Tanpa rasa malu, aku harus mengumumkan hal ini.
DBBC.Space, situs agregator blog khusus alumni SMA Kolese De Britto yang kurilis enam bulan lalu menemui paripurna hidupnya. Ia kubikin mati?setelah melalui pertimbangan masak.
Alasannya hanya satu dan tak ada yang lain; aku tak mampu mengatur waktu. Pekerjaan utama memadat, pekerjaan lain mengantri. Kerja sosial mengerubungi sementara waktu utamanya seharusnya kuhabiskan untuk orang-orang terkasih, keluargaku.
Di De Britto dulu aku diajarkan untuk berguna dan mengabdi bagi sesama demi kemuliaan Allah yang lebih besar. Untuk itu, aku mengartikannya sebagai tindakan membantu mereka yang kecil, lebih kecil hingga yang terkecil bukannya menghamba pada yang besar, lebih besar dan terbesar.
SMA Kolese De Britto dengan kumpulan alumninya sudah besar atau setidaknya ada banyak yang lebih kecil yang harus kubantu. Oleh karenanya tak adil kalau aku tetap mengelola DBBC.Space tapi menafikan permintaan tolong dari mereka yang memerlukan bantuan keahlianku.
Terima kasih banyak untuk mereka yang telah berpartisipasi dan semoga kita berjumpa lagi dalam kesempatan yang lain.
Oh ya, hampir kelupaan… Aku ingin mengklarifikasi bahwa tindakan penutupan ini bukan sensasi, ini manusiawi karena kelemahanku sebagai manusia.
Kukasih contoh apa itu sensasi..
Sensasi itu misalnya ada seorang punya niat untuk membuat sebuah agregator blog khusus alumni SMA yang ia cintai. Lantas ada seorang besar, sesama alumni yang menghubungi orang itu tadi. Rupanya ia, orang besar itu, ingin bertanya apa alasan orang itu membuka situs agregator. Di akhir pembicaraan, keduanya sepakat saling dukung dan malah si penghubung mengutarakan niatnya untuk memfasilitasi rilis situs tersebut dalam acara besar yang dikelolanya.
Tapi sayang, di hari yang ditentukan, perilisan situs itu tak pernah kejadian.
Secara sepihak, si penghubung membatalkan padahal orang tadi sudah terlanjur senang karena karyanya diapreasiasi.
Tak ada alasan pasti kenapa acara rilis itu dibatalkan, yang ada hanya menyalahkan “Si A itu malah kelamaan ngebahas korporasi tempatnya bekerja…Dia padahal sudah kami minta memugar situsmu!”
Lama waktu berselang, angin membisikkan kepada orang tadi bahwa sejatinya bukan karena Si A (yang ujug-ujug datang) yang salah tapi karena semuanya memang sudah diatur oleh si penghubung tadi. Para punggawa acara tak diperkenankan olehnya untuk merilis situs agregator itu karena takut dalam perkembangannya menjadi liar tak terkendali…
Nah!
Itu… Itu baru namanya sensasi. Manusiawi terkait kelemahan, sensasi terkait kesombongan dan jumawa…
0 Komentar