• Skip to primary navigation
  • Skip to main content

Donny Verdian

superblogger indonesia

  • Depan
  • Tentang
  • Arsip Tulisan
  • Kontak

Day Light Saving, Makanan Apa Itu?

20 Maret 2010 35 Komentar

Ungkapan tentang “Bersyukurlah Indonesia karena memiliki jam edar matahari yang relatif tetap dari pukul 6 pagi hingga 6 sore karena kita berada tepat di garis katulistiwa” baru kupahami benar justru setelah aku meninggalkan Indonesia.
Di Australia sini, lama edar matahari dalam satu harinya berbeda-beda tiap musim.?Polanya adalah demikian, dalam setahun jam edar matahari terpanjang adalah pada musim panas yang jatuh pada akhir tahun. Pada saat itu, matahari sudah terbit sekitar pukul 5 pagi dan baru tenggelam menjelang pukul setengah sepuluh malam.
Sementara itu, peredaran matahari paling singkat jatuh pada musim dingin sekitar pertengahan tahun.?Saat itu, matahari baru terbit sekitar pukul 9 pagi dan sudah tenggelam pukul 5 sore dengan catatan jika waktu dihitung tanpa dikurangi satu jam, tetap dalam masa day light saving seperti layaknya musim panas.
Nah! Day light saving? Makanan apa pula itu?
Pengertian yang agak formalnya silakan datang ke halaman wiki, tapi sepengertianku, day light saving itu intinya penyesuaian waktu yang ditetapkan oleh pemerintah dan wajib diikuti seluruh warga terkait dengan panjang-pendeknya waktu edar matahari.
Hampir semua wilayah yang terkena dampak sistem edar matahari yang berbeda-beda menerapkan sistem day light saving ini. Dan karena aku tinggal di Australia (negara bagian New South Wales) maka day light saving di sini hanya dibedakan satu jam (60 menit) makanya kutulis di atas bahwa pada musim dingin, matahari baru terbit sekitar pukul 9 pagi itu sama artinya dengan pukul 8 pagi ketika day light saving sudah berakhir demikian pula ketika kubilang bahwa matahari sudah tenggelam pukul 5 sore berarti pukul 4 sore ketika day light saving sudah berakhir.
Masih Bingung? Atau, tambah bingung?
Begini…?Setiap tahun, pemberlakukan ketetapan kapan day light saving dimulai dan diakhiri selalu dipublikasikan.?Ambil contoh, pada 2009 silam, day light saving dimulai pada 4 Oktober jam 02.00 am (pagi) dan diakhiri pada 4 April 2010 mendatang pada jam yang sama.
Dengan demikian, semua warga yang tinggal di daerah yang terkena dampak day light saving, pada tanggal 4 Oktober 2009 silam, ketika waktu menunjuk pukul 2 pagi, mereka harus menambahkan satu jam lebih cepat menjadi jam 3 pagi di semua jam (mulai dari arloji, jam dinding, jam weker, jam di komputer, jam di handphone dan jam-jam dimanapun). Sementara itu, ketika nanti tiba tanggal 4 April 2010 jam 2 pagi akan sama artinya dengan jam 1 pagi.
Lantas, kenapa sih harus ada day light saving??Alasannya macam-macam, akan tetapi, dari yang kutahu, kebijakan day light saving itu jelas terkait yang pertama pada jam edar matahari.
Kaitan yang kedua adalah pada jam efektif manusia untuk produktif bekerja. Hitungan gampangnya, manusia akan lebih produktif ketika hari terang oleh karenanya, penyesuaian day light saving kupikir adalah sebuah bentuk ‘pengertian’ pemerintah akan keterbatasan manusia itu sendiri.
Apa untung ruginya, kalau demikian?
Setiap manusia merasakan hal yang berbeda-beda, namun bagiku day light saving itu jelas sangat membantu untuk kita bisa tetap bekerja dengan maksimal pada setiap musim. Bayangkan jika tak ada aturan day light saving dan di musim dingin kita harus bangun jam 5 pagi untuk bersiap diri menuju kantor padahal suhu masih di bawah nol dan matahari baru muncul jam 9 pagi? Bayangkan pula jika kita harus pulang kerja jam 6 sore saat matahari telah tenggelam dua jam sebelumnya dan angin dingin bertiup di antara kabut yang semakin rendah?
Kerugian day light saving?
Bisa dibilang tidak ada kecuali bagi mereka yang malas untuk beradaptasi karena kuyakin tata aturan yang diberlakukan pada negara yang menganut sistem demokrasi itu ada untuk kebaikan bersama.

