Cloud/online storage

2 Jul 2012 | Cetusan, Digital

Tiba-tiba saja aku teringat percakapan yang terjadi sekitar 27 tahun silam antara aku dengan Eyang Putriku.

Ketika itu aku masih duduk di bangku kelas 1 SD dan Papa mulai mengenalkanku pada pola menabung di bank sementara Eyang Putri masih keukeuh bahwa menabung di celengan itu lebih melegakan.

“Lho, kenapa kok begitu, Eyang?”
“Kamu percaya sama Bank? Kalau uangnya hilang gimana?”

Tapi untunglah Papaku yang waktu itu memang bekerja di bank mampu menenangkan hati ibu mertuanya itu lantas akupun terbiasa menabung di bank dan melupakan niat untuk membeli pengganti celengan baru yang?terbuat dari tanah liat setiap yang lama telah penuh digunakan.

Percakapan yang memiliki pola yang sama terjadi lagi sekitar 20 tahun silam.?Lagi-lagi, Papaku yang mulai memperkenalkan untuk menyimpan segala bentuk data dalam bentuk disket.?Bedanya, bukan eyang putriku yang menentangnya tapi teman sekelompok belajarku.

“Don, mana laporan praktikum kita?” tanya temanku pada sebuah sore.
“Ini!” jawabku sambil menunjukkan disket berukuran 5 1/4 inch yang waktu itu menjadi media penyimpan kelas wahid.

“Hah? Mana? Itu kan disket?!” temanku gusar karena tahu deadline tinggal beberapa saat lagi.

“Tenang, Broer!” Lalu aku pun mencetak laporan itu dan lenyaplah kegusarannya meski ia masih terus menggerutu, “Lain kali jangan pakai disket! Kamu percaya kalau ia mampu menyimpan data-data kita?!”

Dan pola percakapan yang sama terjadi lagi sekitar dua bulan silam.?Kali itu tentu tak melibatkan Papaku yang telah berpulang tahun lalu. Tak pula ada teman belajarku yang kini telah jadi bankir di Jakarta (dan tentu sudah lebih percaya pada ‘disket’) dan bukan pula dengan?Eyang putriku yang kini sudah 80-an tahun usianya, menikmati hari tuanya dengan mendengarkan siaran wayang dan merenda di Klaten sana.

Percakapan ini hanya melibatkan diriku dan egoku sendiri.

Perkaranya adalah soal online storage.
Kalian yang tak tahu apa itu online storage, semoga bisa kujelaskan secara singkat di sini.

Online storage adalah sarana untuk menyimpan data kita di sebuah tempat yang tak harus selokasi dengan kita dan untuk mengaksesnya kita perlu terkoneksi dalam sebuah jaringan, kebanyakan lewat internet.

Menariknya, meski tak mencakup keseluruhan definisi, tapi istilah ‘online storage’ telah memiliki padanan arti yang lebih manusiawi dan tak terlampau teknis setelah munculnya kata ‘cloud’.

“Yang bisa kita lakukan hanyalah sebisa mungkin menahan segala sesuatunya lebih lama dan lebih aman dari yang tidak aman; demikian terus-menerus.”

Nah, sebagai orang yang lahir dan besar di era ?nyata? dimana semua hal harus bisa disentuh dan diraba, aku merasa enggan untuk beralih dari media penyimpan hard disk, flash disk maupun CD/DVD RW.?Bagiku mempercayakan hal penting ke sebuah hal yang tak bisa dipandang secara langsung dan ‘dipegang’ adalah sesuatu yang mengkhawatirkan.

?Bagaimana kalau suatu waktu perusahaan penyedia online storage bubar atau tempat penyimpanan datanya mengalami gempa dan mereka tak punya back up?? tanya ‘ego’-ku.

Tapi toh akhirnya aku harus meyakinkan diriku untuk memilih cloud computing sebagai solusi terbaik penyimpanan data saat ini. Alasannya, penggunaan hard disk baik itu internal maupun external,?flash disk dan keping-keping CD/DVD tak ergonomis dan ekonomis lagi mengingat semakin banyaknya data yang harus kusimpan dibandingkan dengan harga yang meski makin murah secara nominal, tapi jika dibandingkan?dengan ongkos sewa cloud per byte nya tetap jauh lebih mahal!

Belum lagi pertimbangan lingkungan hidup pun harus dimasukkan dalam perhitungan. Semakin banyak media penyimpan yang kita beli secara fisik akan semakin membutuhkan sumber daya alam ketika membuatnya dan?menghancurkannya atau mendaurulangnya, jika bisa didaur ulang tentu saja…

Lagipula, kalau yang dijadikan pertimbangan adalah sisi keamanan, mana ada tempat yang benar-benar aman di dunia ini?

“Bagaimana kalau ketika kamu jalan tiba-tiba entah itu hard disk atau flash disk atau CD/DVD mu jatuh dan terlindas mobil atau basah terkena air sehingga tak bisa terpakai sama sekali? Bukankah datamu juga akan hilang?begitu saja?” balasku ke ‘ego’ ku tadi.

