Dewasa itu pilihan, tua itu? (belum) pasti

1 Mar 2018 | Kabar Baik

Pernah dengar istilah ini:

Dewasa itu pilihan, tua itu pasti?

Bagiku, istilah itu salah besar! Ada banyak kawan yang mati muda. Tua itu belum tentu dan belum pasti.

Lukas, dalam Kabar BaikNya hari in (Lukas 16:19-31) tak menjelaskan umur berapa si orang kaya itu mati. Tapi sepertinya, si orang kaya itu hingga kematiannya tak tahu apakah ia sudah cukup tua atau belum untuk bertobat. Seumur hidupnya dihabiskan untuk berfoya-foya serta berlimpah harta. Setelah mati dan dikirim ke neraka, ia menyesal kenapa waktu hidup takmengambil Jalan Tuhan.

Jalan Tuhan identik dengan kesunyian sementara keduniawian itu melenakan. Siapa yang tak ingin hidup nyaman? Gaji besar, jabatan tinggi, pesta pora dan bergelimang harta.

DV, kalau begitu apa kita tak boleh hidup nyaman? Apa kita tak boleh bergaji besar dan memiliki jabatan? Tak bisakah kita juga datang ke pesta teman atau saat kita ingin merayakan sesuatu, apakah Tuhan melarang kita untuk membuat pesta?

Bagiku boleh-boleh saja.? Justru hidup ini menurutku harus diperjuangkan supaya nyaman.

Aku jadi teringat peristiwa masa lalu. Dulu waktu masih tinggal di Jogja, tiap akhir pekan aku selalu pulang ke rumah orang tuaku naik bus antar-kota. Naiknya selalu bus kelas ekonomi karena toh Jogja – Klaten waktu itu (belum semacet sekarang sih?) hanya butuh waktu tak sampai sejam sekali jalan.

Namanya kelas ekonomi, kursi penumpang ya seadanya saja. Kalau pas ?adanya? bagus ya bagus, kalau pas ?adanya? buruk, sobek, ada kutu dan banyak bekas upil dimana-mana ya harus diterima saja.

Yang tak pernah jelek adalah kursi supir! Yang kuamati, kursi supir bus selalu lebih bagus dari kursi penumpang. Bantalannya lebih empuk dan sandarannya pun lebar.

Tapi menjadi sopir memang harus nyaman supaya bisa menjalankan tugasnya yang tak mudah, penuh konsentrasi dan perhitungan. Bayangkan kalau ia tak nyaman tentu membahayakan. Tapi sebaliknya, ketika kursi supir terlalu nyaman, barangkali lebih membahayakan karena bisa membuat ia mengantuk dan akhirnya malah tabrakan?

Dalam hidup juga demikian!

Kenyamanan ada supaya dijadikan alat dan sarana untuk mengerjakan kehendak-kehendakNya. Kenyamanan ada untuk memastikan bahwa hasil pelayanan kita bisa lebih bagus ketimbang saat kita tidak nyaman.

Yang jadi soal adalah, kadang kita terperangkap pada pola pikir ?Bagaimana supaya hidup jadi nyaman.? Hasilnya kita hanya fokus pada tingkat kenyamanan saja dan lupa tugas utama lalu tiba-tiba ujung umur kita sudah tiba.

Jadi?
Dewasa itu pilihan dan tua itu pasti? No! Dewasa itu pilihan, tua itu adalah keniscayaan. Yang pasti adalah bagaimana kita harus mengisi hidup ini dengan hal-hal berguna bagi Tuhan dan sesama menggunakan semua piranti yang diberikan Tuhan termasuk kenyamanan dan lama waktu hidup yang dipercayakan kepada kita.

Sydney, 1 Maret 2018

Sebarluaskan!

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.