Harapanku terhadap SalingSilang untuk menjadi semacam ‘landasan’ bagi pergerakan social media di Indonesia besar sebenarnya. Diawaki oleh orang-orang yang menurutku punya kompetensi besar, aku berpikir bahwa sepertinya semua akan baik-baik saja sejak dirilis 2011 silam.
Namun seperti layaknya angin yang tak dapat diduga arah dan kuatnya, SalingSilang dan beberapa ‘situs keluarga’ nya harus kandas di awal tahun ini dan keterkejutanku tertuang dalam posting yang bisa kamu simak di link ini.
“Ah, usang atau tak usang rasanya akan ada yang bisa memetik manfaat!”
Berbagai macam isu pun mengikuti (dan beberapa mengawali karena aku sudah dengar desas-desusnya sejak akhir tahun lalu sebenarnya). Ada yang bilang SalingSilang ambruk karena beberapa punggawanya tak setia lalu meninggalkannya ketika mendapatkan tawaran lain yang lebih menggiurkan. Ada juga isu bahwa mereka tak berhasil menemukan sesuatu yang layak jual sehingga dilihat dari sisi investasi, SalingSilang tak sebesar gagasan awalnya.
Beruntunglah aku lantas mengenal sosok Didi Nugrahadi.
Ia adalah mantan CEO SalingSilang.Com yang juga menjadi salah satu yang membidani lahirnya situs berita legendaris Indonesia, DetikCom. Melalui Twitter, kami beberapa kali bertegur sapa tapi sepertinya baru beberapa hari yang lalu akhirnya aku memberanikan diri untuk mengirim sepotong direct message kepadanya perihal permintaan untuk wawancara.
“Tapi soal SalingSilang, Pak! Berani nggak buka-bukaan di blog saya?” tanyaku padanya.
Iapun meng-iya-kan dan selanjutnya komunikasi kami adakan lewat email. Dalam waktu beberapa menit diselingi time-out beberapa jam karena beliau ada meeting, materi interview ini kudapat. Di tengah-tengah wawancara sempat juga berpikir lalu gamang apa topik ini tak terlalu usang untuk diutarakan, tapi Pak Didi meyakinkan, “Ah, usang atau tak usang rasanya akan ada yang bisa memetik manfaat!” dan di titik itu, aku memutuskan untuk melanjutkan dan menayangkannya di sini karena setidaknya bagiku, apa yang diungkapkan pria yang kini jadi CEO Beritagar ini memang bermanfaat dan semoga demikian juga bagi kalian!
Pak, sebenarnya SalingSilang itu tutup karena apa?
Kami tidak berhasil membukukan penjualan sebesar yang kami rencanakan sehingga tidak bisa menutup biaya operasi.
Ada yang bilang SalingSilang itu tutup karena para pemimpinnya sudah benar-benar ‘saling-silang’ alias punya kepentingan sendiri-sendiri? Benarkah?
Hehehe…. Banyak yg bilang begitu tapi tidak seperti itu walau pada kenyataannya memang ada empat atau lima orang yang benar-benar pindah ke lembaga lain di luar tiga perusahaan baru paska SalingSilang.
Oh, tiga perusahaan lanjutan? Jadi SalingSilang masih berlanjut, Pak?
Sama sekali tidak bubar sebenarnya!
Secara umum di salingsilang ada tiga kegiatan utama;, pengembangan teknologi, pengolahan data dan konten dan offline. Ketiganya lalu kita pisahkan menjadi tiga badan usaha supaya lebih mudah dikelola. Tim Konten kemudian menjadi perusahaan media, Beritagar. Tim data menjadi Provetic dan tim IT menjadi Sebangsa. Nah, SDM yang ada di ketiga badan usaha itu sebagian besar masih SDM yang dulu ada di Salingsilang.
Pembubaran salingsilang.com ini konon juga membubarkan beberapa situs lainnya ya Pak? Apa saja?
Situs kami banyak, di antaranya adalah Politikana, ngerumpi, curipandang, bicarafilm, langsungenak, opojal dan lain-lain. Bukan pembubaran sebenarnya. Beberapa hiatus, namun database masih tersimpan. Beberapa yang lan (lain -red) pengelolaannya diserahkan kepada komunitas.
