• Skip to primary navigation
  • Skip to main content

Donny Verdian

superblogger indonesia

  • Depan
  • Tentang
  • Arsip Tulisan
  • Kontak

Diinterview Tunggonono

28 Januari 2009 27 Komentar

Dan dia datang kembali!
Sahabat lama merangkap bekas batur yang kerap menunggui malam-malam sepiku di bekas kantor dulu,
sekaligus preman ndeso yang kalau ngomong suka ngotot sampai urat di lehernya bisa berereksi sebesar jari kelingking dengan mata memerah marah…. ladies and gentlemen please welcome, Mr Tunggonono!

Yup, dia datang kemarin pagi, memecah keheninganku ketika tengah berkonsentrasi demi terlepasnya beberapa buah tinja di
lubang pembuangan.

“Halo, Bos… pripun kabarnya?”
Akupun terperanjat, “Eh… kowe tho, Nggon… so how is.. eh piye kabarmu?”
“Sae Bos.. wah si Bos katanya dah dapet kerjaan ya?”

Aku semangkin kaget lagi!
Tak menyangka bahwa dia masih juga membuka blog ini meski aku sudah bukan pula Bosnya.
Acara membuang tinja dan proses pencapaian keheningan itupun kutinggalkan.
Kupersilakan Tunggonono masuk ke ruang tamu dan duduk di sofa lalu ia mulai bertanya layaknya wartawan meng-interview artis ternama. O well, tentu Tunggonono menjadi wartawannya dan aku artisnya.

Tunggonono (T) : Sampeyan kerja dimana jhe, Bos ?
Donny Verdian (DV) : Oh, nama perusahaan nggak penting lah… tapi itu perusahaan holding management yang meng-internasional. Berbasis di Australia dan memiliki kantor cabang di London, Amsterdam, Singapore dan Hongkong. Bisnis intinya adalah finance information, mulai dari majalah sampai live information seperti harga saham dan currency melalui handphone dan pager.

T : Wuih sangar ik! Njuk sampeyan jadi apa di situ Bos?
DV : Yang pasti ndak jadi kayak kamu! Hehehehehe…. Nganu, aku jadi web designer dan merangkap jadi web developer.

T : Weh, nggak kreatif! Dari dulu kok jadi itu itu terus..!
DV : Yo ben! Biarin! Lha mau gimana lagi, yang bisa kujual dariku baru itu jhe. Nek mendadak kamu dengar aku jadi keple lanang rak yo kamu sendiri yang terkaget-kaget tho hehehehehe…

T : Trus kerjanya gimana? Brangkat kerja naik apa dan jam berapa ?
DV : Walah pitakonmu koyo pulisi wae! Kerjaku ya gitu, mulai dari drafting, meeting, designing, cutting, scripting, hosting, maintaining! Dan aku ngerjakannya semua sendirian!

T : Maksudnya, Bos ?
DV : Yupe, aku belum punya team. Jadi aku ngerjain semuanya lalu kulaporkan ke Bos ku tiap deadline datang.

T : Trus, kok pertanyaanku belum dijawab, Bos! Berangkat jam berapa dan naik apa ?
DV : Eh iya, lupa! Aku berangkat jam setengah tujuh pagi naik bis dari rumah ke City lalu dari City ganti bis ke tempat kerja. Aku masuk jam 8.30 pagi.

T : Weh kok risik! Lha nek gitu njuk bangunnya jam berapa ?
DV : Hehehehe, percoyo sukur ra percoyo ra popo… aku bangun jam LIMA PAGI!!!!

T : (tersedak.. terbatuk-batuk) Ah, tenannya! Si Bos ini ada-ada saja… Lha wong dulu jam 4 pagi aja baru mau tidur kok …
DV : Read the below line deh! Percoyo sukur.. ra percoyo ayo tawur!!

T : Alaaaah si Bos, emosinya masih teteuppp! Njuk itu teman kerja si Bos orang mana aja ?
DV : Kan kubilang di atas aku kerja sendirian, tapi bosku dan partner di divisi lain semua orang bule.. Bule pendatang dari Eropa dan bule Australia. Orang asia nya cuman dua orang, aku dan seorang lagi akuntan, dia orang China Mainland.

T : Weh ampuhhh.. berarti si Bos ngomongnya pake Bahasa Enggres dong!
DV : Yupe.. arep piye meneh! Lha mereka kuajak omong Bahasa Indonesia yo ora nyahut opo meneh nganggo boso walikan Jogja khas mBeji, yo tambah mumet!