Sebarluaskan!

Ditempatkan di bawah: Australia, Cetusan Ditag dengan:day light saving

Tentang Donny Verdian

Donny Verdian born in Indonesia, 20 Dec 1977. He moved to Sydney, Australia in 2008. Donny is a songwriter, singer and musician. He's also known as Superblogger Indonesia.

Reader Interactions

Komentar

  1. Dewa Bantal mengatakan

    20 Maret 2010 pada 4:28 am

    Hehe, tapi walau di saving kayak apapun, waktu Summer time, sampe jam 8 malam juga matahari masih bersinar HUAHAHAHA
    Tapi berhubung aku nggak pernah terpengaruh dengan jetlag, jam biologis dan sebagainya sih, nggak terlalu berpengaruh bagiku (hidup seorang yang pernah bekerja shift tengah malam – siang :))

    Balas
    • Donny Verdian mengatakan

      22 Maret 2010 pada 12:57 pm

      Satu-satunya pengaruh adalah ketika Daylight saving dimulai.. tidur berkurang sejam, euy!

      Balas
  2. fekhi mengatakan

    20 Maret 2010 pada 12:07 pm

    Kalo aku day night saving ngaruh waktu ngitung jam news-news financial dari luar negeri hahaha… Kudu di-setting lagi, biar gak telat bacanya wkwkwkwk

    Balas
    • Donny Verdian mengatakan

      22 Maret 2010 pada 12:58 pm

      Iya, itu benar.. aku dulu juga begitu.. day light saving dulu berarti aku harus men set ulang waktu2 di server dengan komputer lokal hehehehe

      Balas
  3. vizon mengatakan

    20 Maret 2010 pada 12:19 pm

    hmmm… ini semakin menegaskan kalau Indonesia adalah tempat terbaik untuk ditinggali. yang jelas, gak perlu ribet dengan urusan pergantian musim dan perubahan jam siang/malam. hanya yang jadi masalah di sini adalah pengaturan waktu, yakni bagaimana agar jadwal yang telah ditetapkan dapat dijalankan dengan tepat (baca: tepat waktu)

    Balas
    • Donny Verdian mengatakan

      22 Maret 2010 pada 1:02 pm

      Bwakakakakakkakakakaka.. komentarmu JUARA!

      Balas
  4. Yessi mengatakan

    20 Maret 2010 pada 3:54 pm

    *mbayangke nak nang salatiga matahari tenggelam e jam setengah sepuluh wengi koyo opo yo? *

    Balas
    • Donny Verdian mengatakan

      22 Maret 2010 pada 1:03 pm

      Gampang… jam mu dicepetke wae tho.. :)

      Balas
      • Yessi mengatakan

        23 Maret 2010 pada 4:48 pm

        wakakakakkakaka…..ngkow bengi tak coba en yo :P

        Balas
  5. oglek mengatakan

    20 Maret 2010 pada 10:34 pm

    mumet aturannya.
    Ngomong2 soal tinggal di negara yang waktu edar mataharinya berubah-ubah kayak gitu ada susahnya lho. Misalnya saya kan orang Muslim, anggap saja saya tinggal di Finlandia. Coba bayangkan kalo masuk bulan puasa pas musim panas, puasanya dari jam 3 pagi ampe jam 12 malem. Apa nggak klenger tuh :D
    BTW saiki pasang iklan to dab?