Lalu, ‘ia’ pun terdiam.

Tak ada satu tempat pun yang benar-benar aman di dunia ini selama ia berada dalam frame ketidakabadian.?Sepenting-pentingnya data, ia akan lenyap ketika harus musnah, seaman-amannya tempat penyimpan ketika harus menjadi tak aman maka itu pulalah yang terjadi.

Yang bisa kita lakukan hanyalah sebisa mungkin menahan segala sesuatunya lebih lama dan lebih aman dari yang tidak aman; demikian terus-menerus.?Sayangnya, untuk mempertahankan sifat ‘lebih’ adalah sesuatu yang berdinamika dan berkelanjutan hingga hidup ini mencapai kesudahannya

Tinggal pilihan kita untuk mau melanjutkan atau memilih berdiam pada satu fase; sesuatu yang kalian harus terima jika orang lain?yang sealiran denganku akan menyebut kalian sebagai, “PEMALAS!”

Sebarluaskan!

17 Komentar

  1. Data yang terpenting bagi saya saat ini adalah file-file foto pribadi yang jumlah cukup banyak. Sementara ini saya masih menggunakan media hardisk untuk menyimpannya. Saya gunakan hardisk external dan hardisk komputer di kantor, isinya saya buat sama. Perhitungan saya, kecil kemungkinan keduanya rusak secara bersamaan. Dan ketika salah satu rusak atau hilang, saya akan segera membuat backup-nya lagi, begitu seterusnya. Agak repot sih, tp itu yang bisa saya lakukan untuk saat ini.

    Balas
    • bermanfaat om,,, wajib coba nih

      Balas
  2. kupikir sekilas tentang soundcloud….. aku ragu menyimpan music di online storage, krn takut terkena hak cipta… Jepang ketat sekali soal itu.
    Ya kita harus terus maju dan memikirkan alternatif penyimpanan yang lebih tahan…setidaknya selama kita hidup

    Balas
  3. saya juga pake nih don… baik google drive atau apple iCloudnya…. flexible buat backup file file penting ok juga loh….

    Balas
  4. Sudah 3 tahun terakhir ini aku mempercayakan penyimpanan file yang super duper penting di dropbox dan google drive (dulunya docs). Aku lebih percaya online storage daripada harddisk/flashdisk karena pengalaman aja sih beberapa kali flashdisk ilang dan HDD rusak.

    Balas
  5. Pada suatu malam, ada telepon dari seorang teman. Ternyata ia mengabarkan bahwa harddisknya rusak dan file skripsi yang hampir selesai hilang semua……dieeeeng!
    Dia kemudian datang ke kontrakan kami dan terpaksa aku harus menemaninya minum whiski
    Nah…..semenjak itu…..aku menyimpan file project yang tengah digarap……dulu backup hardisk….sekarang menggunakan dropbox.
    Tapi file-file lain masih enjoy di hardisk…

    Balas
  6. Iya betul juga ya mas, emang gak ada yg benar-benar aman di dunia in., Dan tentunya juga gak ada yg abadi

    Tapi aku masih belum nyoba cloud online sih, mungkin nantiii~

    Balas
  7. Kalau saya,… antara cloud dan penyimpanan fisik ngga ada bedanya. Cloud juga tak menjamin, sama seperti media penyimpanan pribadi. Ini cuma masalah tehnis, smua hal punya kekurangan tho?

    Dan saya paling percaya, dan sangat percaya, media penyimpanan yang tak bisa hilang,… hanya dikepala :D

    Balas
  8. Kalo saya menggunakan kedua media penyimpanan tersebut mas, harddisk dan dropbox..

    baik itu file yang penting maupun agak gak terlalu penting..

    Balas
  9. Aku juga pakai Online Storage, tapi masih pakai Docs Google saja.
    Ada suggest untuk storage foto apa ya yang bagus dan enak ngatur2nya?

    Balas
  10. Kalau aku sih biasanya backup dengan menyimpan copy file di tempat yang lain. Kalau ada apa-apa jadi masih ada cadangannya..

    Balas
  11. Aku selalu menyimpan back up nya Don…berbagai media, karena flash dish bisa hilang, atau kena virus…dan semakin besar isi flash dish, cari nya sekarang suka bingung…duhh…

    Balas
  12. permasalahannya di pontianak saja misalnya.. internet bukan barang mewah yg ada dipenjuru tempat.. kalau ngerjain di rumah dan rumah gak ada internet gimana toh?

    Balas
  13. karena kerjaan sudah cloud computing juga jd skrg keknya hrs mulai memindahkan semua data ke cloud computing juga hehehe

    Balas
  14. setuju, tidak ada yang benar benar aman, jangan dikata CD kita jatuh terlindas truk, yang masih aman di lemari pun ternyata back up file berupa CD CD waktu kuliah dulu 10 tahun yang lalu sebagian besar sudah tidak bisa kita buka lagi, padahal CD nya masih mulus lus…

    Balas
  15. pake cloud itu berbahaya!! bayangkan kalo hujan!!

    Balas

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.