T : Wah si Bos jauh-jauh ke Australia kok ya masih inget mBeji tho?
DV : Hehehehe, yo masih lah Nggon… walau gajiku dollar, tinggalku di Sydney tapi aku orang Indonesia, orang Jogja!

T : Jogja po Klaten ? Hahahaha ngaku-ngaku lho sampeyan ini…
DV : Ra sah cangkeman, Nggon! Hahahahhaa….. Klaten Jogja mung berjarak 30 kilo wae lho…

T : Nahhh, ngomong-omong soal gaji, pasti gede ya tho… hayo mbok ngaku Bos, berapa gajimu!
DV : Hushhh! Ra patut, ra elok… ra usah…!

T : Hahahahaha, si Bos jaga jarak sekarang! Lha trus dibandingkan dengan kerjaan yang dulu, enakan mana Bos ?
DV : Iki ra nyangkut gaji tho ?

T : Ora …
DV: Ok! Pada prinsipnya nggak ada yang lebih enak dan lebih nggak enak. Semuanya saling melengkapi. Ilmu dan pengalaman yang aku dapatkan di kantor tempatmu sekarang kerja itu migunani banget tumraping prakaryanku sing saiki!

T : Alahh si Bos ini njawabnya sok diplomatis banget! Mbok sing jujur!
DV : Lhoo itu udah jujur jhe! Kowe ki piye tho! Ini sudah jujur… Semua bagus. Kamu itu harusnya membayangkan bahwa sepanjang hidup ini seperti layaknya membangun jembatan. Kamu mulai dari ujung yang satu lalu pelan-pelan ke ujung lain sehingga setiap inchi dari apa yang sudah kamu bangun di belakang itu, semua sungguh saling mendukung dengan apa yang sedang dan akan kamu rampungkan, Nggon…

T : (manggut-manggut) Hmmm. gitu tho… lha njuk sampeyan tapi yang pasti udah nggak jadi Bos ya? Berarti sibuk banget?
DV : So far sih nggak… Aku pulang selalu sesuai kontrak, jam lima sore teett aku wes budhal bali. Ya paling di kerjaanku yang baru ini aku nggak bisa chatting dan browsing dan blogging sebebas dulu, katakanlah itu sebagai ketidakenakan, bolehlah… hehehe…

T : Halah.. tapi gajinya kan gede tho Bos…
DV : (tersenyum manis) … We lah, kowe kok nyangkutke soal gaji lagi tho ?

T : Ah si Bos ini kok cuma ditanyain gaji wae lho hehehehe…
DV : Ealah lha pentingmu ki opo jhe ?!? Ngaku gede gajiku ke kamu itu untuk apaaaa…? Opo yo nek ngaku ke kamu njuk aku bisa berubah jadi Spiderman ? (rodo ra nyambung)

T : Halah… si Bos kok malah mau jadi Spiderman juga.. Opo tumon!
DV : Yo ben!

T : Ayolah.. Bos.. Bos.. (mengembik) mbok ngaku…
DV : (melembut) Ah, udah lah…. ra penak Nggon… apalagi ini kan media blog.. media umum.. semua orang jadi tahu nanti… njuk ngira aku sombong dan nggak membumi lagi..

T : Ealahhh lha wong blog ya blog sampeyan sendiri lho… Ya wes, dibisiki saja, biar ndak ada yang denger!
DV : (terdiam… tercenung cukup lama lalu pelan-pelan memberi isyarat angka dengan menggunakan jari-jemari tangannya.) Segini Nggon kelipatannya…. Wes jelas ?

Tak ada jawaban dari Tunggonono. Pandang matanya nanar dan mulutnya plonga-plongo melihat jari tanganku yang masih kuacungkan itu.

“Nggon, are you ok?”
“Oh… ok. okkk… Yes.. ok, Bos!”

“Lha kenapa kamu kok tiba-tiba terdiam gitu?”
“Nganu, saya kok tiba-tiba jadi ngitung berapa jumlah gajimu sekarang, Bos!”
“Halah…. kamu ngga usah gitu, lha wong gajiku dulu aja kamu juga ngga tau tho..?!”

Akupun tertawa nggleges ….

Lalu tak lama kemudian, Tunggonono pamit pulang.
“Ya wes Bos! Saya tak pamit! Nanti malam saya mangsuk jaga malam jhe!”
“We lha, ini juga baru mau kubikinkan kopi jhe.. kamu itu kok tergesa-gesa….”
“Lha besok-besok maen lagi kalau ada kabar gembira…. hehehehe”
“Oh ya wes nek gitu, salam buat para bosmu dan teman-teman semua di sana ya… Salam dariku sebagai saudara jauh ya!” balasku.