    Balas
    • Donny Verdian mengatakan

      22 Maret 2010 pada 1:04 pm

      Betul!
      Makanya kalau lagi puasa dan pas summer di Eropa itu agak ngga terlalu bersahabat bagi saudara2 kaum muslim karena puasanya jadi luama banget..
      Iklan? He eh pho? Hahahaha

      Balas
  6. zee mengatakan

    20 Maret 2010 pada 10:07 pm

    Waktu saya dan suami ke Perth 3 th lalu, kami sempat bingung krn masuk toko jamnya beda2 semua. Lalu kemudian kita lihat brosur di hotel dan lgsg googling ttg day light saving. Kalau dipikir, memang itu salah satu bentuk concern pemerintah thd rakyatnya. So, bener katamu, bersyukurlah kita yg stay di Indonesia karena jam peredaran mataharinya tetap.

    Balas
    • Donny Verdian mengatakan

      22 Maret 2010 pada 1:03 pm

      Yup. betul… atau setidaknya bersyukurlah karena hingga saat ini pemerintah kita tidak menerapkan day light saving hehehe

      Balas
  7. delia mengatakan

    22 Maret 2010 pada 12:16 pm

    Makasih infonya…..
    bersyukur banget ya tinggal di Indonesia.. tp waktu kekalimantan sempat bingung juga krn ada perbedaan WITA dan WIB….
    apalagi di aussie sana yah…heheheh
    salam kenal :)

    Balas
    • Donny Verdian mengatakan

      22 Maret 2010 pada 1:05 pm

      Hehehehe…
      salam kenal Delia…
      Pengaturan waktu seharusnya terkait dengan lama edar matahari..
      Saya pernah ke Kalimantan, dan utamanya di Kalimantan barat, agak rancu karena jam edar mataharinya kurang lebih sama dengan yang di Jawa Tengah tapi jamnya sudah berlalu sejam setelah WIB :)

      Balas
  8. edratna mengatakan

    22 Maret 2010 pada 2:00 pm

    Sebetulnya Indonesia ada juga perbedaan nya, tapi tak signifikan…dari waktu sholat, jika kita muslim. Saat matahari di arah Selatan..maka siang agak lebih lama, sholat Magrib mendekati jam 6.30 wib untuk Jakarta…namun jika matahari dibelahan utara…maka sholat Magrib jam 17.45 wib…
    Karena dianggap tak terlalu signifikan…jam tak perlu diubah.
    Sempat saat tugas ke banda Aceh…Magrib baru menjelang jam 7 malam….

    Balas
    • Donny Verdian mengatakan

      23 Maret 2010 pada 5:07 pm

      Ya, betul Bu…
      Indonesia terasa lebih cepat redup saat matahari ada di tengah tahun.. mirip dengan Australia tapi lebih banyak selisihnya di Australia tinimbang di Indo

      Balas
  9. Ceritaeka mengatakan

    22 Maret 2010 pada 2:20 pm

    Senangnya gue tinggal di Indonesiaaaa! ;)
    eh gak ada day light saving ajah gue sering telat gara2 gak peduli jam :D
    kalo ada ini.. modar gue, mesti ngecek2…
    ini lg ada penyesuaian gak yah :D

    Balas
    • Donny Verdian mengatakan

      23 Maret 2010 pada 5:10 pm

      Yah, jadi pantas memang dikau hidup di Indo, nak hahah!

      Balas
  10. elia|bintang mengatakan

    22 Maret 2010 pada 2:44 pm

    wah seru juga yah.. sampe ada perubahan pola dlm bekerja. jadi pengen coba tinggal di sana :mrgreen:

    Balas
    • Donny Verdian mengatakan

      23 Maret 2010 pada 5:12 pm

      Kemari, Simbok diajak :)

      Balas
  11. Riris E mengatakan

    22 Maret 2010 pada 5:17 pm

    Aku jadi makin cinta sama Indonesia, meskipun di sini jg banyak sekali kekurangannya.