SalingSilang tutup tapi tidak bubar hanya berganti kulit namun semua pembelajaran yang sudah kami mulai, sekarang kami lanjutkan meskipun beda warung, hehehe….
Sebenarnya kembali ke masa awal pembentukan SalingSilang, konsep awalnya apa sih Pak?
Begini,
Di Tahun 2008, kami membayangkan skalabilitas dan untuk itu kami harus menggali ?insight? tentang Indonesia.
Insight 1, Partisipatif. Mulainya gelombang baru web 2.0 yang partisipatif. Dimulai dari blog, kami kemudian mencoba implementasikan dengan membangun dagdigdug.com, Politikana.com dll. Ternyata konsep itu berjalan.
Insight 2, Platform. Setelah jalan kami sadar ternyata tidak scalable, sehingga kami siapkan platform yang bisa berkembang cepat dan besar. Platform Salingsilang merupakan platform media sosial yang kami inginkan bisa berdampingan dengan platform media sosial lain seperti facebook, twitter, blog dan lain-lain.
Insight 3, Data. Agar kita mengerti apa yang terjadi di platform media sosial ini, kami mengumpulkan data (percakapan) dan statistik pada platform-platform ini. Di sini kami mengembangkan Sx Indeks (layanan data monitoring, analisa dan rekomendasi di media sosial untuk agensi dan brand).
Insight 4, Ekosistem. Perkembangan dilanjutkan dengan menghubungkan komunitas, brand, agency, media, PR agency dan user yang ternyata saling mendukung satu sama lain. Mereka ini berhubungan erat satu sama lain, dan harus maju bersama-sama.
Insight 5, mobile. Nah, disini kami hadir dengan Beritagar, sebuah platform media yang baru.
Selain itu, ada dua kegiatan utama yang kami lakukan sepanjang 2010 – 2012, yaitu on-line dan off-line. Berhentinya SalingSilang tidak membuat relasi off-line kami berhenti tapi malah tumbuh dan makin menarik.
SalingSilang tutup tapi tidak bubar hanya berganti kulit namun semua pembelajaran yang sudah kami mulai, sekarang kami lanjutkan meskipun beda warung, hehehe….
Relasi offline itu kalau bisa dijelaskan apa dan bagaimana interaksinya Pak?
Kegiatan offline kami banyak sekali.
Ada Obrolan langsat (Obsat), forum diskusi santai tentang apa saja yang asyik. Lalu Socmedfest atau Social Media Festival, yaitu reriungan komunitas yang kami lakukan sejak 2011. Sharing Keliling, kami keliling ke 14 kota di indonesia untuk sharing menulis kreatif, memotret dan bikin video menggunakan mobile phone dan kami juga aktif berjejaring dan menjalin relasi dengan teman-teman komunitas seperti Bike2Work, Gusdurian, Akber, IDberkebun dan lain-lain yang hingga sekarang masih berlanjut.
Sebenarnya, pelajaran terbesar dari ‘berhentinya’ SalingSilang itu apa Pak?
Pembelajaran yg menarik adalah berjejaring dan kolaborasi, on-line dan off-line. Ini jadi penting sekali untuk sekarang dan ke depan nanti. :)
namun masih ada brand yang KPI-nya jumlah fans di FB atau jumlah followers buzzer yang jutaan atau menjadi trending topic, padahal menurut saya, esensinya bukan itu.
Pertanyaan terakhir, beberapa orang memandang berhentinya SalingSilang kemarin itu tanda belum siapnya kaum industri social media Indonesia dalam berkompetisi. Benarkah?
Hahaha…..
Bukan berkompetisi antar penyedia layanan tapi industri secara keseluruhan belum siap. Contoh, meskipun sudah banyak yang memanfaatkan media sosial dengan baik dan benar namun masih ada brand yang KPI (Key Performance Indicators -red)-nya jumlah fans di FB atau jumlah followers buzzer yang jutaan atau menjadi trending topic, padahal menurut saya, esensinya bukan itu.