Tunggonono mengangguk dan sekejap kemudian ia telah kuantar hingga ke ujung depan halaman rumah.

“Bos…”
“Ya, apalagi, Nggon?”
“Nganu… nek gitu sesuk saya juga nitip CV ke sampeyan, Bos!”
“CV? Curriculum Vitae maksudmu? Buat apa?” tanyaku.
“Hehehe iseng-iseng ngelamar sapa tahu bisa dapat yang lebih bagus di sini dan berlipat-lipat gajinya seperti si Bos tho…hehehehe”

Sekarang giliran aku yang plonga-plongo mendengar omongan Tunggonono sementara ia mulai melangkah pergi sambil tak juga menghabiskan tawanya.

Yang tersisa sekarang tinggal gelak tawa dan bayangannya yang semakin pupus ditelan jarak dan akhirnya lenyap ditelan kabut malam yang hingga sepagi itu belum juga dilibaskan oleh hari.

Sebarluaskan!

Ditempatkan di bawah: Aku, Tunggonono Ditag dengan:tunggonono

Tentang Donny Verdian

DV, Superblogger Indonesia. Ngeblog sejak Februari 2002, bertahan hingga kini. Baca profil selengkapnya di sini

Reader Interactions

Komentar

  1. Chandra mengatakan

    28 Januari 2009 pada 5:45 pm

    Cieeeeeeee…berlipat-lipat niy…uhuk uhuk…traktir dong…. ;p

    Balas
    • DV mengatakan

      28 Januari 2009 pada 5:45 pm

      Lipatan perut maksudnya ;)

      Balas
  2. Yoga mengatakan

    29 Januari 2009 pada 5:51 am

    Gaji pertama, rencananya untuk apa Don? :D

    Balas
    • DV mengatakan

      29 Januari 2009 pada 5:51 am

      Gaji pertama? Wah, ya untuk hidup hahaha.
      Ngga sih, gaji pertama untuk sepatu boot BALLY, membelikan tas dan sepatu istri, makan-makan dan menabungggg :)

      Balas
  3. goenoeng mengatakan

    29 Januari 2009 pada 7:31 pm

    whalah dab, aku kawit mau ngintak ngintik drijimu sing berkode ria karo Tunggonono, sayange kalingan karo awake Mr.T sing guedi.
    hidup ini layaknya membangun jembatan…filosofimu kok apik men, dab.

    Balas
    • DV mengatakan

      29 Januari 2009 pada 7:31 pm

      Hehehe lha iya mending kayak jembatan tho Kang ketimbang kayak mbuang tai.. nek mbuang tai kan berarti apa yang udah ada di belakang itu kita buang..:)
      Trimo mbangun jembatan.. :)

      Balas
  4. Angga mengatakan

    29 Januari 2009 pada 8:40 pm

    ayo ayo ayo ayo
    beranak pinak beranak pinak beranak pinak

    Balas
    • DV mengatakan

      29 Januari 2009 pada 8:40 pm

      Beranak penak wae Kang… hahaha

      Balas
  5. prameswari mengatakan

    29 Januari 2009 pada 5:17 pm

    Mr Tunggonono itu mbatur banget mas Don,bagus juga kalo dijadiin team kerja.
    hehehe. Eh selamat ya…. kesibukan baru…temen baru..
    G Walk? boleh? kapan mau ke Surabaya aja….

    Balas
  6. Chandra mengatakan

    29 Januari 2009 pada 5:32 pm

    Yoa! Gue dah bisa bayangin, perut lo pasti berlipat-lipat juga, secara gitu loh dah dapet gawe! ahahaha….
    Gue sepertinya bakal pindah ke Lalor Park…tapi, masih sepertinya…

    Balas
    • DV mengatakan

      29 Januari 2009 pada 5:32 pm

      Lalor Park itu mana yaks?
      Apartment apa unit? Apa rumah?
      Update info please!

      Balas
  7. mascayo mengatakan

    29 Januari 2009 pada 5:44 pm

    kerjaan sampeyan itu selalu membuahkan kesenangan luarbiasa yaa … apalagi kalau dah jadi. yang begini ini orang perfeksionis mesti kangelan, lha pengennya super sempurna jadina malah ndak kelar-kelar… ne kelar jadina malah sak onone. eh … denger-denger kata keponakanku di sydney, pajak disana juga gede ya? apa gaji sampeyan sih turah kanggo nabung?

