman.

Padahal maksud Tuhan menyampaikan firman tentu tidak demikian. Firman Tuhan disampaikan supaya orang merasa nyaman untuk berbuat kebaikan bagi sesama dalam hidup ini.

Kita sudah dipupuk, mari berbuah!

Sydney, 24 Maret 2019

Sebarluaskan!

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.