    Balas
    • Donny Verdian mengatakan

      23 Maret 2010 pada 5:12 pm

      Cinta harusnya tak memandang lebih kurangnya, Ris hehehe

      Balas
  12. lilliperry mengatakan

    22 Maret 2010 pada 9:27 pm

    wah, jadi bersyukur banget masih tinggal di Indonesia..
    walopun day light saving tidak dipakai di Indonesia, kita masih punya yang namanya jam karet.. :D

    Balas
    • Donny Verdian mengatakan

      23 Maret 2010 pada 5:13 pm

      Ya, betul hehehe

      Balas
  13. Susan Noerina mengatakan

    23 Maret 2010 pada 11:42 am

    I love Indonesia. Kalo di Sarawak sini mah Mas jamnya cuma beda 1 jam dengan di Kalbar (tempat mertua).

    Balas
    • Donny Verdian mengatakan

      23 Maret 2010 pada 5:14 pm

      O di Sarawak? Kuching or Miri?

      Balas
      • Susan Noerina mengatakan

        25 Maret 2010 pada 2:00 am

        Di Miri, Mas. Main atuh kapan2.

        Balas
  14. Arham mengatakan

    24 Maret 2010 pada 2:02 am

    Bersyukur sih ia, tapi sometimes pengen juga menetap lama disana. di Aussie mungkin
    btw
    Yang ini namanya edukasi yang rekomende nih.. Nais inpo lah.

    Balas
  15. nanaharmanto mengatakan

    24 Maret 2010 pada 3:02 am

    Wah, aku jadi makin ngerti istilah DLS ini…
    perjuangan hebat untuk penganut agama Muslim yang menjalankan ibadah puasa di sana pas musim panas ya, kan waktu puasanya jadi tambah panjang…

    Balas
  16. mamiodi mengatakan

    25 Maret 2010 pada 3:49 pm

    Aku engga suka day light saving untung diPerth dr tahun kemarin engga berlaku lagi krn penduduknya emoh kayanya toe.

    Balas
  17. film kristen mengatakan

    26 Maret 2010 pada 5:18 pm

    untung aku tinggal di goa, jadi gak ada masalah…hihihi…

    Balas
  18. Ria mengatakan

    8 April 2010 pada 11:51 am

    indonesia memang is the best!!!
    jadi inget temenku yang sekolah di negara empat musim mereka kebingungan untuk menyesuaikan waktu sholat. Mosok harus nunggu jam 12 malem untuk sholat isya…huhehehehehe…klo sih jam 12 malem udah tidur :P

    Balas
  19. asyam mengatakan

    16 Desember 2013 pada 3:02 pm

    wuih,,tambah mbingungi le moco artikele,,well rapopo lah sitik sitik ngerti,,intine le magkat kerjo karo muleh kerjo ngenteni srengengene muncul,nek muleh bareng karo unslupe srengenge,,bener ra,,

    Balas
    • DV mengatakan

      19 Desember 2013 pada 6:45 pm

      nerrr

      Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

  • Depan
  • Novena Tiga Salam Maria
  • Arsip Tulisan
  • Pengakuan
  • Privacy Policy
  • Kontak
This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish.Accept Reject Read More
Privacy & Cookies Policy

Privacy Overview

This website uses cookies to improve your experience while you navigate through the website. Out of these cookies, the cookies that are categorized as necessary are stored on your browser as they are essential for the working of basic functionalities of the website. We also use third-party cookies that help us analyze and understand how you use this website. These cookies will be stored in your browser only with your consent. You also have the option to opt-out of these cookies. But opting out of some of these cookies may have an effect on your browsing experience.
Necessary
Always Enabled
Necessary cookies are absolutely essential for the website to function properly. This category only includes cookies that ensures basic functionalities and security features of the website. These cookies do not store any personal information.
Non-necessary
Any cookies that may not be particularly necessary for the website to function and is used specifically to collect user personal data via analytics, ads, other embedded contents are termed as non-necessary cookies. It is mandatory to procure user consent prior to running these cookies on your website.
SAVE & ACCEPT