    Balas
    • DV mengatakan

      29 Januari 2009 pada 5:44 pm

      Pajak di Sydney memang besar (aku kena 30%) tapi harga-harga barang di sini pun sangat bagus, jadi malah sebagian besar gajiku habis kusetorkan ke rekening tabungan di Bank.
      Sehari-hari praktis aku cuma butuh 20 dollar ongkos transport plus 5 dollar makan siang dan 5 dollar makan malam ..
      Selebihnya ditabung bung bung …

      Balas
  8. minanube mengatakan

    30 Januari 2009 pada 5:18 am

    halah3x…. iso wae heh5x… lucu pak.
    asyik jugah nih ya kerja di Aus :D

    Balas
  9. kris mengatakan

    29 Januari 2009 pada 7:34 pm

    wah, kulo nderek bungah nggih. sak meniko panjenengan sampun saged nyambut damel selaras kaliyan sing sampun disinau rumiyin. mugi-mugi pakaryan panjenengan migunani kangge tiyang kathah, lan saged mulyakaken Gusti.Berkah Dalem …

    Balas
    • DV mengatakan

      29 Januari 2009 pada 7:34 pm

      Maturnuwun Kris… matur sembah nuwun Gusti!

      Balas
  10. yessy muchtar mengatakan

    30 Januari 2009 pada 10:44 pm

    sepatu boot BALLY?
    wouw..you have an excellent taste Don…:)

    Balas
  11. sawali tuhusetya mengatakan

    30 Januari 2009 pada 2:08 pm

    wah, salut dg mas donny, meski sdh berada di tanah seberang, masih akrab juga dg mas tunggonono, preman kampung itu, hehehe …

    Balas
  12. Arie mengatakan

    31 Januari 2009 pada 10:02 am

    Oalllahhh… Nggon….nggon
    wakakakakakaka

    Balas
  13. Rafki RS mengatakan

    31 Januari 2009 pada 11:16 pm

    Wah dah dapat kerja rupanya di negeri orang. Asal jangan lupa aja ngirim devisa ke negeri sendiri ya Mas….:D

    Balas
  14. Ikkyu_san mengatakan

    1 Februari 2009 pada 9:11 am

    weleh lipatan perutmu emang sudah berapa Don?
    aku terpaksa harus meng-skip bagian yang berbahasa Jowo. ora mudheng

    Balas
    • DV mengatakan

      1 Februari 2009 pada 9:11 am

      Lipatan perutku belum seberapa, Mel :)

      Balas
  15. Lala mengatakan

    2 Februari 2009 pada 2:33 am

    Lah, katanya gaji pertama buat aku……
    *damn, kenapa waktu itu bukti ceting-nya ga aku dokumentasi ya? wakakakaka*

    Balas
    • DV mengatakan

      2 Februari 2009 pada 2:33 am

      Akan kukirim tapi syaratnya kan udah kutulis di komen blogmu yaitu kalau kamu mampu memenangkan hati si Da***l :)
      Hahahaha!

      Balas
  16. DM mengatakan

    3 Februari 2009 pada 3:15 am

    Si siapa, Don? Siapaaaa….?!!
    Hiiihhh!!!

    Balas
  17. edratna mengatakan

    3 Februari 2009 pada 5:33 pm

    Lagi kangen sama Tunggonono ya…kangen bikinan kopinya atau apa?
    Hubungan majikan dan bawahan yang akrab, dan tanpa sekat, memang menyenangkan….

    Balas
    • DV mengatakan

      3 Februari 2009 pada 5:33 pm

      Hehehe, Ibu….
      saya bukannya kangen tapi sedang menggunakan sosoknya untuk menjelaskan pekerjaan saya yang baru :)

      Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

  • Depan
  • Novena Tiga Salam Maria
  • Arsip Tulisan
  • Pengakuan
  • Privacy Policy
  • Kontak
This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish.Accept Reject Read More
Privacy & Cookies Policy

Privacy Overview

This website uses cookies to improve your experience while you navigate through the website. Out of these cookies, the cookies that are categorized as necessary are stored on your browser as they are essential for the working of basic functionalities of the website. We also use third-party cookies that help us analyze and understand how you use this website. These cookies will be stored in your browser only with your consent. You also have the option to opt-out of these cookies. But opting out of some of these cookies may have an effect on your browsing experience.
Necessary
Always Enabled
Necessary cookies are absolutely essential for the website to function properly. This category only includes cookies that ensures basic functionalities and security features of the website. These cookies do not store any personal information.
Non-necessary
Any cookies that may not be particularly necessary for the website to function and is used specifically to collect user personal data via analytics, ads, other embedded contents are termed as non-necessary cookies. It is mandatory to procure user consent prior to running these cookies on your website.
SAVE & ACCEPT