Perlu waktu satu atau dua tahun lagi untuk edukasi, hehehe :)
akhirnyaaaa, desas desusnya jadi terang juga :)
Jikalau di awal fokus pada suatu topik, saya pikir Saling-Silang masih akan berlanjut sampai sekarang. Kenang saja Politikana dan Ngerumpi yang peminatnya masih tergolong tinggi. Walaupun ya kalau begitu tidak pantas menyandang nama Saling-Silang. Sebab “Saling-Silang” di kehidupan nyata memang bikin ‘njelimet’ toh? hehehe.
NAMUN MASIH ADA BRAND YANG KPI-NYA JUMLAH FANS DI FB ATAU JUMLAH FOLLOWERS BUZZER YANG JUTAAN ATAU MENJADI TRENDING TOPIC, PADAHAL MENURUT SAYA, ESENSINYA BUKAN ITU. << Nah kan…iki mesti muncul dengan quote kepslok..hahahahaha…tapi menurutku dengan adanya baser justru itu menandakan bahwa industri social media di Indonesia sudah siap…siap untuk industri iklan dari yang konvensional, menuju nyerempet modern :P
Btw paman tyo kemana ya? Mendadak saya kehilangan beliau :(
Ayo merene kang,.. di Langsat.. ngopi-ngeteh..
Paman masih setia dengan ide-ide segarnya.. beberapa dituangkan di artikel Laporankhas beritagar :)
doakan taon depan hehehe
wawancara bagus.
hanya orang keren yang melihat ada banyak pelajaran dalam “kegagalan” sementara
thanks, om :)
pertanyaannya keren sehingga jawaban yg keluar juga ikut keren *kudos*
makasi ;)
Jadi tahu yang sebenarnya….
Semoga menjadi mafhum adanya …
Terdiam pas baca ini… Such a great honor to work with some of the best people in indonesia’s social media scene :’| good memories and experiences; a lovely family…
Apa boleh buat, nasib bergantung pada investor dan bisnis tidak bisa lebih lambat dari tenggat x)
Bagus laporan wawancaranya, thanks sudah mencatat cerita ini :)
Terima kasih wawancara asyiknya om Donny ini. Salam hangat dari langsat :)
mnrtku sih untuk sebuah startup sih yg pertama model bisnisnya hrs jelas, yang kedua AEnya hrs jago jualan .. tanpa kedua hal ini ya begitulah.
kedua hal ini lah yang aku liat gak ada di Saling Silang. Punya produk banyak dan bagus tp kl gak ada yang pakai atau beli ya sama saja, as simple as that
mungkin aku salah sbg org awam , tp kl kejadian yg sama terulang dari Saling Silang ke salah 1 usaha turunannya dengan model manajemen yg sama boleh jadi itu benar ^^
sbg orang awam saya melihat sebuah startup itu butuh 2 hal:
1. Model bisnis yang jelas
2. AE (bs siapapun dan bentuk apapun) yang jago jualan produk dari model bisnis tersebut
Kedua hal ini yang aku amati sepertinya tidak ada di Saling Silang. Produknya Saling SIlang boleh dibilang juara tetapi kalau tidak banyak yang pakai sama saja bohong (baca tdk menutupi ongkos produksi)
Boleh jadi aku salah, tetapi kalau ada salah 1 pecahan Saling Silang yg tdk berhasil krn manajemen yang hampir mirip dengan Saling Silang, boleh dibilang perkiraanku betul.
As simple as that *komen kurang teknis, maklum cm pengamat abal-abal* hihi
Ooalah, rasa penasaran sampai berjerawat akhirnya terjawab juga di wawancara ini :D
ternyata memang masalah di kapitalisasi yang nggak nutup yak hehehehe
Duh, padahal Salingsilang itu keren deh. Tapi memang tak ada salahnya gagal, karena kemudian bisa menjadi lebih baik, ya toh…. *mudah2an…
waktu konferense diriku pernah bertemu dengan pak Didi, sempat menceritakan strategy saling silang.com dan pernah saya tulis juga beliau diblogku. Kalau berdasarkan pengalaman yang diriku alami, memang cukup sulit untuk sukses di bisnis onlin di Indonesia. Dibutuhkan endurance yang sangat baik dari sisi uang, tekad dan team.
oh salingsilang itu bergelut di bisnis to? tak pikir semacam lembaga non-profit gitu..soale jenenge salingsilang owk..
mungkin namanya kurang pas kali untuk bisnis #eh.. :D
fengshui.. fengshui.. :)